Selamat membaca
...
"Gue nggak mau lagi temenan sama pembunuh kaya lo!"
Ten berlari meninggalkan Xiaojun dengan tangan yang terkena darah dari Yangyang. Xiaojun terdiam di loby kemudian menoleh ke belakang.
"Maaf Yang, gue pergi ya."
Setelah itu, Xiaojun berlari pulang dengan perasaan tak menentu.
Wei-Vi
Kun
|Guys, ada yang tahu Yangyang nggak? Tuh anak belum balik dan mamanya nyariin. Tadi dia nelepon gue, guenya nggak tahu.Ten
|Emangnya Yangyang kemana?Winwin
|He.em tumben tuh anak jam segini keluyuran? Biasanya juga udah bobo manis. Lagi pula dia penakut kan?Kun
|Makanya itu, mamanya parno. Katanya mau nginep di rumah lo @Xiaojun
"Gye harus bales apa? Semoga aja Ten nggak bilang macam macam,"Iya tadi siang katanya mau nginep, tapi kok gue tungguin belum datang?|
"Semoga keputusan gue emang yang terbaik,"
Ten
|Gue harap lo mau ngaku sendiri Jun. Kasian Yangyang
Ten! Yang lo lihat nggak kaya faktanya Ten.. Plis jangan kaya gini...|
|Gue nggak akan bilang ke polisi kok, tenang aja,
Malam itu, Xiaojun benar benar tak bisa tertidur dan masih terbayang akan Yangyang yang dia tinggalkan pada ruang kelas yang sepi. Dia sangat takut dan tak berani masuk sekolah pada keesokan harinya.
Namun karena dia harus membuktikan bahwa dia tak salah, dia harus masuk sekolah besok.
"S-siapa yang nemuin Yangyang sepagi itu? Apa satpam?"
Jantung Xiaojun berdebar sangat kencang menatap police line dan juga banyak anak berkerumunan. Sementara detektif mengecek keadaan kelas yang terdapat noda darah yang sudah mengering.
Xiaojun menoleh keadah Hendery yang mematung menatap garis polisi itu dengan tatapan sangat amat sedih. Xiaojun tak sanggup, dia akhirnya pergi dari sana sebelum akhirnya berkumpul di ruang Dance.
"Siapa yang lakuin itu?..." lirih Xiaojun yang bersandar pada bahu Hendery. Dia terpaksa berbohong dan pura pura tak tahu. Jika tak seperti itu, Xiaojun tak mau menjadi tersangka.
Dan syukurlah Ten juga bisa menutup rapat hal ini, meskipun Ten tak bisa menyangkal bahwa anak itu membenci Xiaojun.
Mereka semua tampak sangat syok dan hanya terdiam di ruang dance. Kun hanya melamun sedangkan Winwin bersandar pada kaca besar yang biasa mereka gunakan untuk berlatih.
"Plis, kenapa harus Yangyang deh!" Kun menjambak rambutnya sendiri.
"Siapa yang bunuh dia?" gumam Hendery dengan tatapan kosong.
"Lucas mana?" tanya Ten.
"Masih di China," jawab Kun.
"Lo yakin dia di China?" tanya Winwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] The Tiger | HENXIAO
Fanfiction[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Kalian ngapain nuduh gue!" "Ya terus? Kita harus nuduh siapa lagi!" "Jujur aja! Lo The Tiger kan?!" "Kalau emang bukan elo, kenapa timingnya pas banget?" "Apanya yang pas?" "Udah deh!" "Pembunuh mana mau ngaku!" "...