(7) Posesife Husband

7 3 0
                                    

Arshen dan Shena, kedua remaja dewasa itu sudah menikah. mungkin Shena akan menjadi ibu nanti, lalu Arshen menjadi ayah untuk anaknya. Membayangkan Arshen menggendong anaknya saja sudah membuat Shena geli.

Kini mereka tinggal satu atap, Ardipati membelikan apartemen untuk mereka. Lalu Ardhan dan Genesha—Ibu Arshen, membelikan sebuah mobil mewah untuk Shena, padahal gadis itu tidak bisa mengendarai mobil.

Shena kini sedang sendiri di dalam kamar apartemen, memainkan game Moba. Shena jago dalam hal bermain Moba, bahkan dia sering menang dalam pertandingan mingguan atau Mcl.

Sementara Arshen, ia memainkan battleground di PC-nya.

Seorang pria masuk ke dalam kamar, membawa segelas susu ibu hamil di tangannya.

"Udah malem, jangan main handphone terus. Besok udah mulai sekolah,"

Pas banget Shena sudah selesai bertanding.

"Kalau perut gue udah membesar nanti, apa gue bakal di keluarin dari sekolah?" Tanya Shena.

Arshen memutar bola matanya, lalu menghela napas.

"Iya," jawabnya.

"Makasih udah rebut cita-cita gue," ucap Shena sebelum akhirnya ia meminum susu yang di bawakan Arshen.

"Tapi kenapa lo lakuin itu ke gue? Karna gue sama Akala cuma berciuman? You like me?" Tanya Shena.

"Ya, gue suka sama lu. Dan gue gak suka lu Deket sama cowok lain termasuk Akala," jawab Arshen.

Shena menghela napas, coba jika saat itu dia tidak berciuman dengan Akala. Mungkin tragedi itu tidak akan terjadi, tragedi yang merebut semua masa depan nya.

"Posesif, inget. Gue bakal cap lu cowok brengsek," ucap Shena.

"Serterah lu mau anggap gue apa, nyatanya gue sayang sama lo." Ucap Arshen.

Arshen kini sudah berada di tempat tidur, ia dan Shena tidur dalam posisi saling bertolak belakang.

Sekitar sepuluh menit, Arshen memastikan Shena sudah tertidur, lalu ia berkata dengan lirih "maafin gue. Gue cuma mau lu selamanya sama gue, buat tepatin janji ke Ghena,"

Nyatanya, Shena masih bisa mendengar itu. Karna ia selalu insomnia, begitu juga dengan Arshen.

🦚

  Shena, ia sedang menatap novelnya dengan pandangan kosong. Kelas sepi, Acha dan Mita pergi ke kantin, sementara Shena masih memikirkan kejadian berminggu-minggu lalu.

  "Hai," Sapa seseorang yang sedang menyender di pintu, dia Akala.

"Kenapa Kal?"

"Mau ngantin bareng?"

  Shena mengangguk, ia berharap tidak dilihat oleh Arshen. Tapi nyatanya pria itu sedang merokok di balik tembok. (Jadi di samping jendela yang arah keluar kamar ada taman, tempat untuk ngerokok anak-anak).


Akala dan Shena menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Seorang murid baru dengan sikap esnya, bisa sedekat itu dengan Shena.

Acha, dan Mita langsung menghampiri Shena.

"Eh temennya Shena, duduk bareng kita aja yuk," ajak Acha, ia langsung menarik lengan Shena dan Akala.

"Yeuh, panci gosong tangannya. Kegatelan banget," ujar Mita.

"Iri aja lu. Temsong," Balas Acha.

Mereka sudah duduk dalam satu meja, Acha dan Shena memesan Makroni basah, sementara Akala hanya memilih untuk meminum teh. Lalu Mita, anak itu sedang belajar untuk diet.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArshenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang