Chap 3. Dia Datang

35 24 10
                                    

Hellen dan Alano sudah masuk terlebih dahulu, Nazia yang ingin masuk ke angkot pun terhenti ketika ada orang yang memanggilnya.

"Amara!" panggil orang itu

deg.

Nazia pun terdiam ditempat

"Anjing" umpat Nazia pelan

"Amara" panggilnya lagi

Nazia menarik nafasnya panjang, lalu ia menoleh ke sumber suara. Nazia bertatapan dengan orang itu.

"Aku kembali Ra" ucap orang itu dengan senyum sumringah

"Kembali? kamu bilang kembali?" tanya Nazia

"Iya Ra, aku kembali"

"Kemana aja kamu? Kamu tinggalin aku gitu aja" ucap Nazia dengan sabar

"Aku gak bermaksud gitu Ra"

"Gak bermaksud gimana?! Kamu hilang gitu aja Van! Aku berjuang untuk kita, sedangkan kamu? kamu hilang tanpa kabar" ucap Nazia dengan nada tinggi

Namanya Revan. Dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Nazia, tetapi dia sangat sayang dengan Nazia.

Sedangkan Nazia, dia berharap Revan menembaknya. Dia dulu sangat sayang, sehingga dia berjuang untuk selalu ada.

"Kamu berjuang? terus kenapa sekarang kamu malah marah-marah?"

"Iya, dulu. Dulu aku berjuang demi kita Van, aku sayang kamu. Seiring berjalannya waktu, aku ngerasa kalo perjuangan ini cuma sepihak Van." Ungkap Nazia dengan air mata yang sudah menetes

"Kamu udah nyerah?"

"Iya, aku nyerah, aku kalah Van. Aku ga sanggup berjuang sendirian Van. Aku capek" Jelas Nazia

"Kamu gak berjuang sendirian Ra, aku juga berjuang"

Alano dan Hellen yang menyadari jika Nazia belum ada diangkot dan mendengar keributan di depan angkot pun langsung keluar.

Betapa kagetnya Alano dan Hellen ketika melihat Nazia yang sudah berderai air mata dan melihat Nazia bersama Revan.

Bughh

Tanpa berpikir panjang, satu pukulan mendarat dipipi Revan.

"AL" jerit Nazia

Bughh

"Brengsek lo"

Bughh

"ALANO" jerit Nazia lagi

"Brengsek lo Van"

"Gue bisa jelasin Al" ucap Revan

Revan tidak membalas Alano sama sekali, dia hanya ingin menjelaskan mengapa ia pergi begitu saja.

"Apa yang mau lo jelasin? Lo mau jelasin kenapa lo ninggalin Nazia gitu aja?" ucap  Alano dengan wajah yang sudah memerah

Revan diam. Dia emang salah, tapi Revan tidak suka jika teman-teman Nazia menyudutkannya begitu saja tanpa mendengar alasannya.

"Lo tau apa yang terjadi waktu lo pergi gitu aja?" tanya Alano
"Nazia, dia..." ucap Alano terputus-putus

"Al cukup" lirih Nazia

Alano tidak mendengarkan apa yang Nazia ucapkan, karena dia sudah kesal dengan Revan

"Nazia kehilangan lo banget, dia sakit gara-gara lo!. Lo gak tau betapa terpuruknya dia waktu kehilangan lo? lo juga gatau kan seberapa berusahanya gue sama Hellen bujuk Nazia? dan lo gatau kan" Ucap Alano belum selesai

Apa yang akan Alano lakukan?

Apa kalimat yang akan Alano lontarkan?

Apakah Alano dan Revan akan lanjut berkelahi?

wait for the next chapter.

I hope you enjoy this story.
Love u.

ALHENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang