1 | Ospek

4.7K 425 15
                                    

"Bun, liat name tag Syera gak?" Tanya Syera yang kini sudah bulak balik berkali-kali dari kamar ke ruang tengah hingga ke dapur dimana Tera tengah memasak.

Tera mengerutkan keningnya bingung. "Bukannya kamu simpen di atas meja belajar kamu?" Tanya nya sambil memberi Ardi kopi hangat.

"Inget-inget lagi sayang," ujar Ardi lalu menyeruput kopinya.

"Syera taruh kasur tadi sebelum mandi, Ayah."

Ardi membuang nafasnya lalu bangkit. "Yaudah ayuk Ayah bantu cariin." Ardi terlihat keluar dapur.

Syera mengangguk. Bisa mampus jika Syera tak membawa salah satu peralatan ospeknya.

"Assalamualaikum, Bun." Salam Galaksi yang tiba-tiba datang lalu mencium tangan Tera yang kini tersenyum lembut. "Waalaikumsalam, ganteng."

"Ga, kayaknya kamu berangkat duluan aja deh." Lirih Syera tak enak.

"Kenapa? Kamu gak enak badan?" Tanya Galaksi khawatir melihat wajah pucat Syera.

"Bukan, name tag aku-"

"Syeraa, ini ada loh jatoh di selipan kasur." Ujar Ardi mengulurkannya pada Syera membuat gadis itu membuang nafasnya lega. Tak lama ia terbelalak saat melihat jam.

Argh, sama aja dong kena hukum telat.

Syera langsung mengajak Galaksi berangkat terburu-buru setelah salam dan pamit pada Tera dan Ardi.

Padahal Galaksi bukanlah tipe orang yang akan terburu-buru saat terlambat. Tapi demi Syera, ia sampai menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

▼・ᴥ・▼

Mereka pun sampai Syera masuk lebih dulu karna Galaksi sedang menelpon.

Ah, sial. Lagi-lagi ini terjadi pada Syera. Terlambat dihari pertama sekolah, dan menghadapi senior galak.

Kali ini pria.

"Jam berapa sekarang?" Tanyanya dengan wajah super jutek.

Syera gugup setengah mati. "J-Jam.. 7.50 kak?"

"Bagus. Gue kira lo buta waktu," tukasnya membuat mata Syera terbelalak.

"Saka, lo dipanggil Dewa. Katanya absen anak-anak sama lo?" Tiba-tiba datang seorang gadis yang terlihat bak barbie. Syera sampai terpukau. Melihat name tag nya ternyata ia salah satu dari senior ospek. Beby Ayla.

Saka mendelik menatap Syera membuat Beby mengikuti arah pandangnya menuju Syera.

Beby melipat kedua tangannya. "Biar gue yang urus dia." Ujarnya pada Saka membuat pria itu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ikut gue."

▼・ᴥ・▼

Syera dibawa ke belakang halaman sekolah yang terdapat gudang kumuh dihadapannya. Apa Syera akan disuruh membersihkan gudang ini?

Ah, Syera dan Beby reflek menutup hidungnya mencium bau yang tak sedap saat baru tiba disini.

Melihat Syera yang menatap gudang, Beby mendengus geli. Dia pikir bersihin gudang doang? Enak aja, batinnya.

"Gue gak akan nyuruh lo bersihin gudang ini. Hukuman lo adalah, bersihin ini." Syera mengikuti arah tunjuk Beby.

Mata Syera membulat. Pup kucing?!!!

"Pengki sama sapunya didepan gudang. Lo pindahin pup di atas rumput ini ke permukaan tanah supaya bisa lo kubur." Tukasnya lalu pergi meninggalkan Syera sendiri.

Gadis itu mengibas-ngibas udara agar baunya tak terus-terusan menyiksa penciumannya.

Ia mulai mengambil pengki dan sapu untuk melakukan hukumannya.

Semoga Galaksi gak dapet hukuman yang sama. Diakan telat gara-gara gue, batin Syera cemas.

▼・ᴥ・▼

Galaksi keluar mobilnya setelah mengakhiri telponnya. Ia melihat ada dua gadis didepan gerbang. Beby dan Mila.

Apakah Syera sudah masuk? Pasti sudah. Itu yang ada dipikiran Galaksi. Galaksi mulai berjalan masuk.

Seketika Beby dan Mila terpaku melihat Galaksi yang terlihat berjalan mengarah pada mereka.

"Gila-gila! Itu gak hoax?! Galaksi Arsenio beneran kuliah disini?!" Pekik Mila dengan wajah berbinarnya.

"Namanya Galaksi?" Tanya Beby yang tatapannya tak bisa lepas dari pria yang tengah berjalan ke arahnya.

Mila mengangguk. "Gue followers instanya dari lama, Beb. Gila realnya lebih badai." Ocehnya membuat sebuah senyuman tercetak diwajah Beby. "Gue bakal jadiin dia pacar gue."

Mata Mila membulat mendengar itu. "Gu-Gue denger dia udah punya pacar?"

Beby mendengus geli. "Secantik apa pacarnya? Melebihi gue?"

Mila menggaruk tengkunya yang tak gatal bingung. Karna tak bisa dipungkiri gadis yang di posting di medsos pria itu pun tak kalah cantik dari temannya itu.

Beby terhenyak saat Galaksi melewatinya begitu saja memasuki gerbang. Tapi Beby bahkan tak mampu memarahi atau menghukum pria itu.

"Dia gak kita hukum, Beb?" Tanya Mila melihat Beby membiarkan Galaksi pergi begitu saja. "Nanti kalo Saka marah gimana?!" Panik Mila.

"Dia gak akan marah kalo gak lo kasih tau." Cibirnya lalu menyusul Galaksi memasuki kampus.

Mila langsung mengekori Beby gelisah.

▼・ᴥ・▼

Syera terlihat mual kebauan.

Rasanya hari ini ia benar-benar sial.

"Bagus deh, kayaknya Galaksi gak dikasih hukuman bersihin pup kayak aku. Dia dihukum apa, ya? Gara-gara aku dia jadi dihukum. Apa nanti aku traktir aja?" Pikir Syera bicara sendiri.

Syera merintih saat betisnya dicakar oleh sesuatu.

Saat ia menunduk, ternyata seekor kucing yang melompat-lompat padanya dan tak sengaja kukunya yang panjang melukai gadis itu.

"Kenapa, cing? Seneng kamu aku bersihin eek kamu? Bau tau," cibir Syera sambil kembali menyapu pup yang hampir selesai itu.

Kucing itu malah menempelkan tubuhnya pada Syera meminta dibelai sayang.

Syera tersenyum. Gadis itu berjongkok dan mengelus kucing yang terlihat masih kecil itu sayang.

Di sisi lain seseorang yang sedari tadi melihat gadis itu diam-diam terkekeh melihat Syera yang sibuk dengan seekor kucing.

"Gery," panggilnya yang membuat seekor kucing persia putih itu melompat kedalam pelukan Saka.

Syera langsung buru-buru mengambil sapu dan pengkinya melanjutkan hukumannya yang membuat Saka terkekeh tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Kalo udah selesai, lo dateng ke ruang BEM aja temuin gue disana."

Syera mengangguk cepat.

RAGA IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang