Sebuah mobil berwarna hitam perlahan berhenti pada sebuah rumah sangat besar. Rumah mewah yang lengkap dengan berbagai fasilitas dengan jelas tertanam sebagai istanah bagi orang-orang bergelimang harta.
Seorang pria bertubuh bugar berumur sekitar 21 tahun keluar dari mobil itu,dengan memakai jas hitam mengkilap, tas bewarna serupa dia pegang erat pada jemari tanganya membuat wajah pria itu menimbulkan aura tersendiri bagi para wanita yang melihatnya pada pandangan pertama, walau tidak sedikit juga orang mengira dia tidak pernah berganti pakaian karena pakaianya yang seba hitam setiap hari, bahkan para ibu-ibu tetangga pun bilang "Ya ampun Mas..panas-panas kok pakai baju hitam.", pria itu hanya bisa tersenyum ketika mendengar semua itu, senyum yang memiliki banyak makna.
Namun pakaian mungkin bisa berbohong tetapi wajah berkata lain, tampak luarnya memang keren namun wajah pria itu tidak bisa menutupi kelelahan tubuhnya, dengan lunglai dia berjalan masuk ke dalam rumah besarnya itu, melemparkan tas hitamnya di sofa kamar tamu kemudian berjalan menuju dapur.
"Kau sudah pulang?"tanya sang istri begitu melihat suaminya menampakan diri dari ambang dapur
"Kau tidak lihat aku sudah berada disini?"tanya pria itu dengan nada tinggi.
"Memang aku hanya melihatnya, namun bukankah sudah kewajibanku sebagai seorang istri untuk basa-basi seperti itu heum?" Wanita itu membalas suaminya dengan tatapan malas.
"Dasar tidak peka."
"Lalu aku harus bagaimana? Kurang peka apa diriku menanyaimu seperti itu salah? Salah iya?"
"Kau tahu kalau bukan karena paksaan dari dua orangtua menyebalkan itu dan juga anakku, aku tidak mau menikahimu Jung Chaeyeon. Asal kau tahu, bahkan untuk memegang tubuhmu aku tidak sudi," Ucap pria itu dengan nada tinggi membuat Chaeyeon hanya bisa menarik nafasnya panjang.
Ada pepatah mengatakan "jangan dilihat dari penampilan atau luarnya saja.",pepatah itu sangat berlaku untuk kedua pasangan suami istri dalam rumah mewah ini, memang mereka memiliki rumah yang besar membuat siapapun iri melihat rumah besar itu, bahkan sangat ingin memilikinya, memang mereka mempunyai pundi-pundi harta yang berlimpah, memang di dunia luar mereka sekaan seperti keluarga yang bahagia, namun siapa sangka dari balik semua itu, kedua suami istri ini tidak pernah akur bahkan untuk satu hari saja mereka selalu bertengkar mempersalahkan apa saja bahkan hal yang mungkin sangat sepele akan berakhir menyakitkan untuk mereka berdua, tidak ada kata saling memahami ataupun memaafkan seperti suami dan istri pada umumnya.
"Buatkan aku makan, aku lapar!" Tanpa menatap istrinya, pria itu berjalan menuju meja makan lalu menarik kursinya kencang membuat suara keras itu memecahkan keheningan sejenal.
"Aku sudah membuatkanmu makan,kau tidak melihatnya?"
"Apa ini?"Pria itu menatap sepiring daging panggang, dia menarik satu ujung bibirnya dan tersenyum picik.
"Daging sapi panggang lagi? Kau ini bisa masak tidak!" Pria itu melemparkan piring berisi daging sapi panggang itu ke lantai, Chaeyeon yang melihat sebuah daging yang dia buat dengan tanganya sendiri melayang kemudian dengan mulus jatuh bersaman dengan suara piring kaca pecah membuat emosinya hampir meledak, tangannya menggengam erat berusaha mengontrol amarahnya.
"Kau mau memakannya tidak ? Aku sudah membuat daging itu susah payah dan kau dengan mudahnya membuag semua daging itu? Hey pria gila, aku tahu kamu adalah orang kaya namun sejak kecil apa kau tidak pernah mendapat pendidikan dari orangtuamu bahwa membuang makanan adalah hal yang buruk?"
"Daging sapi busukmu ini? Jangankan aku akan memasukkan itu ke mulutku, mencium baunya saja aku bahkan bisa mual-mual apalagi untuk mengunyah daging itu, aku tak sudi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Darren
Teen Fiction"Semua orangtua akan bilang bahwa anak adalah harta paling berharga yang mereka punya, tapi kenapa aku tidak merasakan kalimat itu padamu? Sejak awal aku tidak meminta untuk menjadi anakmu." Kim Darren, seorang anak kecil yang harus menyaksikan semu...