05

439 61 136
                                    

SELAMAT MEMBACA



















"Kalau emang lo nggak salah, seharusnya lo berani menghadapi tuduhan itu bukan kaya gini," ujar Ten.

"Jadi..." Lucas menatap takut pada Ten. "lo lihat gue?"

Ten melirik Xiaojun yang terdiam kemudian menatap Lucas.

"Lo mau bicara berdua, apa biar di denger dia?" tanya Ten sambil menunjuk Xiaojun dengan dagunya. "kalau Hendery yang nusuk lo,"

Xiaojun yang menangkap sinyal tak suka dari Ten kemudian bangkit dan pergi dengan sewot dari UKS.

"Dasar... Coba aja malam itu dia nggak ada," gumam Xiaojun yang tak suka.

"Jun," Hendery memanggil Xiaojun yang menutup pintu UKS.

"Hai, sejak kapan di situ?" sapa Xiaojun.

Hendery tak menjawab dan hanya menatap anak itu.

"Kamu berantem sama Ten?" tanya Hendery.

"Eh... Eum.. Enggak," jawab Xiaojun sambil tersenyum.

"Oh... Kirain kamu berantem sama dia, soalnya aku lihat kamu sama Ten agak gimana gitu," ujar Hendery.

"Enggak kok... Ngantin yuk, laper.." ajak Xiaojun sambil memeluk lengan Hendery.

––––––––––––





"Hah! Kasus Yangyang di tutup?!"

"Eh yang bener?"

"Iya anjir, kalian nggak pada ngerasa aneh gitu? Masa iya belum ada satu minggu udah di tutup aja,"

"Nyogok kali pembunuhnya..."

"Mungkin iya sih... Lihat aja coba kalau si pelaku nyogok, pasti yang paling tajir diantara mereka ber-6"

"menurut lo siapa?"

"Lucas mungkin, bokap dia kan tajir banget. Kalian tahu sendiri lah berapa uang saku dia kalau sekolah,"

"Menurut gue Xiaojun sih. Bukannya ayahnya Xiaojun itu dokter bedah, terus mamanya psikolog. Bisa aja tuh anak nyogok biar nggak ketangkep,"

"Tapi gue curiga sih sama Ten. Dia kan satu satunya orang Thailand diantara mereka, dan gue denger, orang Thailand itu kejam kejam dan nggak segan segan nyogok buat menutupi kasus,"

"Hei... Kenapa kalian nggak curiga sama Hendery?"

"Ya nggak mungkin lah! Soalnyakan Hendery yang paling care sama Yangyang sebelum kejadian itu,"

Kun berhenti menulis kemudian menoleh ke belakang.

"Ke kencengan, gue denger ucapan kalian," kun bangkit kemudian mengambil tasnya.

"KUN LO MAU KEMANA?" teriak Mark.

"Bolos!"

–––––––––––––––












"Lucas, lo bisa percaya sama gue. Gue nanti juga bakalan cerita," ujar Ten.

Lucas terdiam beberapa saat. Dia merasakan hal aneh di tubuhnya. Kenapa dia merasa ingin menjawab semua pertanyaan yang di tanyakan oleh Ten dan bercerita dengan jujur saat ini tanpa perduli Ten itu siapa.

"Jadi gini..."



























–––––––––––––––

[✔] The Tiger | HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang