Changmin POV :
Pagi hari, Changmin sudah berada di sekolah barunya, SMA Erlangga. Salah satu SMA Terbagus seindonesia dan banyak murid berprestasi disini. Alasan Changmin tidak memilih SMA ini dulu karena dia ingin jauh dari orang tuanya agar hidupnya bisa mandiri, tetapi tidak bisa.
Saat menuju kelas, dia melihat banyak sekali para teman seangkatannya sedang di lapangan, ternyata para anak basket sedang latihan basket. 'astaga, masih jam 7 loh udah keringetan...' batin Changmin. Lalu dia berjalan menuju kelasnya.
Dia duduk di kursi kosong lalu memainkan handphone-nya.
fyi, Changmin membeli handphone dan kartu baru agar dia bisa menjauhi Juyeon, bahkan dia menghapus semua sosial medianya dan membuat baru.
Saat Changmin sedang mengotak-atik handphonenya, tiba-tiba ada anak duduk di sampingnya. Changmin menoleh dan melihat dia banjir keringat. 'Ah mungkin main basket tadi' batin Changmin lalu memainkan handphonenya kembali.
"Anak baru?" Ucap anak itu.
"Iya" Changmin sedang malas berbicara ketika pagi.
"Berani banget duduk tempat gue? Pergi. Gue ga suka duduk sama manusia kaya lo"
Tanpa basa-basi Changmin langsung mengambil tasnya dan duduk di depan meja guru. Baru hari pertama saja dia sudah mendapat keributan.
Sedangkan manusia tadi memperhatikan Changmin dari tempat duduknya. "Gemas" Lirihnya.
Jam pelajaran pun dimulai. Changmin kebagian untuk menjawab soal di depannya. Kebetulan pelajaran fisika, Changmin jago dalam fisika jadi dia dapat dengan mudah mengerjakannya.
"Changmin, kamu keren ya bisa mengerjakannya, padahal saya belum bahas rumusnya" Puji Bu Nelly selaku guru Fisika.
Changmin tertawa kecil. "Makasi bu, saya emang suka Fisika jadi kalau ada waktu saya baca baca"
Bu Nelly hanya tersenyum dan mengangguk-angguk.
"Caper dia bu" Ucap murid di pojok kanan, tempat bekas Changmin tadi.
"San! maju kamu sini, saya kasih soal!" San pun maju dan langsung mengerjakan soal tetapi jawabannya salah.
"Makanya waktu temen jawab tadi perhatiin rumusnya" Ucap Bu Nelly sambil menjewer kuping San. "Udah sana kembali ke tempat duduk mu"
"Oh iya anak-anak. Nanti 3 Bulan nanti ada perlombaan atletik olahraga basket dan bulu tangkis lalu fisika, biologi, kimia dan terakhir Sejarah. Seleksi Basket akan diadakan pulang sekolah nanti sedangkan seleksi yang lain akan diadakan jam setelah Istirahat. Semua peserta bisa ikut tetapi hanya mengambil 1 Mata Pelajara. Mengerti?"
"Mengerti buuu" Ucap 1 kelas kompak.
"Bagus, sekarang lanjut ke pelajaran kita"
🌻🌻🌻
Changmin sangat tertarik dengan perlombaan ini. Dia harus ikut dan harus terpilih. Semoga ini menjadi prestasi pertamanya di sekolah ini.
Seleksi pun dimulai, Changmin sangat fokus mengerjakan soal-soalnya. Dia sangat teliti mengerjakannya dan mengecek ulang jawaban secara 3 kali berturut-turut. Setelah yakin dia langsung mengumpulkannya.
Setelah itu dia keluar ruangan lalu tangannya di tarik oleh seseorang. Orang itu adalah San, pria yang mengusirnya tadi. Changmin melepas dengan paksa.
"Apaansi!" Bentak Changmin lalu mendorong San.
Selama masa sekolah, hanya Changmin yang tidak tertarik pada pandangan pertama dan tidak takut padanya. Hal itu membuat San kesal sekaligus tertarik.
"Mau ngomong, lu duduk samping gua aja. Ajarin gua fisika"
"Ga"
"Nanti gue kasih permen"
"Dikira aku anak TK apa?!"
"Jadi mau apa?"
"Mauuu, traktir kantin selama 1 bulan terus ajarin biologi"
"Jangan traktir. Udah ajarin biologi aja. Ga ada penolakan, ayo"
San menyeret Changmin untuk ke kelas. Mau tak mau Changmin ikut. Dia langsung memindahkan Tasnya yang membuat 1 kelas ribut.
"Changmin? Ga takut di marahin San lagi?"
"Dia yang suruh"
"HAH?! SERIUS?"
Changmin terkejut lalu hanya menganggukan kepalanya. Lalu dia duduk sambil menunggu bel masuk datang.
🌻🌻🌻
Bel pulang sekolah berbunyi menandakan siswa siswi SMA Dermawan pulang kecuali Juyeon, Younghoon, Sunwoo dan anggota kelas lain. Mereka sedang seleksi basket untuk mengikuti lomba 3 bulan kemudian.
Juyeon, Younghoon, Sunwoo, Hyunjin dan Jaehyun terpilih sebagai pemain dan Bangchan dan Jeno terpilih sebagai cadangan.
"Sunwoo" Juyeon menahan Sunwoo yang ingin pergi dari lapangan.
"Kenapa?"
"Lu tau Changmin dimana?"
Sunwoo geram sekali, ingin menendang manusia di depannya ini.
"Ngapain peduli? Kalo gue tau juga gua ga bakal kasih tau lo." Sunwoo langsung berjalan menuju parkiran lalu mengambil botol minum dari Eric yang bertuliskan 'Semangat kak Sunu<3'.
Juyeon mengacak-acak rambutnya lalu mengambil handphonenya. Dia langsung mencari username 'Changmin' di Instagram namun tidak ketemu lalu dia menggunakan akun keduanya namun sama aja. Juyeon tidak pasrah, dia segera menuju mall biasa Changmin tempat bersama Chanhee dan kawan-kawan namun percuma dia tidak menemukannya.
Akhirnya Juyeon pulang ke rumah. Sesampai di rumah, Juyeon segera beristirahat sambil belajar biologi karena besok ada ulangan biologi. Juyeon sangat menyukai pelajaran biologi.
Disisi lain, Changmin sedang menyaksikan San yang sedang seleksi bola basket karena dipaksa oleh San. Dia ingin mengajak Changmin membeli buku sebagai alasan, padahal dia ingin kenal lebih dekat dengan Changmin.
Setelah berjalan ke arah Changmin. "Gue masuk final, besok nonton ya kalau bisa bawa handuk sama air minum biar kaya di novel-novel gitu" Changmin hanya diam saja.
"Cepetan dong, aku mau pulang"
San langsung menarik Changmin ke arah parkiran. Lalu mereka segera pergi meninggalkan area sekolah.
Fyi, Changmin masih 1 provinsi dengan Juyeon dan teman-teman, hanya beda kota saja.
San membawa Changmin ke toko buku. Lalu San menggandeng tangan Changmin seolah takut Changmin hilang.
"Apaan sih San, aku bukan anak kecil tau" Dengan paksa Changmin melepas genggaman tangan San.
"Lo itu kaya masih TK" Lalu San mengacak-acak rambut Changmin yang dibalas gigitan oleh Changmin.
"TK palamu!" Changmin langsung masuk ke dalam.
Betapa terkejutnya dia melihat 2 orang yang dia kenal dari SMA lamanya sedang berada di toko yang sama.
------------------------------------------------------------------
Haii! aku up lagi nih ngiha
maaf kalau ceritanya bosenin, aku lagi stress belajar tapi gabut jadi up aja dehkalau ada typo/salah ketik bilang yya!
terima kritsar muah