PART EIGHT - The Starry Night

154 8 7
                                    



Location : Bozeman, Montana

Wednesday, 22nd of December 2038


Aku tak percaya kami telah sampai di Bozeman.

Perjalanan kami menuju wilayah datar yang dikelilingi 4 gunung berbeda ini sangat-sangat melelahkan, mungkin perjalanan menuju suatu tempat yang paling sulit dan merepotkan dalam hidupku. Harusnya aku sudah tahu karena pertualangan kami kemarin berjalan hampir terlalu mudah- lalu mendadak segala hal menjadi berbanding terbalik.

"Tutup pintunya, Estella!" perintah Yoongi yang kewalahan membawa tubuhnya sendiri, wajahnya penuh dengan bulir keringat dan darah kering. Aku mengangguk dengan nafas yang hampir habis, langsung mendorong daun pintu yang besar ini untuk menutupi jalan masuk kami. "Jungkook-ah, kau masih bisa berjalan?" Yoongi lalu bertanya cemas pada Jungkook yang membungkuk dalam.

Jungkook sedang menekan sisi kanan tubuhnya yang terluka cukup parah, menekan luka yang darahnya terus mengucur mengotori telapak tangan "Aku... masih kuat, Hyung" ia menjawab lirih, tidak terdengar kuat seperti perkataannya.

Aku menyisir anak rambut dari wajah sembari meraba bagian perut atasku yang memar, rasanya seluruh tubuhku pun sudah remuk. Yoongi lalu mengangguk, terus membopong bahu Jungkook walaupun ia sendiri juga terlihat kesakitan "Kita harus sembunyi di dalam satu kelas yang paling jauh dari pintu masuk. Estella, karena kondisimu lebih baik dari kami berdua, bisakah kau cek isi kelas-kelas di sana?".

Mendengar ucapan Yoongi, aku berlari kecil menyusuri lantai koridor sekolah tua yang cukup menyeramkan ini. Kuda-kuda kami masih berdiri di lobi sekolah dalam keadaan takut dan kelelahan, aku menjadi kasihan pada mereka.

Beberapa waktu sebelum kami akhirnya bisa bersembunyi di Bozeman School District 7, kami diserang oleh sekelompok besar runners dan clickers di lereng curam pegunungan yang penuh batu dan kerikil. Jumlah mereka ada terlalu banyak dan membuat kami bertiga kewalahan untuk membunuh para terinfeksi itu, juga untuk membersihkan jalan bagi kuda kami.

Sebenarnya sudah empat kali aku, Yoongi dan Jungkook dihadang oleh gerombolan terinfeksi dalam perjalanan kami hari ini, namun yang menyerang kami di dekat kota Bozeman sangatlah agresif dan berbahaya. Ditambah dengan kondisi yang sudah kelelahan, kami bertiga hampir saja menjadi santapan mereka.

Salah satu runner sempat mendorong tubuhku jatuh, hingga dadaku menghantam patahan aspal keras dan membuat tulang rusukku bergeser- namun Jungkook lebih tidak beruntung. Seorang clicker yang amat agresif membuatnya terguling di lereng bebatuan tajam dan menyayat pinggang serta punggungnya cukup parah, namun ia masih cukup kuat untuk membunuh clicker itu. 

Hampir saja.

Yoongi pun terpaksa harus bertarung secara penuh, berteriak kesakitan saat ia memaksa bahu dan lengan kirinya untuk bergerak menghalau para terinfeksi yang hendak menggigit. Aku membantunya membunuh para runner yang tersisa, dan Jungkook ikut menembaki mereka semua sebelum naik ke atas kuda.

Aku membuka salah satu ruang kelas di lantai satu yang terletak di dekat aula olahraga, sejauh ini tidak kutemukan tanda-tanda terinfeksi "Yoongi, Jungkook! Di sini!" panggilku.

Ketika Yoongi membantu Jungkook untuk masuk ke dalam kelas yang remang-remang, ia mendudukkan Jungkook di atas kursi meja guru yang cukup nyaman. Yoongi meringis lagi saat mencoba menggerakkan bahunya, suaranya terdengar serak saat berkata "Tepat di samping kelas ini adalah ruang olahraga, kan? Aku akan mengambil beberapa matras dari sana".

Begitu aku mulai berjalan keluar untuk membantunya, Yoongi menahan lenganku sembari berbisik "Rawatlah luka Jungkook, Estella. Aku baik-baik saja sendirian". "Okay" balasku sambil menghampiri Jungkook yang kini merebahkan kepalanya pada sandaran kursi.

Notte Stellata (The Starry Night)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang