11

27 4 0
                                    

-Hari minggu pukul 09.45-

Seperti biasa, suasana pagi pada hari minggu di rumah kala adalah hening. Bukan karena mereka semua sibuk, melainkan mereka memilih untuk kembali tidur setelah shalat subuh.

Ia Seakan tidak ingin menyia-nyiakan hari libur dan menikmati hari dimana aktivitas aktivitas yang memusingkan berhenti sejenak.

Setelah jam menunjukkan pukul 10.30 Sehun terbangun dan merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya. Suhu Badannya Terasa panas dan timbul ruam ruam merah yang apabila disentuh terasa nyeri dan gatal.

Dia mulai panik dan mencari abangnya yang Kebetulan adalah seorang Dokter. Dia memanggil abangnya panik namun tidak ada jawaban. ketika ingin membuka pintunya ternyata terkunci dari dalam.

Karena minong sering kali merasa dibangunkan secara paksa saat ia masih ingin menikmati tidurnya oleh abang atau adiknya, karena itu dia memutuskan untuk selalu mengunci pintu kamarnya pada saat hari libur.

"Aa.. aa.. thehun thakitt" rengek sehun dari luar kamar monong

"Aa ... Buka pintunya huhu" teriak nya lagi namun masih belum ada jawban.

Sehun adalah sosok anak yang sangat manja kepada orang yang lebih tua darinya. Terlebih lagi pada saat sakit, ia akan sangat butuh lebih banyak perhatian dari orang sekitarnya.

"Aa huhu" sehun mulai menangis. Lucu memang, tapi entahlah sehun memang sosok yang lembut dan cengeng pada saat saat tertentu.

Mendengar ada suara rengekan anak laki laki itu, iki yang pendengaran nya lebih sensitif dibandingkan dengan yang lain, mulai terbangun dari tidurnya. Ia kaget dan langsung menuju arah dari suara itu.

Saat ia keluar sehun sudah terduduk lemas dan menangis didepan pintu minong.

"Loh sehun. Kamu kenapa?" Tanya iki panik

"Thehun sakit kak" jawab sehun lemah dan terlihat pucat.

Iki mencoba memegang jidat dan leher sehun untuk mengukur panas dan ternyata suhu tubuhnya sangat panas.

"Minong nya masih tidur? Tanya iki lagi

"Thehun juga gak paham. Aa gak keluar keluar huhu" sehun terisak

"Sehun jangan nangis nanti badan kamu tambah panas. Tunggu kakak bangunin minong dulu" jawab iki menenangkan.

Iki memutuskan untuk menggedor kencang pintu minong.

"Brukk brukk brukk"

"Minn.. bangun. Buka pintunya" kata iki sambil menggedor pintu.

Masih belum ada jawaban.

Iki memutuskan untuk menelpon Wa minong, barangkali nada deringnya bisa membantu membangunkan kebo satu itu.

Setelah usaha ketiga kalinya untuk menelpon, akhirnya minong mengangkatnya.

Telpon*

"Hemmm" jawab minong parau

"Bangun woy. Ini tolongin cepet" teriak iki kesal

"Hah kenapa ?" Sahut minong kaget mendengar suara panik abangnya.

"Cepat keluar astaga" kata iki mematikan telponnya

Minong bergegas bangkit dari tempat tidurnya dan keluar kamar.

"Astagfirullah. Sehun kenapa?" Melihat sehun terbaring lemas didepan pintu kamarnya dengan bantalan paha iki.

"Ini sehun sakit min, coba periksa" -iki

Minong mengambil peralatan seadanya yang tersedia dirumahnya.

It's Me, Kala ! (Dreaming with Obsession)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang