Pemuda Keras Kepala

517 68 9
                                    

Hanamaki Takahiro, putra sulung dari keluarga mafia Hanamaki yang terkenal. Pria yang kerap di sapa Makki ini sebenarnya tidak suka jika dirinya di kaitkan dengan sang ayah.

Delapan tahun lalu Makki pergi dari rumah mewahnya karena berdebat dengan sang ayah. Ayahnya ingin Makki menjadi penerus keluarga, tentu saja Makki menolak. Ia hanya ingin hidup normal, bukan jadi boneka untuk saling adu anak. Kau tahu, hidup di keluarga kelas atas juga memiliki beban yang besar. Prestasi, nama baik dan attitude di pertaruhkan. Makki mengira semua itu hanya hal bodoh jika kau hanya memikirkan ke egoisan ingin terlihat lebih 'di atas', siapa yang tahan terus berpura-pura baik di hadapan keluarga gila.

"Kakak jangan lupa makan. Kau semakin kurus belakangan ini" Makki menjepit ponsel di bahu dengan kepalanya, ia menuangkan segelas susu kemudian meneguknya.

"Masih pagi sudah cerewet saja. Seharusnya kau saja yang makan banyak, agar pertumbuhan mu bagus" ejek Makki pada lawan bicaranya.

"Huuh aku bukan anak kecil lagi !" Makki tertawa setelahnya, Makki sangat senang jika Harumi, adik perempuannya sudah menelpon. Walaupun mereka sudah pisah rumah tapi putri bungsu keluarga Hanamaki itu masih sering menelepon kakaknya.

"Kak, aku ingin merayakan ulang tahun kali ini denganmu" Harumi menjeda kalimatnya.

"Aku berjanji akan jadi anak baik. Tapi kakak juga harus berjanji mau merayakan ulang tahun bersama" suara Harumi terdengar semakin pelan, tentu Makki sadar kalau adiknya sedih. Karena konflik dengan sang ayah membuat Makki tidak ingin menginjakan kaki di rumah mereka, sudah 8 tahun mereka tidak bertemu. Makki ingat tangan kecil Harumi yang tidak mau melepaskannya sebelum ia pergi dari rumah.

"Baiklah, jika Harumi janji akan jadi anak baik" Makki dapat mendengar teriakan kegirangan, Harumi sangat senang setelah sekian lama akhirnya dia bisa bertemu sang kakak lagi.

"Haru-chan sudah saatnya berangkat" Makki mengerutkan alisnya, Samar-samar ia bisa mendengar seseorang memanggil nama adiknya seakrab itu.

"Siapa itu?"

"Dadah kak sampai nanti" Makki yakin jika adiknya tidak mendengar pertanyaannya barusan. Makki jadi tidak sabar ingin bertemu Harumi, sejujurnya ia sekarang paham bagaimana perasaan jika adikmu di dekati orang yang tidak kau kenal.

.
.

Seminggu menjelang pesta ulang tahun Harumi, Makki penasaran sudah setinggi apa adiknya sekarang. Setelah pulang kerja Makki memutuskan untuk membeli sebuah hadiah.

Makki berjalan menuju sebuah toko, tapi ia masih menimang-nimang hadiah apa yang cocok untuk Harumi. Belum lagi, terakhir kali bertemu dengan Harumi usianya masih 9 tahun. Makki jadi semakin penasaran secantik apa harumi sekarang.

Makki memasuki sebuah toko perhiasan. Ia melihat sebuah kalung dengan motif bunga sakura di tengahnya, terlihat sederhana namun anggun disaat bersamaan. Saat ingin memilih kalung tersebut, tiba-tiba saja seorang pria juga memilih kalung yang sama.

"Eh?" Pria itu tidak bicara, hanya menatap Hanamaki datar.

"Maaf tapi aku duluan" ujarnya singkat.

"Mana bisa begitu, aku yang melihatnya dulu" Hanamaki tidak terima, sudah jelas dia yang dari awal ingin mendapatkan kalung itu.

"Apa ada lagi yang seperti ini?" tanya Hanamaki pada wanita pemilik toko.

"Tinggal ini saja" Hanamaki melirik pria di sampingnya tajam.

"Maaf tapi aku duluan, tuan" Hanamaki dengan cepat memberikan uangnya, dan sebuah paperbag berisi kalung di dalamnya jatuh ke tangan Hanamaki. Hanamaki tersenyum lalu meninggalkan mereka.

Save Her [Matsuhana] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang