PROLOG

16 2 0
                                    


...

"dada ara sesak vas"

ucap gadis itu sambil memukul mukul dadanya sendiri, sementara orang yg dimintai pertolongan malah menatapnya jengah dan pergi dari hadapannya

...

"javas, ara gk suka sayur"

"tinggal makan aja, ribet banget lu"

...

"haiii semuanyaaa ara kembaliiii"

gadis pendek dengan rambut sebahu itu menongolkan kepalanya di pintu kelas dengan teriakan khasnya membuat se isi kelas hampir  terkejut

...

"maafin ara yah, ara janji bakal dapet nilai lebih dari itu"

"SIA SIA SAYA MENYEKOLAHKAN KAMU!!"

dengan tak ada hatinya dia memukuli ara dengan tangannya sendiri dan menendang gadis yg masih berumur 16 tahun itu sampai sampai ara merasakan sesak di dada nya

...

"kamu itu anak gk tau diri!! kamu pantas dapetin ini!"

wanita paruh baya yg merupakan ibu tirinya itu melemparkan gelas ke arah nya hingga gelas itu pecah sementara kepala ara sudah pusing dan mengeluarkan darah

...

"javas... ara kangen"

"gua sibuk, diem"

...

"ra lu gk papa?"

...

javas mengambil buku diary yg ada di loker ara, di bacanya buku diary itu sampai lembaran kertas yg berisi tentang dirinya, disitu air matanya mengalir deras

"ara sayang javas, walaupun javas selalu sibuk tapi tetep jaga kesehatan yaaa javas ada magg kan? jangan telat makan, trs jangan ngerokok
javas gk usah ngerasa sendirian waktu ara pergi, semua udah takdir"

"bodoh" hanya kata itu yg ia lontarkan kepada dirinya semenjak kepergian ara. ia baru sadar betapa berharganya gadis itu tapi dia malah menyia nyia kannya

...

ara sedang ditangani oleh dokter saat ini, kondisinya benar benar kritis sebelumnya dia tak pernah seperti ini. tapi akhir akhir ini asma nya sering kambuh.

monitor terus berbunyi kala garis yg tadinya berbentuk zigzag itu sekarang berubah menjadi garis lurus, dokter dengan susah payah berupaya agar menyelamatkan gadis yg baru berumur 16 tahun itu tapi naas takdir berkata lain.

"pasien dinyatakan meninggal tanggal 27 november 2020 jam 15.43"  ucap dokter itu

sore itu merupakan hari terakhir ara didunia, Perjalanan hidup Ara Xavier Dinanta sudah berhenti disini.

「Javas itu luka yg candu sulit untuk di lupakan namun tak bisa jika terus bersama」
⸙͎۪۫ara

Dwi DaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang