Dice Arisugawa

180 12 1
                                    

Di sebuah tempat dengan nuansa emas, dipenuhi oleh banyaknya suara coin dan mesin-mesin yang menarik minat siapapun yang ingin mendapatkan peruntungan instan, tempat yang dipenuhi oleh semua orang yang mempertaruhkan segala harta yang dia punya agar diharapkan mendapat lebih banyak, walau sang dewi fortuna tidak pernah benar-benar memihak mereka.

Namun ada seseorang pemuda di sana, sedang mempertaruhkan segala uang yang dia punya kepada sebuah mesin. Mata pemuda itu fokus menatap layar yang menampilkan 2 angka yang sama, namun salah satu layar masih sibuk berputar.

"seven.. Seven...! Ayolah seven! Satu seven lagi maka aku akan menang...!" oceh pemuda berambut biru gelap sembari fokus melihat layar.

Tangannya yang setia memegang tuas kemudian mulai menariknya untuk yang terakhir. Layar yang berputar tadi perlahan mulai memperlambat putarannya.

Layar mulai berputar lambat, angka seven terus berputar, putaran terakhir dan sedikit lagi seven akan berhenti...

"HOI PENJUDI GEMBEL! DICE!! KELUAR KAU!!" teriak samatoki mencekam dari arah pintu masuk.

Dice terkaget reflek menggerakan tuasnya lagi, sayang pergerakan tuas mempengaruhi hasil. Terlihat di layar hanya menampilkan 2 angka seven dan 1 gambar ceri.

"AAAAAGGGHHHHH TIDAAAK! THREE SEVENKUUU!? AAAAAHHH" teriak dice frustasi tak kalah kencang dengan teriakan samatoki.

Samatoki yang mengenal suara teriakan tersebut segera menghampirinya. Tanpa basa basi langsung menyeret kerah jaket dice kearah pintu luar.

Dice yang masih meratapi hasil judinya langsung terkejut karena tiba-tiba diseret keluar "HOI AKU TIDAK MEMBUAT KERUSUHAN! KENAPA KAU MENAR- oh leader MTC! Kukira petugas keamanan, kenapa kau- tunggu! KAU YANG TADI BERTERIAK MEMANGGILKU KAN!? AAGHH GARA2 KAU MESIN PACHINKO TADI JADI-"

"AAGH BISA TIDAK KAU DIAM!? GARA-GARA KAU AKU MENGHABISKAN WAKTU BERHARGAKU HANYA UNTUK MENCARIMU JAUH KESINI! TUTUP MULUTMU DAN IKUT AKU!" potong samatoki tak kalah ngegas.

Dice cemberut mendengarnya "setidaknya biarkan aku berjalan! Jangan menyeretku seperti ini!"

Samatoki lalu melepas kerahnya, membiarkan dice berdiri dan merapikan bajunya yang berantakan berkat samatoki. Samatoki berjalan 3 langkah mendahului

"jika saja kau bukan teman Riou-san..." keluh dice berbisik

Sayang samatoki mendengarnya "memang kenapa kalau aku temannya ha!?"

Dice memajukan bibirnya, ngambek "tidak kenapa-napa. Btw kau harus bertanggung jawab! Gara-gara kau hasil pachinkoku tadi tidak mendapat three seven! Hiks semua uangku..."

Samatoki melihat dice dengan pandangan annoyed "untuk apa aku bertanggung jawab terhadap uangmu? Kau hanya tidak beruntung dan menyalahkan kekalahmu kepadaku"

"cih sial... Jadi ada apa kau mencariku?"

"sekarang giliranmu"

"apa? Oooooh"

"kau sudah mengerti kan? Jadi diam dan ikuti aku"

Mereka lalu berjalan menuju gedung tempat mereka tinggal, menaiki lift menuju lantai 3. Setelah memastikan dice masih mengikutinya, samatoki langsung menuju tempat Arpa.

"hoi arpa! Nih si gembel sudah tiba" panggil samatoki, yang dipanggil gembel hanya bisa menggerutu.

Arpa tersenyum melihat mereka berdua "waah dice! Masuklah! Terimakasih ya samatoki!"

Samatoku ber "hmm" sebagai balasan, dia lalu pergi. Dice masuk sembari melihat ruangan 'nyaman juga' batinnya.

Dice lalu duduk, arpa menawarkan hidangan. Setelah hidangan tersaji arpa pun duduk dihadapannya.

MBTI hypnosis mic (all division)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang