01

633 77 4
                                        

Saat ini jam sudah menunjukan pukul sebelas malam tetapi pria manis itu masih saja betah membuka kedua matanya, dirinya menunggu kedatangan suaminya yang masih saja belum tiba di kediaman mereka. Dirinya sebenarnya khawatir dengan Mingyu, apakah suaminya itu sudah mengiri perutnya atau bahkan tidak ingat untuk makan sama sekali. Wonwoo sudah beberapa kali menghubungi Mingyu tetapi tidak mendapatkan jawaban. Hingga jarum jam menunjukan pukul dua malam barulah Wonwoo bisa merasa lega ketika mendengar suara deru mesin mobil Mingyu terparkir di garasi rumah mereka, dengan langkah tergesa Wonwoo berjalan menghampiri suaminya dan tersenyum, meski dirinya harus lagi-lagi menerima kekecewaan dari suaminya itu.

"Mengapa kau pulang larut sekali? Apa pekerjaanmu sangat banyak?" Tanya Wonwoo sambil berjalan menghampiri suaminya yang baru saja membuka pintu mobilnya. Wonwoo tetap tersenyum meski dirinya menerima wajah ketus serta dingin Mingyu.

"Kau akan langsung tidur atau kau ingin makan terlebih dahulu? Aku sudah memasakanmu makan malam, tapi sepertinya sudah dingin aku akan menghangatkannya lagi jika kau mau?"

Mingyu menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya untuk menghadap Wonwoo. "Bisakah kau tutup mulutmu? Kepalaku sakit mendengar semua celotehanmu." Setelah mengatakan itu Mingyu berjalan meninggalkan Wonwoo yang masih terdiam mematung di tempatnya. Wonwoo tersenyum miris ketika menyadari jika lelaki yang kini berstatus menjadi suaminya itu tidak akan pernah mencintainya.

Dan malam ini berakhir dengan Wonwoo yang tidak tidur sama sekali, dirinya terus memikirkan bagaimana cara agar Mingyu bisa berubah dan bersikap manis kepadanya. Namun sepertinya Wonwoo terlalu berharap lebih karena dirinya menyadari jika pernikahan yang ia dan Mingyu gelar tidak akan berakhir bahagia seperti di kebanyakan novel yang ia baca.

"Seharusnya kau sadar, Mingyu menikahimu karena terpaksa, Dia tidak akan pernah melirikmu sama sekali. tetapi kau terlalu berharap lebih. Ingatlah jika tidak semua kisah cinta akan berakhir dengan bahagia." Monolog Wonwoo sambil menatap terangnya bulan dan bintang yang menghiasi langit malam.

Keesokan harinya Wonwoo bangun terlambat, karena dirinya baru bisa memejamkan kedua matanya tepat pada pukul lima pagi, dan kini dirinya baru saja bangun saat jam yang berada di dinding kamarnya menunjukan pukul sepuluh. Dengan terburu-buru Wonwoo berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan. Namun dirinya sepertinya lupa karena di rumah tersebut hanya ada dirinya, lalu kemanakah Mingyu? Mingyu sendiri telah pergi menuju rumah orang tuanya tanpa mengajak bahkan berpamitan kepada Wonwoo. Dan pagi ini Wonwoo berakhir memakan makanan yang telah ia buat sendiri, tanpa ditemani siapa pun.

Wonwoo melakukan pekerjaan di rumah seperti biasa, membersihkan rumah, menyiram tanaman bahkan sesekali dirinya menanam beberapa macam bunga yang menghiasi taman kecil di belakang rumahnya. Itulah hal yang dilakukan Wonwoo sehari-hari, tidak ada yang dapat ia lakukan. Dirinya duduk di bangku taman belakang rumahnya sambil memandang layar ponselnya yang terdapat foto pernikahan dirinya dengan Mingyu beberapa bulan yang lalu. Namun tidak lama kemudian dirinya mendapatkan pesan dari temannya yaitu Soonyoung yang mengajaknya untuk bertemu, namun Wonwoo membalasnya dengan tolakan karena dirinya ingin menyiapkan makanan istimewa untuk Mingyu saat dirinya pulang dari rumah kedua orang tuanya.

Wonwoo melangkahkan kedua kakinya menuju dapur, mengambil beberapa bahan serta alat memasak yang akan ia gunakan, namun dirinya lupa jika dirinya belum menanyakan kepada Mingyu jika dirinya akan pulang atau menginap. Dan hingga malam hari tiba Wonwoo belum juga mendapatkan balasan dari Mingyu.

Wonwo menghembuskan nafasnya berat ketika makanan yang telah ia sediakan kembali tidak tersentuh sama sekali. "Ini semua salahku karena telat memberitahu Mingyu.."




Damaged; Meanie [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang