Hopeless - Disandera?

140 11 3
                                    

Yuu POV

Apa aku harus telfon Rina untuk sekedar tidur bersamanya? Tidak. Aku tahu Rina anak penakut, dan mungkin setelah menceritakan hal yang kualami, dia akan lari terbirit birit pulang ke rumahnya. Jika begitu buang buang waktu saja.

Rina POV

"Yuu, kok kamu ga nelpon sih... yaoloh, gue capek nunggunya...."

Aku sedang tergeletak di tempat tidur dengan handphoneku dibawah bantal, menunggu telpon dari Yuu. Kenapa aku harus tidak punya uang saku dan juga pulsa saat ini? Kuota modemku pun habis, dan aku tidak bisa ke rumahnya. Masa jam sepuluh malam aku pergi kerumahnya? Palingan Mama tidak memberikanku izin.

Yuu POV

Aku masih saja takut malam malam begini. Hayoloh Yuu, aku ini anak berani taukk! Kenapa sih aku jadi takut gini asdfgssd! Buat apa sih takut sama Manda atau Mandi itu! Bahkan aku tak hafal namanya. Ah sudahlah...

Aku juga masih sedih tentang kematian orangtuaku. Bahkan aku hari ini tidak sekolah, tapi Rina tidak datang juga. Mungkin dia juga tidak masuk tadi, atau dia masih saja tidak punya uang saku. Tidak ada pulsa juga mungkin.

Aku harap kalian bisa tenang di alam sana....

Flashback

"AYAH! IBU!"

Aku mengguncang tubuh Ayah dan Ibu. Aku bahkan sampai menangis dan tertawa histeris seperti orang gila. Para polisi bahkan berusaha menenangkanku tapi aku tetap saja tak bisa tenang. Mereka tidak sepenting Ayah Ibuku satu satunya. Betapa menyedihkan.

Flashback end

Setelah memikirkannya, entah kenapa aku jadi ngantuk sekali. Aku akhirnya tertidur pulas.

Keesokan harinya--

Aku bangun dengan keringat dingin. Mimpi apa aku semalam sampai aku tidak ingat. Tapi begitu bangun...

TANGAN, KAKI DAN SELURUH BADANKU TERIKAT!

"APA INI?! JANGAN JANGAN...."

Aku menoleh ke kanan kiri, "Mand...."

Setelah aku pikirkan, rumah ini betul betul usang dan kotor. Apa Mandy tahan di rumah sejelek ini? Dan aku lapar pula. Aku ingin lepas dari ikatan....

"Menikmatinya?"

Aku tidak lagi melamun. Aku memperhatikan seseorang di depanku. Dia memakai sebuah topeng yang tidak ada matanya, hanya ada mulutnya. Ia juga memakai sebuah hoodie putih yang lumayan mirip dengan salah satu anggota Creepypasta Jeff the Killer. Apakah dia....

MANDY?!

"Ini balasannya karena kau tidak mau mengikuti perintahku. Andaikan kau mau mematuhiku, aku tidak akan menjebloskanmu ke rumahku."

"Ugh... terserah, berikanlah aku makanan!"

Mandy mengambil pisau yang tergeletak di lantai, mendekatiku tanpa bicara apa apa. Apakah dia akan membunuhku?

SLASH!

Aku kaget. Ternyata ia melepaskan ikatan tanganku, tapi tidak melepaskan ikatan kaki dan badanku. Dasar kau, jika aku tidak meninggalkan handphoneku di rumah, aku akan menelpon polisi!

Mandy pergi ke sebuah kamar, lalu melemparkan sebuah ginjal ke arahku.

"Ginjal apa ini?!" Aku bergidik ngeri.

"Manusia"

"WHATTAFAK! OMEGOD APA AKU HARUS MAKAN INI?!"

Mandy diam.

"Terserahkau, aku tidak punya makanan lain. Jika kau tidak mau makan, aku akan senang mengetahui kematianmu."

"WHATTAFAK. WHATS WRONG WITH YA MANDY!" aku berteriak histeris.

Tiga hari kemudian

"Mandy, berikan aku makanan! Oh my god, Mandy!!" Aku sudah berhari hari beteriak namun Mandy tidak juga menggubris. Aku bahkan sudah merayunya agar mau melepaskanku, bahkan aku menangistapi dia tidak peduli. Paling tidak dia kasihan! Dan jika aku tanya dia pasti dia akan diam!

Aku ingin pulang, tapi jika aku pulang, siapa yang akan merawatku? Rina? Mana mungkin aku dapat izin dari orangtuanya yang galak minta ampun.

---

Oke aku terlalu baik sampai udah ada tiga part dalam tiga hari.

Jadi tolong vote kerja kerasku ini, please.

Readersnya berapa? 79.
Votenya? 2.

ITU JAUH BROOOH!

Maaf banget kalau cerita ini agak mirip sama My Boyfriend Is A Killer karya FangirlMonster. Tapi aku gak akan usaha memiripkannya lebih lanjut then bye

HopelessWhere stories live. Discover now