Galaksi mensejajarkan jalannya dengan Syera lalu menggenggam tangan mungil gadis itu membuatnya terkejut.
"Ga, kita dikampus." cebik Syera.
"Terus?" tanya pria itu tak acuh.
"Cieee, pacaran terus masih pagi nih." ledek Caca yang tiba-tiba ikut berjalan disamping mereka.
"Lo ada kelas juga pagi ini?" tanya Syera pada Caca yang diangguki oleh gadis itu. "masih setengah jam lagi sih." jawabnya.
"Ra, kayaknya mendingan pacarannya entar lagi deh.." gumamnya melihat mereka akan bersamprokan dengan Beby, Saka dan Dewa.
Melihat itu Syera menarik tangannya tapi ditahan oleh Galaksi dengan ekspresi datarnya pria itu mengacuhkan para seniornya itu dengan terus melewatinya tanpa menganggap ada. Lagipula memangnya harus? apalagi atas kejadian semalam yang membuatnya marah.
Di sisi lain Beby menatap kesal melihat tangan mereka bertaut satu sama lain. Tapi ternyata bukan hanya dia, tapi juga Saka. Bedanya wajah pria itu hanya datar walaupun sebenarnya entah mengapa ia merasa tidak suka juga tanpa ia tahu kenapa alasannya.
Dewa yang melihat kedua temannya itu terkekeh. "Kenapa kalian, hm?"
Saka berdehem.
"Padahal semalem kita abis party barengkan, tapi barusan? mereka kayak orang gak kenalkan. Apa perasaan gue aja?" decih Beby membuat Dewa terkekeh.
"Inget, Beb, apa yang lo lakuin semalem." cibir Dewa membuat Beby tak bisa berkata.
Gue akan dapetin lo, Galaksi. Batinnya lalu ia pergi duluan meninggalkan Saka dan Dewa.
Dewa melirik Saka. "Lo gak tertarik sama tuh cewek anak baru kan?"
"Enggaklah, gausah gila lo." ujar Saka terlihat kesal lalu meninggalkan Dewa.
"Woi kok gua ditinggal sendiri sih!"
▼・ᴥ・▼
Syera mengacak rambutnya frustasi. Kepalanya seakan hendak meledak.
Ia kembali menelusuri rak-rak mencari buku yang akan membantunya menyelesaikan tugas yang sedari tadi ia kutati.
hampir sejam ia berkutat diperpustakaan. Perpustakaan universitas terbaik memang bukan kaleng-kaleng, sungguh lengkap dan luas. Tapi justru itu yang membuat Syera kesulitan mencari buku yang ia butuhkan.
Syera melirik ponselnya. Tumben, Galaksi belum membalas pesannya. Katanya pria itu ingin menjemput Ibunya. Apakah selama ini?
Ketemu!
Farmakologi. Syera menemukan buku yang ia cari. Ia menarik buku itu dan mulai mempelajarinya.
Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan sebuah telpon masuk.
Mamah Dara?
Dara sudah menganggap Syera seperti putrinya sendiri. Begitupun sebaliknya. Dara menyuruh Syera memanggilnya dengan sebutan Mamah mulai sekarang. Mengingat betapa putranya sangat mencintai gadis itu juga.
Syera menerima panggilan telpon itu.
Tunggu. Kenapa Dara menangis?
Firasat Syera tak baik.
"Sayang.. hiks," ujarnya terus menangis hingga sulit meneruskan ucapannya.
"Mamah kenapa nangis?" Tanya Syera khawatir. "Mamah baik-baik ajakan?"
"Galaksi yang gak baik-baik aja, ra.. Galaksi kecelakaan mobil dan sekarang koma, Mamah takut Galaksi kenapa-kenapa, ra.. hiks,"
Prak!
Tangan Syera melemas hingga ponsel ditangannya terjatuh.
Syera menyadarkan dirinya dari lamunannya lalu mengambil ponselnya memasukkannya ke dalam sakunya dan berlari memesan taksi menuju rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA II
Teen FictionKalau kalian harap Raga sudah sempurna hingga akhir itu salah besar. Nyatanya saat lulus SMA, perjalanan hubungan mereka masih saja diombang-ambingkan layaknya ombak. Jika badai mampu mereda dengan mudah, itu bukan badai namanya.