02

3 3 0
                                    

Minggu pagi Nana sudah rapi, dia menuruni anak tangga dan menuju meja makan untuk sarapan. Semua orang di meja makan heran melihat Nana yang sudah rapi pagi-pagi.

"Kenapa pada ngeliatin Nana? Nana cakep ya? Wahh jelas lah, nggak usah ditanya lagi itu mah. Nana emang cantik pake banget hahaha" ucap Nana dengan percaya diri.

Kedua orangtuanya menggelengkan kepala, abangnya tertawa terbahak-bahak sedangkan adik nya sudah memasang tampang jijik.

"Gini nih punya kakak yang pdnya tinggi, tapi gue akuin kakak gue cantik sih" batin Rafka.

Nana menarik kursi ditengah antara Rafka dan Vano.

"Mau kemana dek? Udah rapi gini" tanya Vano.

"Mau nonton" jawab Nana seraya mengambil roti dan mengoleskan selai coklat.

"Bareng siapa Na?" tanya ibunya.

"Bareng Haykal" jawab Nana lalu memakan roti.

"Kak, kenapa sih bareng Haykal mulu? Kayak ga ada cowok lain aja, kan kakak punya temen cowok. Kenapa harus bareng Haykal mulu sih" kesal Rafka.

"Lahh kenapa sih emang?" tanya Nana.

"Dia kan kakak kelas Rafka, masih SMP loh kak" jawab Rafka.

"Ya kan kakak sama dia cuman temen" ucap Nana.

"Ya udah deh terserah kakak, Rafka cuman mau ngasih tau kakak. Kalau dia bukan cowok baik-baik" ucap Rafka dingin.

"Rafka, kamu ga boleh nuduh orang sembarangan" ucap Ibu mereka.

"Iya Ka, kamu ga boleh asal nuduh gitu. Apa lagi tanpa bukti" ucap Ayah mereka.

"Tau ah" kesal Rafka seraya pergi meninggalkan mereka.

"Raf!" seru Nana.

"Udah biar abang aja" ucap Vano.

Vano melangkah menuju kamar Rafka yang terletak di lantai dua. Sesampainya Vano mengetuk pintu kamar Rafka seraya memanggil namanya.

"Masuk aja bang" ucap Rafka dari dalam.

"Raf, lo kenapa sih?" tanya Vano.

"Gue cuma khawatir sama Nana bang, gue ga mau kakak gue jadi korban keplayboyan Haykal. Gua kenal banget sama dia bang, dia terkenal di sekolah gara-gara sering mainin perasaan cewek" jelas Rafka.

"Kita liat aja dulu Raf, kalau dia udah bikin Nana sakit hati. Baru kita ambil tindakan" ucap Vano.

"Bener, sekalian kita kasih tau Revan sama Arkan. Mereka pasti khawatir" ucap Rafka.

"Boleh juga" ucap Vano.

Hallowww!
Gimana? Gimana?
Aneh ga?:"

NANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang