Oke, dua part dalam satu hari~
Dan the end~ aku bakal bikin cerita baru lagi kok. Bye, then...Yuu POV
"LEPASIN TOPENGMU BENTAR AJA!" Aku menarik narik topeng Mandy dari mukanya. Sekarang dia sudah pakai hoodie putihnya, tapi entah kenapa dia masih saja tidak mau buka topengnya. Topengnya itu mengerikan tauk!
"Nanti aku lepaskan saat aku ingin"
"Tumben kau bicara banyak," aku hanya tersenyum.
"Terserah"
Aku tidak mengerti bagaimana cara Mandy melihat padahal dia make topeng. Aneh.
"Mandy, gimana cara kamu melihat?"
"Insting"
"Fixx"
Keesokan harinya
"Sekarang aku mau lihat wajahmu" aku mencari Mandy di kamarnya. Kemarin malam sepertinya ia pergi ke suatu tempat saat aku tertidur. Buktinya sekarang, jam 10 pagi dia belum bangun. Tumben dia kebo.
Eh?! Mandy nggak pakai topeng?! Aku melihat muka Mandy yang berwarna putih bersih dengan bibir berwarna abu abu. What the hell, dia kurang gizi kali ya? Atau gegara kebanyakan makan ginjal ni anak?
Saking lamanya melamun, Mandy bangun mungkin karena cahaya dari pintu yang kubuka, "ngapain kamu ke kamarku?! Aku ga pakai topeng tauk!" Mandy mendorong pintu kamarnya.
"Aku cuma mau bangunin lo!"
"Aku bisa bangun sendiri lo gwla!"
Dia keluar kamar setelah memakai topeng kesayangannya itu. Dia makan sedikit lambung (aku tidak melihatnya dan hanya menonton TV) lalu duduk di sofa untuk nonton TV bersamaku setelah dia mencuci mulutnya yang penuh darah.
"Then lemme see your face" aku berpura pura tidak tahu wajah dia seperti apa. Tapi dia tidak keberatan kali ini! Luuar biasa.
Tapi, tiba tiba Mandy mendekat ke bibirku. Apa dia mau...
Saat bibir Mandy sudah satu inci dari bibirku dia...
Menusukku, lebih tepatnya menusuk paru paruku dengan pisau lipat yang mungkin sudah dipersiapkan dia.
Aku langsung muntah darah. Mandy tersenyum keji. Kukira dia sudah memaafkanku tapi ternyata dia hanya ingin bermain main denganku! Pertanyaanku langsung terjawab hari ini.
"Akhirnya aku bisa melihatmu mati"
"Mand..."
Aku sudah tergeletak tanpa nyawa di sofa dengan darahku yang muncrat. Aku sudah mati.
Mandy POV
Aku tidak tahu kalau aku akan memilih untuk membunuhnya. Padahal, aku cinta padanya. Hanya karena Robert dan Gilbert menyuruhku melakukannya bukan berarti aku harus membunuhnya!
Aku melakukan kesalahan besar...
Andaikan aku tidak melakukannya.,.
Memasang topeng didepannya itu menyakitkan....
Hanya karena Robert dan Gilbert sahabatku aku bisa menyetujui mereka!? For gods sake!
Andaikan Tuhan bisa memutar waktu...
The end.
YOU ARE READING
Hopeless
HorrorEntah kenapa, belakangan ini aku sering merasa diawasi. Sejak saat aku mendownload game yang Rina suruh, aku tak punya harapan lagi untuk jauh dari ancaman Mandy. Tapi anehnya, setelah satu minggu disandera, Mandy makin baik padaku. Ia bahkan mengga...