Maaf guys sempet ada urusan pribadi, jadi aku mendadak hiatus dan baru lanjut lagi hehe happy reading 💜
▼・ᴥ・▼
Sepanjang perjalanan Syera menatap Galaksi dengan pikirannya yang masih penasaran. Apa yang terjadi sampai Galaksi tidak kena hukum. Syera bersyukur tapi, kok bisa?
"Kenapa liatin aku?" Tanya Galaksi tanpa melirik Syera. Pria itu fokus menyetir tapi sadar gadisnya itu memerhatikannya sedari tadi.
Syera terbelalak. "Enggak apa-apa, kok. Emangnya aku gak boleh liatin pacar aku?"
Galaksi tersenyum lebar yang membuat Syera juga ikut tersenyum.
▼・ᴥ・▼
Setelah beberapa hari kemudian mos pun berakhir dengan aman. Syera yang mati-matian agar tidak terlambat selama mos agar hukumannya tidak diperpanjang berhasil dan kini ia sedang memasuki kelasnya. Mereka memiliki kelas yang berbeda. Tentu saja, dirinya berada di fakultas kedokteran, sedangkan Galaksi fakultas manajemen bisnis bersama antek-anteknya, Ambon, Dino dan Jodi.
Dan ya, ia bersama Caca lagi. Karna mereka memiliki mimpi yang sama. Menjadi seorang dokter.
Syera tersenyum. Entah mengapa ia jadi teringat, bagaimana dulu SMA ia mengajar Galaksi demi masuk ke fakultas ini. Ia pikir itu adalah mimpi buruknya. Siapa yang tahu kini itu semua malah kenangan cinta masa SMA-nya?
Caca mengibas tangannya didepan wajah Syera. "Ra! Dosen udah dateng!" Bisik Caca.
Syera langsung menepis lamunannya. Ia bersiap mengeluarkan buku dan memulai kelas pertamanya.
▼・ᴥ・▼
"Kamu, tolong bawa buku-buku ini ke kantor saya. Saya mau ke kamar mandi dulu," pinta seorang Dosen menunjuk Syera dengan dagunya. Buru-buru Syera bangkit dan mengambil semua buku itu dimeja.
Syera berjalan mencari Ruang Dosen.
Syera tersenyum saat melihat sebuah tulisan 'Ruang Dosen' jauh lurus disana. Ketemu.
Bruk!
"Aw!" Syera memegang keningnya. Sebuah bola basket menghantam keningnya yang kini memerah. Dan buku sudah berantakan semua.
Galaksi yang tengah berlatih disana juga berlari dengan sigap membantu Syera bangkit.
"Kamu gapapa?" Cemas Galaksi. Pria itu langsung menghadapi sang pelaku yang kini menghampiri mereka.
"Sorry-sorry, lo gapapakan?" Ujar pria bernama Dewa itu.
"Gapapa lo bilang? Bisa main basket gak? Basket itu dilapangan, bukan dikoridor." Tukas Galaksi membuat Syera memegang tangan Galaksi.
"Ga. Aku gapapa sumpah!" Syera menarik Galaksi menghadapnya agar pria itu tak bertengkar. Masalahnya berurusan dengan senior diawal masuk bukanlah suatu hal yang baik. Walaupun sebenarnya Syera sangat pening, shit.
Saka mengumpulkan buku-buku itu lalu menyerahkannya pada Syera. "Sorry, ya. Temen gue gak sengaja," ujarnya.
Baru saja Syera akan mengangguk. Galaksi keburu angkat suara, "Kalo sampe Syera kenapa-napa, gue gak akan lepas kalian."
Saka mendecih. "Guekan udah bilang temen gue gak sengaja."
"Ga," Syera menggeleng seakan bilang pada Galaksi untuk tidak memperbesar ini. Galaksi membuang nafasnya nurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA II
Teen FictionKalau kalian harap Raga sudah sempurna hingga akhir itu salah besar. Nyatanya saat lulus SMA, perjalanan hubungan mereka masih saja diombang-ambingkan layaknya ombak. Jika badai mampu mereda dengan mudah, itu bukan badai namanya.