Yasie PovAku merinding saat posisi tubuhnya semakin dekat denganku, punggungku menyentuh dadannya yang keras membuat otakku berfikir tidak benar. Hal-hal dari semua buku yadong yang pernah aku baca terlintas di otakku membuat pipiku memanas. Aku menggigit bibirku keras saat tangannya menyentuh pinggangku dengan lembut bergerak pelan menuju gesper dan segala hal yang mengikatkan gaun ini pada tubuhku. Damn it! Aku menyesal meminta bantuannya, tidur dengan gaun berat ini mungkin jauh lebih baik dari pada harus mengalami situasi seperti ini.
Aku bisa merasakan deru nafasnya menyentuh tengkukku yang tersekspos karena rambutku masih disanggul tinggi. Aku hanya bisa membeku menatap pantulan diri kami dari cermin dihadapanku, membuat perutku terasa diaduk-aduk.
“Berhenti menggigit bibirmu.” Ia berhenti sejenak saat kalimat itu keluar dari mulutnya dan menatap mataku pada cermin itu. Pandangannya tajam dan ekspresinya sedikit menyeramkan bagiku, namun satu hal yang pasti ia sangatlah tampan mengalahkan ketampanan dari semua sepupu namjaku. Tangannya yang tadi sibuk membuka gaunku, beralih memeluk perutku dengan erat membuat tubuh kami semakin merapat. Ia meletakkan dagunya di bahuku dan aku bisa mendengarkan ia menghembuskan nafasnya dengan berat menggelitik bagian leherku.
Apa sebaiknya aku kabur? Atau aku bisa mengambil salah satu shampoo di westafle di hadapanku untuk memukulnya agar ia berhenti menyentuhku. Atau haruskah aku menghajarnya dengan ilmu dasar bela diri yang yoshi ajarkan padaku? Tapi bagaimana? Aku bahkan tidak bisa bergerak barang seinci saja.
“Haruto…” Aku berhasil menyebut namanya tepat sebelum bibirnya menyentuh salah satu bagian leherku.
“Hmmm…” Ia menyahut, mengangkat wajahnya dan menatapku sangat dekat, bahkan hidungnya menyentuh pipiku. Kalimat yang berusaha aku rangkai dengan bersusah payah, buyar begitu saja. Suara air liur yang turun di tenggerokkanku dan suara deru nafasnya yang menyetuh kulitku mengisi kekosongan yang terjadi di sini.
“Tadi itu aku hanya menciummu sedikit saja, jadi aku rasa mungkin aku bisa mendapat lebih setelah membantumu dengan gaun ini.” Aku teringat ciuman di altar yang tadi kami lakukan, euh… sangat memalukan, untuk pertama kalinya aku berciuman di saksikan oleh orang banyak.
“Tap-.” Sebelum aku mengucapkan perlawananku aku sudah merasakan bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Haahhh…. Lembut sekali. Dengan perlahan ia melumat bibirku bergantian mengirimkan sensasi luar biasa yang membekukan kerja otakku. Damn it! Aku tidak bisa menghentikan diriku sendiri. Sesekali aku memandang pantulan bayangan kami di cermin itu, membuat adegan ini terasa semakin panas dan aku semakin gerah dengan pakaian tebal ini. Bagaimana aku bisa sampai di sini? Hal itu terus berputar di otakku. Haruto melenguh pelan saat tanpa sengaja aku menggigit bibirnya membuat aku merasa seperti gadis murahan yang tiba-tiba menyerahkan dirinya pada orang asing. Kemana Lee Yasie yang selama ini selalu menjaga diri dan martabatnya? Aku tidak pernah membiarkan orang menyentuhku begitu saja, dalam sejarah hidupku aku baru beberapa kali berciuman dan itu pun setelah kami berkenalan cukup lama. Dari mana datangnya manusia ini yang mengacaukan semua system pertahananku? Rasa manis di dalam mulutku memudarkan segala akal sehat yang tadinya masih aku miliki. Ia terus menghujaniku dengan sensasi extravaganza yang dihasilkan oleh bibirnya membuat otakku lumpuh sepenuhnya. Seperti lembutnya caramel yang dilelehkan, seperti hangatnya teh, seperti manisnya coklat dan seperti hebatnya roller coster yang menguji setiap sisi adrenalinku.
Ia melepaskanku dan masih menatapku dengan tatapan sayu yang meruntuhkan logika. Bibirnya merona dan berwarna merah pekat.
“Mandilah. Kau pasti sangat lelah.” Ia meletakkan tanganku dibagian atas gaunku agar benda ini tidak jatuh dan memperlihatkan bagian tubuh atasku. Ia keluar begitu saja seolah tidak terjadi apapun dan aku di sini memandangi diriku seperti orang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Watanabe Haruto NC21+
Fanfictionanak kecil gak boleh baca! NC21+ AREA! #typo #gak suka jgn baca