Chap 6. Perdebatan

6 1 0
                                    

Nazia POV

Gue nelpon Hellen dan nyuruh dia dateng ke rumah gue.

Gue mau cerita tentang seseorang dan kalau Alano tau, pasti dia akan marah. Maka dari itu, gue gak ngajak dia.

Setelah lama gue menunggu Hellen, padahal jarak rumah gue sama Hellen cuma 5 langkah aja dan dia baru sampe 30 menit setelah gue telpon.

Nazia POV End

"Lu kemana aja sih? perasaan rumah kita deket" Kesal Nazia

"Sorry Zi, gue tadi dandan dulu" Jawab Hellen menyengir

"Lu gak ngasih tau Alano kan?" Tanya Nazia

"Engga. Emang lu mau cerita apa?"

"Gue tau pasti lu bakal shock denger ini, tapi gue harap respon lu sesuai dengan ekspektasi gue" Jelas Nazia

"Iya iyaa, apaan sih? gue penasaran"

"Gue tau gue labil, tapi kayaknya gue masih ada perasaan deh"

Hellen mengernyitkan alisnya.

"Hah? Maksudnya?" Tanya Hellen tidak paham

Nazia menarik nafasnya panjang, ia sangat ragu untuk cerita tentang hal ini.

"g-gue kayaknya masih ada rasa sama Revan deh"

Hellen melotot, ia sangat kaget.

"DEMI APA!?" teriak Hellen

"Stt, jangan keras-keras" tegur Nazia
"Gue gak tau sih, tapi gue harap ini cuma perasaan sementara aja"

"Gak bisa gini Zi, Alano harus tau"

"Alano bakal marah Len kalo tau ini"

"Lo pikir gue gak marah? Gue marah Zi. Gue tau gimana perjuangan lo buat ngelupain si banjingan itu" tegas Hellen

"Len..."

"Alano harus tau Zi" Lanjut Hellen

"Iya gue tau, tapi sekarang bukan waktu yang tepat Len"

Sungguh, ini bukan respon yang Nazia mau. Ini jauh dari ekspektasi dia.

"Kalo gak sekarang, Alano bakal tambah marah sama lo" Protes Hellen

"Iya gue tau Len. Gue juga-"

Belum selesai Nazia berbicara tiba-tiba...

Cklekk

Nazia dan Hellen menoleh ke arah suara dan ternyata di depan pintu sudah ada Alano.

"Al" ucap Hellen dan Nazia serentak

Alano menatap kedua sahabatnya secara bergantian, lalu ia bertanya

"Kok lu bisa disini?" Tanya Nazia

Alano POV

Gue lagi asik melihat burung-burung kecil didepan jendela, tiba-tiba gue ngelihat Hellen yang berjalan ke rumah Nazia.

Ada apa ini? Kenapa gue gak diajak?

Akhirnya gue siap-siap dan langsung menghampiri mereka berdua.

Gue mendengar Nazia dan Hellen lagi berdebat dan akhirnya gue berhenti didepan pintu. Gue mendengar obrolan mereka.

Alano POV End

Alano menarik nafasnya panjang, lalu ia bertanya.

"Apa yang kalian sembunyiin dari gue?" tanya Alano

"Gak ada Al" Jawab Nazia bohong

"Zi, gue sahabat lo. Gue berhak tau"

"Sumpah gak ada Al"

Hellen hanya diam, ia tidak tau harus melakukan apa.

"Lo masih ada rasa kan sama Revan?!" tanya Alano dengan nada tinggi

"Lo denger?"

"Iya! Gue denger Zi!" bentak Alano
"Kenapa sih Zi, kenapa harus Revan lagi?! Banyak cowok di dunia ini Zi!" Wajah Alano memerah

"Perasaan gak bisa diatur Al!" balas Nazia dengan Nada tinggi

Perdebatan antara Alano dan Nazia sudah menggunakan nada tinggi, sedangakan Hellen masih diam bingung harus berbuat apa.

"Tapi bisa kan jangan Revan lagi? bisa kan bukan si bajingan itu? Lo bukan orang bodoh Zi, lu pasti tau akhirnya bakal gimana!" ucap Alano semakin meninggi

"Ini perasaan gue Al! Gue juga berhak untuk bahagia!"

"Lo bakal bahagia tanpa Revan Zi!" bentak Alano

Plakk

Siapa yang ditampar?

Dan siapa yang menampar?

Alano?

Nazia?

Atau...

Hellen?

Tunggu chapter selanjutnya ya!

I hope you enjoy this story.
Love u!

ALHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang