Halo!

21 3 5
                                    

EVANO & MEMORIES

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EVANO & MEMORIES

Teruntuk kenangan yang indah,

tetaplah tumbuh walaupun dalam keadaan layu!

____________

"Welcome!" Dena memeluk Evano dengan sangat bahagia, tanpa sadar air matanya juga ikut menetes.

"Ma, jangan nangis," lirih Evano sambil menyeka air mata Dena dengan jari-jemarinya.

Tangisan Dena malah makin pecah, ia benar-benar tidak tau bagaimana cara mengungkapkan perasaan bahagia ini. Setelah satu tahun, akhirnya ingatan Evano satu-persatu mulai muncul, saat ini ia kehadiran ingatan tentang masa kecilnya, walaupun belum sepenuhnya ingatan itu kembali.

Evano sangat antusias menceritakan kepingan-kepingan ingatan yang muncul itu kepada Dena. Ia tidak berhenti berbicara, setiap ia mengingat moment yang sempat hilang dari ingatannya itu, air matanya ikut meluncur, namun diselingi tawaan yang sangat bahagia.

"Mama ingat nggak, waktu aku jatuh dari sepeda, gigi aku patah tapi aku malah ketawa." Ucap Evano dengan tertawa sangat lepas.

Dena mengangguk, dan sekali lagi ia mendekap Evano. Lebih erat dari sebelumnya.

"Ma.." panggil Evano, Dena menatap dalam mata anak sematawayangnya itu. "Kenapa sayang?"

"Aku nggak mau sembunyi terus-menerus. Aku mau ke Indonesia lagi buat pulihin ingatan aku." Evano memohon dengan serius, berharap Dena rela membiarkannya kembali ke Indonesia.

Dena memanglingkan wajahnya, ia menghembus kasar napasnya.

"Mama nggak ngelarang kamu buat balik ke Indonesia. Tapi, Papa udah susah payah buat bawa kita ke Jerman biar bisa kumpul bareng lagi."

Evano menundukkan kepalanya, ia terlihat kecewa setelah mendengar ucapan Dena.

"Mama sama Papa mau lihat aku kayak gini terus? Cuma ngandelin waktu supaya ingatan aku pulih? Udah satu tahun sejak kecelakaan itu dan hanya 10% ingatan aku yang muncul." Emosi Evano sedikit meluap.

"Tapi Say–"

"Plis Ma, izinin aku buat balik ke Indonesia lagi!"

"Okey, nanti kamu bicara sama papa ya!"

Evano mengangguk.

***

Henri pulang dengan keadaan kusut dan wajah yang lusuh, karena pekerjaan. Ia langsung bergegas menuju kamar mandi. Namun langkahnya terhenti ketika Evano menghadang jalannya. Henri menatap heran anaknya ini. Seperti ingin berbicara serius.

Evano & MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang