Pengkhianatan

232 48 4
                                    

Seusai sarapan Harumi menitah kedua pemuda di dekatnya untuk mengikuti laju motornya. Mereka tak tahu kemana gadis itu akan mengarahkan, yang pasti sekarang cuma Harumi yang tahu keberadaan Isamu.  Entah mendapat bantuan darimana hingga ia mengetahui informasi pergerakan keluarga Watari, Matsukawa juga tidak tahu menahu perihal apa yang gadis itu cari selama ini.

Setelah hampir satu jam perjalanan, mereka sampai di tujuan. Gedung kantor terbengkalai yang ada di pinggiran kota, kelihatannya gedung itu belum terlalu lama di tinggalkan. Masih banyak barang dan ada sebagian kaca jendela pecah. Tak terlalu tinggi namun cukup besar untuk sebuah perusahaan. Harumi turun dari motornya, netra abunya melirik sekilas gedung tersebut, kemudian menghampiri mobil Matsukawa.

"Aku yakin ayah ada di dalam" ujar Harumi. Tatapan yang semula lembut kini menjadi tegas, Harumi mengambil seluruh rambutnya kemudian menarik keatas, gadis itu mengikat rambutnya bergaya messy bun. Ia melakukan itu juga agar tidak mengganggu pandangannya ketika berkelahi.

"Harumi, kau tunggu disini saja" saran Hanamaki. Ia tentu tak ingin adiknya terlibat masalah seperti ini, Harumi adalah seorang anak perempuan, ia harus menjaga citranya supaya tidak di rendahkan orang lain. Jaman sekarang sangat kejam, jika kau tak memiliki wajah yang elok, kau tidak akan di anggap oleh masyarakat.

"Aku tau kakak mencemaskanku. Tapi, saat kau tak ada, akulah yang jadi penerusmu. Kerjaanku di rumah bukan cuma duduk diam seperti putri. Kau lupa aku anak seorang mafia ?" perkataan Harumi sedikit mengiris hatinya, ia tidak menyangka Harumi akan mengatakan hal tersebut. Matsukawa menepuk bahu Hanamaki pelan, lalu tersenyum lembut.

"Harumi !" teriak seorang pemuda dari jauh. Mereka menoleh ke asal suara, seorang pemuda berlari mendekati mereka. Sekujur tubuhnya berlumuran, namun sepertinya darah itu bukan berasal dari tubuhnya.

"Dia Watari Shinji" ujar Harumi saat Shinji berdiri di samping gadis itu. Matsukawa dan Hanamaki terbelalak kaget. Marga yang tak asing di indra pendengar mereka, bagaimana bisa Harumi kenal orang itu.

"Aku bingung mau cerita darimana, tapi kalian bisa mempercayai Shinji" awalnya Hanamaki dan Matsukawa ragu, tapi sama sekali tidak ada raut ketir di wajah dua anak muda itu, mereka tampak serius.

"Ayo kita ke atas sebelum ayahku membunuh tuan Hanamaki"

"Jelaskan rinciannya, lalu kita berpencar" Harumi mengeluarkan spy sunglasses miliknya. Barang itu tidak murah, belum lagi cukup sulit mendapatkan benda canggih tersebut. Matsukawa menatap gadis itu, terlihat sang bawahan sedang menuntut jawaban.

"Aku beli ini dengan uangku sendiri, selama ini aku dan Shinji menyelidiki semua tentang keluargaku dan Watari diam-diam. Kalau kau tau pasti akan lapor ke ayah, bisa-bisa rencana kami gagal" ujar Harumi membela diri. Harumi berkata jujur, selama ini ia menyelidiki dua keluarga yang masih bersitegang tersebut. Karena bantuan Shinji, tugasnya jadi tak begitu rumit.

Shinji memberitahu semua informasi yang ia miliki. Shinji mengatakan jika ayah Harumi di bawa paksa ke sana saat rapat dengan seorang CEO, CEO itu adalah pengecoh untuk membuat Isamu masuk ke dalam ide busuk keluarga Watari. Sang anak tunggal menolak pemikiran buruk ayahnya, alasan itu juga yang membuat Shinji bisa bekerja sama dengan Harumi. Tujuan ayah Shinji adalah melenyapkan Isamu, permasalahan ini tak jauh dari masa lalu dua keluarga tersebut.

"Kakak, aku menyayangimu" setelah mengatakan itu Harumi memeluk dan mencium pipi Hanamaki. Si gadis bersurai merah jambu terseyum hangat, menatap manik kakaknya lekat.

Mereka bertempat membentuk dua kelompok. Harumi dan Shinji bergerak dari depan, sedangkan Matsukawa dan Hanamaki dari pintu belakang. Kedua anak itu sadar jika kemampuan Matsukawa dan Hanamaki cukup bagus bergerak diam-diam, tugas mereka hanya menjadi umpan agar penjaga fokus pada Harumi dan Shinji.

Save Her [Matsuhana] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang