Namaku (L/n) (Y/n). Aku bersekolah di SMK Jujutsu Tokyo Metropolitan. Saat ini aku masih kelas 1 dan hanya ada 2 orang murid saat ini.
Aku suka sekali berkeliling Tokyo. Jadi, aku jarang berkumpul dengan yang lainnya. Aku lebih sering tinggal di sebuah apartemen dan sering bertemu dengan para Noroi (kutukan).
Iya! Noroi (kutukan), makhluk gaib yang terbuat dari energi terkutuk, makhluk ini dihasilkan dari emosi negatif, seperti kebencian, ketakutan, dan kecemburuan. Sangat mengerikan bukan? Bentuknya juga aneh. Membuatku jijik ketika melihatnya.
Dan juga biasanya kutukan hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu. Menarik bukan? Aku salah satunya dan aku pun menjadi Shaman (penyihir) yang akan membasmi kutukan.
Seseorang yang membuatku menjadi penyihir adalah seseorang yang telah menyelamatkan nyawaku dan juga nasibku. Aku pun berguru padanya sejak umurku masih 7 tahun.
Orang itu terkadang membuatku geram dan rasanya ingin kulempar ke samudra. Tapi dia guruku. Mana mungkin aku durhaka padanya. Nanti aku kena karma.
Saat ini aku tinggal di sebuah apartemen, sendiri. Ya, karena aku sudah memutuskan untuk mandiri dan tidak mengandalkan guruku.
Gojo Satoru namanya.Dia memperlakukanku layaknya seorang bocah SD. Hanya karena aku kecil. Iya..
Makanya aku menjauh darinya dan menegaskannya kalau aku ingin hidup mandiri.
"hah.... persediaan makananku sudah menipis....aku harus belanja nih." Gumamku.
Aku pun beranjak pergi menuju supermarket terdekat.
Jangan tanya uangnya dapat darimana. Kau tau kan aku ini siapa...iya dukun...hasil ngedukun uangnya. GAKLAH AKU CUMA BERCANDA KOK. Ya pokoknya ada deh! Aku malas menjelaskannya.
Hari sudah menjelang malam dan aku sedang menuju apartemen ku.
"......bau kutukan...." Gumamku dan menghentikan langkah kakiku.
Mataku menelusuri sekitar dan tidak mendapati apapun.
".........."
*CRASH*
Aku menghindari serangan tiba-tiba dari kutukan tersebut. Dia menyerangku dari atas, reflek aku langsung menghindar dan langsung menebasnya.
"hampiiiir saja...fueeeh."
'Kenapa sepi sekali sih? Padahal ini kan Tokyo...harusnya ramai...' ucapku dalam hati.
Aku pun lanjut berjalan menuju apartemenku.
Sesampainya di sana aku langsung memasak untuk makan malam.
".........."
Tiba-tiba saja aku kembali mengingat masa laluku.
"(Y/n)! Turunlah! Makan malam sudah siap!"
"Asiiik!! Ibu masak apa malam ini?"
"Hmmmm apa yah?...."
"Hihihi... Waaah makanan kesukaanku! Terima kasih bu! Aku menyayangimu!"
Mataku mulai berkaca-kaca. Tak kuat menahannya aku pun menangis.
Kalau mengingat masa lalu itu, rasanya sakit. Sangat menyakitkan.Aku jadi kangen ibu..
Masakannya....
Kasih sayangnya....
Senyumannya.....
Aku sangat menyayanginya....Apakah suatu hari nanti aku akan bertemu dengannya?
"Ibu....aku mulai mandiri lho....aku memasak makanan kesukaanku sendiri....walau rasanya berbeda dengan masakanmu....aku rindu padamu...aku rindu masakanmu....kenapa kau harus pergi meninggalkanku di usiaku yang masih kecil?......Aku tau ini bukan salahmu..... tapi.....rasanya sangat tidak adil...."
" Itadakimasu (selamat makan).."
Bibirku bergetar..begitupun dengan tubuhku. Tanganku bahkan tidak bisa menyendoki makanannya.
" Nande (kenapa)......tidak....aku tidak boleh menyimpan rasa dendam....aku harus bisa menghilangkannya...walau rasanya sulit......."
Dengan terpaksa aku makan dengan lahap dan menghabiskannya.
Hari ini....seperti biasa.
Hari berjalan dengan baik dan lancar.
' Sepertinya aku harus kembali ke sekolahku......'
"Selamat malam Tokyo...."
[Tbc]
|
|_______________________________________
_______________________________________Maaf baru buat ff lagi soalnya mumpung libur XD + mumpung otak lagi jalan XD
TeeheeMohon koreksinya wahai para readers-chan
Karena Itchi tidak baca manganya~
+ Itchi mau buat alur ceritanya berbeda dengan animenya~ jadi free spoiler~ kalau rada aneh jadinya gpp yak?? XDHave a nice day 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
『Attention 』[Inumaki Toge x Reader]
FanfictionApa jadinya kau yang hanya murid biasa menjadi luar biasa? Seseorang mengubah nasib hidupmu yang gelap...suram...dan keputusasaan menjadi hangat...terang...dan berkeluarga. Kau sangat bersyukur bisa dipertemukan olehnya dan yang lainnya. Tanpa oran...