04

1.6K 349 173
                                    

04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

04. Pingsan Pembawa Petaka

.
.
.

Pada akhirnya Liana naik ke mobil Victor dengan misuh-misuh. Ia sudah menghindar sedemikian rupa namun serigala ini selalu bisa menangkapnya.

"Kenapa tidak jawab teleponku?" Suara bass Victor terdengar biasa, namun terdengar seram bagi rungu Liana.

"Aku marah ya padamu! Kenapa tidak sadar sih?!" Gadis itu cemberut. Lebih cemberut lagi saat mobil Victor telah bergerak meninggalkan pelataran parkir kafe. Liana bisa melihat tiga temannya melambai-lambai seolah Liana akan dijatuhkan dalam lubang buaya. Ah, sialan mereka semua.

"Marah kenapa? Apa aku yang membuat perjodohan ini? Tidak kan! Aku juga korban." Dengus Victor. Percakapan mereka terjeda saat ponsel Victor berbunyi. Ia menekan handsfree di telinganya, menerima panggilan dari sang Asisten di kantor. Victor meminta rapatnya ditunda beberapa saat.

Hanya itu yang Liana dengar, sampai ia menarik kesimpulan dengan percaya diri bahwa Victor datang kesini demi menjemputnya.

Jadi orang cantik memang menyusahkan. "Hahaha." Liana tertawa.

Victor menoleh dan menatapnya takut. Tadi Liana kesal, sekarang malah tertawa. Apa sih isi otak gadis supranatural ini?

"Kenapa kau tertawa? Aku bukan badut!"

"Lupakan." Liana mengibaskan rambutnya. "Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

"Apalagi? Kau mau kita terus berputar-putar terus di lingkaran ini? Tidak akan ada habisnya, Liana. Kenyataan bahwa orangtua kita sudah merencanakan perjodohan ini sejak lama tidak akan bisa kita putuskan. Apalagi Kakekku, kau tahu bagaimana keras kepalanya dia."

Tiba-tiba Liana menggigit lengan Victor. Victor spontan menjerit, beruntung masih bisa menyeimbangkan kemudi hingga mereka tak jadi mati. "Apa sih?! Kau kanibal ya?!" Menuding Liana dengan kesal.

"Ini semua gara-gara rencana bodohmu! Bagaimana bisa kau membawaku menjadi pacar gadunganmu padahal akulah perempuan yang mau dijodohkan denganmu? Astaga, kau sangat sinting! Dasar Victoria Secrets!"

"Dengar ya, Liana Kerdil! Jika aku tahu bahwa wanita di perjodohan itu adalah kau, aku akan melenyapkan nyawamu dengan sianida. Sayangnya aku tidak tahu, dan malah melancarkan semua operasi militer orangtua kita!"

Mata bulat Liana melotot. Satu-satunya yang bisa ia tangkap hanya tentang rencana tersembunyi Victor. "Kau ada dendam apa sampai mau membunuhku?!"

"Nah kau ada masalah apa sampai mengabaikan teleponku?!"

"Itu karena aku kesal padamu, Victoria!"

"Berhenti panggil aku Victoria, dasar Kurcaci!"

Liana melotot, Victor balas melotot. Aura yang mereka timbulkan menghantarkan awan hitam di kedua netra masing-masing. Mobil Victor berhenti di lampu merah.

Liana mendecak, "Apa lihat-lihat kau, Victoria?!" Sambil makin membusungkan dadanya menunjukkan reaksi tak gentar saat Victor melepaskan tangan dari kemudi dan mendekatinya. Meski dibawah tekanan itu tangannya bergetar.

"Panggil aku Victoria lagi, aku perkosa kau disini, Liana!"

"Wah, menantangku ya, Bangsat?! Ayo perkosa sini! Dadaku kecil kok!"

Netra Victor memicing, turun menatap dada Liana secara refleks. "Hehehe. Benar juga."

"Setan biadab kau!" Bruk! Liana mengambil novelnya untuk meninju wajah menyebalkan Victor sampai laki-laki itu terhuyung. Victor memegang hidungnya--aset ketampanannya, yang untung tidak patah. Atau kalau patah ia akan benar-benar kesetanan memerkosa Liana disini sebagai pertanggungjawaban!

Tapi...

"H--hei..." Gagap Liana bersuara, mukanya pucat pasi seakan baru saja melihat Victor berubah menjadi zombie. Tapi bukan, bukan tentang zombie. Melainkan sesuatu yang perlahan mengalir keluar di hidungnya.

Bukan, bukan ingus. Mana mungkin Victor memiliki ingus.

Itu adalah...

"D--darah! Aku berdarah! Hidungku berdarah! AAAKHHH!!" Lalu Victor pingsan,

...meninggalkan mobilnya di tengah-tengah lampu merah yang telah menjadi hijau dan serentetan bunyi bising klakson yang menunggu tak sabar di belakang.

.
.
.

"Terimakasih, Pak." Liana memberikan beberapa lembar uang tip pada pak Satpam yang sudah membantunya memboyong Victor ke apartemen milik Liana. Lalu menyisipkan kembali dompet tebal itu ke saku celana Victor. Tentu saja, Liana mengambil uang Victor. Masa Liana pakai uangnya sendiri? Hoho, Liana tidak sebaik itu, bung.

Usai kejadian pingsannya Victor di mobil, Liana harus menahan malu saat beralih mengambil kemudi dengan diteriaki orang-orang yang menunggu di belakang. Sampai kemudian Liana berteriak pada mereka semua. "SABAR SEDIKIT BISA TIDAK?! INI ADA YANG PINGSAN!!"

Liana mendorong Victor minggir dari kursinya seperti menggulingkan babi, lalu beralih posisi menyetir sampai membawanya ke apartmennya sendiri.

Liana tidak tahu pin apartment Victor, mau dibawa ke rumah orangtua Victor pun Liana tak bisa mencari resiko dituduh menistakan anak mereka. Bisa mati Liana dikenai pasal berlapis. Mau dibawa ke rumah sakit, semua dokter akan mengenali putra semata wayang keluarga Aldrich karena Sabrina Aldrich adalah Dokter OBGYN terkenal di pelosok negeri ini.

Jadi opsi paling aman adalah membawa laki-laki pendosa ini ke apartmennya. Hidung Victor juga sudah Liana sumpal dengan tisu, tidak ada pendarahan lain.

Sejauh ini aman, sejauh dari bagaimana Liana merangkul Victor di bahunya untuk ia ajak masuk ke dalam setelah Liana menekan pin pada panel sandi apartmennya. Yang tidak aman adalah bagaimana Liana terseok-seok menahan keseimbangan begitu sampai demi menjaga Victor tidak jatuh, dan juga bagaimana dengan tidak amannya Liana seperti menyadari ada orang lain mengisi tempat tinggalnya.

Lalu, gotcha!

Liana menjatuhkan rahangnya. Melihat ada Mamanya, Papanya, sampai Mama-Papa Victor pun ada disini. Menatap takjub pada mereka yang dalam posisi saling rangkul-merangkul dengan Victor yang pingsan di dekapan Liana.

"Wah, kalian sedang apa?"

"Semangat sekali bermainnya sampai Victor pingsan begitu?"

"Ayo kita bergegas nikahi mereka segera!"

"Oke, siap! Minggu depan akan menjadi hari resepsi mereka!"

Pertanyaan dalam benak Liana sekarang mungkin : bagaimana mereka semua bisa ada disini?! Sekonyong-konyongnya?!

TBC

SUKA GAK?

𝘿𝙤𝙪𝙗𝙡𝙚 𝙏𝙧𝙤𝙪𝙗𝙡𝙚 𝘾𝙤𝙪𝙥𝙡𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang