Awal Mula Petaka

16 5 2
                                    

Pagi ini, aku mengajak Kak Citra berjalan-jalan santai menyelusuri kota, aku masuk ke kamarnya, dan melihat dia masih tertidur di ranjang miliknya.

"Kak Citra ... bangun, Kak! Ayo jalan pagi ...."

"Kakak masih ngantuk, bentar lagi, ya ...," jawab Kak Citra lalu menarik selimut dan kembali menutupi seluruh tubuhnya.

Aku menarik selimut yang menutupi tubuh Kak Citra sambil terus menggodanya agar dia bangun.

"Udaranya lagi bagus dan segar, Kak, sayang kalau dilewati begitu aja, ayo! Bangun!" ujarku, lalu melipat selimut Kak Citra.

"Nara!"

Kak Citra duduk di ranjang sambil memanyunkan bibirnya, aku hanya cengar-cengir di depannya sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Tunggu bentar, kakak sikat gigi dulu."

Dia beranjak dari ranjangnya lalu berlari ke kamar mandi.

Kak Citra memang gadis yang sangat peduli dengan penampilannya. Ia tak ingin terlihat kacau saat harus berjalan di luaran rumah.

Hanya berkeliling taman yang dekat komplek rumah pun dia akan berdandan secantik mungkin, ia memutar badan memantaskan diri di depan cermin, setelah merasa penampilannya paripurna. Ia pun bergegas menemuiku yang sedari tadi menunggu di kamarnya.

Kami pun berlari kecil menuju tamann, aku dan Citra melakukan latihan pemanasan dengan meregangkan tangan dan meloncat-loncat ringan, kami terlihat kompak dan akan selalu tersenyum riang.

"Kak, lomba lari yuk!" ajakku.

"Siapa takut, ayo!"

Kami pun berlomba lari, aku kalah cepat dari Kak Citra.

Dia berlari dengan cara mundur. Saat dia hendak meledek aku karena kalah cepat darinya, Kak Citra menubruk seseorang yang kebetulan melakukan hal yang sama dengannya.

"Kak Citra!" Aku berlari mendekatinya, dan membantu dia berdiri.

"Ma ... maaf," ucap pemuda yang menubruk Kak Citra, pria tampan itu pun ikut membantu Kak Citra berdiri.

"Ada yang sakit, tidak?"

"Enggak," jawab Kak Citra.

"Kenalin aku, Irfan."

"Citra, dan ini adik aku Kinara, sudah ya ... kita pergi dulu. Yok, Dek, " ajak Kak Citra.

Kak Citra ini orangnya yang lumayan judes setiap menghadapi lelaki. Dia tak mudah didekati, sikapnya itu yang membuat banyak lelaki takut padanya bahkan padaku, jika mereka mengetahui aku adik dari Kak Citra.

❤FahrianiSyahputri❤

Namun, sikap Kak Citra kini jauh berbeda, dia tidak seperti yang aku kenal dulu. Hal itu dimulai sejak kedekatannya dan Irfan.

Perkenalan berlanjut hingga akhirnya mereka dekat, dan memutuskan untuk menjalin satu hubungan pernikahaan.
Entah hal apa, yang membuat keduanya begitu cepat melakukan acara sakral itu.

Kak Citra menganggap Irfan adalah pemuda yang baik dan seorang pekerja keras. Namun, tidak dengan kenyataan yang sebenarnya, lelaki itu tidak lebih dari seorang penjahat kelamin, yang suka bergonta-ganti pasangan, bahkan aku juga sering mendapat rayuannya untuk dijadikan korban nafsu bejatnya.

Aku ingin sekali mengatakan kepada Kak Citra, bahwa Irfan bukanlah lelaki yang baik. Namun, hal ini selalu saja memicu terjadi pertengkaran di antara kami.

Kak Citra menganggap aku menyukai Irfan, dan ingin merebut suaminya.

❤ FahrianiSyahputri❤

Konflik semakin menjadi memanas, ketika Ayah meninggal secara tiba-tiba karena kecelakaan saat mengantar aku bekerja. Kak Citra menuduh aku penyebab dari semuanya musibah ini.

BUKAN WANITA PENDOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang