Rina POV
Yuu dimana sih? Gak ada kerjaan amat. Aku ke rumahnya dia gak ada, HPnya pun ditinggal. Dasar ceroboh....
Yuu POV
"LEPASIN AKU MANDY! OMEGOD!"
Sudah seminggu sejak aku disandera dirumah Mandy. Dia sampai sekarang tidak juga melepaskanku. Padahal kemarin aku sampai pingsan bohongan. Tapi dia diam saja. Dasar cowok gwla!
"Mandy... lepasin aku napa sih?" Aku sudah lemas sekali. Pisau tidak ada untuk memutus ikatan badanku. Meskipun tanganku lepas dari ikatan, tak ada yang bisa kulakukan. Aku tidak makan sama sekali, karena dia selalu memberikanku ginjal--lambung--paru paru manusia ataupun hewan. Aku benar benar jijik sampai aku muntah. Bahkan aku duduk di samping muntahku. Dasar cowok tidak berhati.
"Tolong lepaskan aku Mandy dari ikatan ini... aku berjanji tidak akan keluar..." aku membuat janji palsu.
"Ohya? Oke."
Mandy dengan mudahnya mengambil pisau laku melepaskan ikatanku. Hah! Apa dia pikir aku akan diam disini?
"Aku ada korban untuk dibunuh lewat game."
Mandy mengunci jendela, pintu dan semuanya dari luar. For godness sake, apa dia sangat susah memercayaiku. God.
"Bisa diidupin tu TV?"
"Aliran listrik mati"
"Air mandi?"
"Ga ada saluran air"
"Makanan?"
"Ginjal, lambung, paru paru, usus."
"Makanan manusia?"
"Jangan banyak berharap."
Mandy pergi tanpa memedulikanku. Masa aku musti makan ginjal? Bisa bisa aku jadi kanibal. Aku masih saja lemas.
Aku menjelajahi rumah Mandy ini. Ada kamar di sebelah muntahku. Aku membuka pintunya, dan terdengar suara decitan yang keras. Seperti sudah lama tidak dihuni...
Mungkin kamar ini tidak pernah dibuka, dan Mandy memiliki kamar di ujung. Ada sebuah tempat tidur, dan meja yang ada vas bunga sudah layu diatasnya. Apakah Mandy membunuh orang yang memiliki rumah ini lalu menjadikannya sebagai rumahnya?
Aku merebahkan diri di kasur. Benar benar sakit, tidak empuk. Aku mengambil bantal yang tergeletak di bawah tempat tidur, membersihkannya, lalu memflashback semua yang terjadi.
"Aku sudah selesai"
Mandy tiba tiba sudah tiba di depan kamar. Bikin kaget.
"Dan aku juga membawa makanan. Saluran air sudah ada, dan aliran listrik sudah hidup. Kamu sudah bisa nonton tv, mandi, dan terserah apa yang mau kau lakukan."
Aku keluar dari kamar'ku'. Ada nugget, sandwich, dan minuman milkshake kesukaanku. Well aku senang bisa mendapatkan ini, dan aku senang dia memberikanku fasilitas.
"Makasii Mandy" aku terpekik senang.
"Jadi kau akan tinggal disini atau pergi dari sini? Aku tahu apa yang kau inginkan."
"Oke, aku akan tinggal disini..." aku mau tinggal disini soalnya terus aku mesti tinggal dimana? Rumah kosongku? No way. Yes no way.
Mandy POV
Dia mau tinggal disini? Aku benar benar senang. Aku ingin dia tinggal disini, menghangatkan suasana kaku di rumah ini.
Sebenarnya, aku memberikan whitescreen dilaptopnya karena...
"Aku suka dia"
Tapi jika aku menikahinya, apa yang akan dia dapatkan? Mungkin saja dia takkan bisa bersosialisasi dengan teman temannya. Mungkin, aku akan membiarkannya di luar rumah ini.
Tapi jika ada yang tahu aku menikahi cewek, reputasiku sebagai "GameKiller Mandy" akan hilang. Jadi... mungkin aku harus membunuhnya...
Mana yang harus kupilih...?
You are in the end of this story
Maafya kalau Mandynya terlalu baik dan jahat( eh)
Satu atau dua episode lagi kayaknya final chapter:)
Vote, okay? Readenrnya banyak votenya lima. ---.
Dan maaf chaptr ini terlalu absurd... delete soon deh jika cerita ini emang aneh...Then bye.
YOU ARE READING
Hopeless
HorrorEntah kenapa, belakangan ini aku sering merasa diawasi. Sejak saat aku mendownload game yang Rina suruh, aku tak punya harapan lagi untuk jauh dari ancaman Mandy. Tapi anehnya, setelah satu minggu disandera, Mandy makin baik padaku. Ia bahkan mengga...