° ͜ʖ ͡ -

564 18 4
                                    

Yasie pov

Aku berdiri di depan cermin sibuk menatap pantulan diriku, apa sebaiknya aku pakai bikini juga? Aku melepaskan kaos longgar yang menutupi bikini dan tubuhku. Aku asik memandangi pantulan tubuhku memperhatikan setiap sudutnya mempertimbangkan apa sebaiknya aku memakai bikini tanpa kaos longgar ini. Selagi aku berputar-putar di sana, Haruto memasuki kamar mandi tempat aku berada dan sukses membuatku terkejut. Aku lupa mengunci pintu kamar mandinya -_-. Aku terdiam membalikkan tubuhku dan menatapnya tidak tahu reaksi macam apa yang bisa membantuku. Aku masih merangkai fakta sampai akhirnya menyadari ia terus menatapi tubuhku. Ia berjalan mendekat dan aku terus bergerak mundur hingga punggungku menempel pada cermin di belakangku.

“Aku tidak terlalu suka idemu memakai bikini.” Ia menyerahkan kaos longgar yang tadi aku buka.

“Aku tidak ingin membagi tubuh ini dengan orang lain.” Tangannya menyentuh punggungku menghantarkan sengatan listrik ke seluruh system kerja sarafku membuatku membeku tidak bergerak. Fuck! Aku hanya mengenakan bikini yang lebih mirip sepasang panty dan bra. Tubuhnya berdiri tinggi dihadapanku dan ia masih menatap tubuhku intens. Aku berusaha keras mengusir jauh rasa gugupku, tapi dalam keadaan seperti ini hal itu terdengar sangat mustahil.

Ia menunduk sehingga wajahnya sejajar denganku, mengamati ekspresiku dengan sangat serius, aku percaya saat ini pipiku begitu merona di hadapannya.

Bibirnya menempel sempurna di bibirku, aku bisa melihat ekpresinya yang terlihat sangat menikmati apa yang tengah ia lakukan saat ini dan kedua mata itu tertutup memaksa untuk mengikutinya. Ia melepaskanku sejenak masih di sana dengan wajahnya tepat di depanku. Ia menggigit bibirnya pelan, aku tidak tahu fantasi seperti apa yang kini tengah berputar di otaknya karena saat ini ia menatapku dengan tatapannya yang lapar seolah ia siap menelanku hidup-hidup.

Sekali lagi ia menempelkan bibirnya di bibirku, bergerak lebih lihai dari yang sebelumnya dan tangannya berjalan bebas di punggungku menambah sensai pada hal yang tengah kami lakukan. Aku tak berani menatap cermin yang kini sudah berada di sisiku, ini akan terlihat seperti adegan film panas. Sesekali lidahnya menjilat bibirku lembut membiarkan aku menarik nafas sejenak sebelum kembali mengulumnya dalam, melesatkan memasuki rongga mulutku dan menjelajahinya di sana.

“Hmmm…” Aku mendesah di dalam mulutnya saat ia meremas kuat pantatku dengan kedua telapak tangannya yang kekar. Kain tipis bikini tidak membantuku sedikitpun, ini terlalu gila.

“Haaahhhh…”Aku berususah payah mengontrol suaraku tapi gagal saat aku merasakan ia menghisap bagian depan tubuhku, hanya beberapa inci di atas bra yang aku kenakan.

“Ini akan membuatmu berfikir dua kali untuk melepaskan kaosmu.” Aku menyadari ia meninggalkan tanda berwarna merah keunguan di sekitar leher dan dadaku. Aku hanya terdiam tidak percaya ia melakukan hal itu. aku masih mengumpulkan sisa-sisa kesadaranku saat ia memakaikan kaos itu ke tubuhku.

“Aku lapar, cepat turun. Aku akan menunggumu di restoran di bawah.” Dan jreng… ia pergi lagi seperti hantu. Shit! Aku bisa benar-benar berakhir di tangannya. Oh GOD! Siapa yang bisa menahan diri dari serangan namja Seperti Haruto?  Aku rasa kalian masih ingat bahwa gadis-gadis di luar sana akan bertekuk lutut di hadapannya, dan aku di sini berusaha keras untuk tidak jatuh dalam hipnotisnya yang memabukkan.

******

Aku keluar dari lift menuju restoran hotel yang cukup ramai oleh orang-orang yang tengah sibuk sarapan. Aku menemukan Haruto duduk bersama tiga dayang-dayangnya. Oke, aku hanya perlu sarapan dan diam, tidak usah mengatakan apapun.

“Oh.. oeniie… mian. Tapi meja ini sudah penuh.” jina berbicara saat aku datang membawa piring sarapanku. Yah, meja dengan empat kursi itu sudah penuh dengan mereka termasuk Haruto yang bahkan tidak tertarik dengan aku yang datang. Apa dia lupa apa yang tadi dia lakukan padaku???

Married to Watanabe Haruto NC21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang