06

2 2 0
                                    

Dibawah sinar bulan dan hembusan angin malam yang dingin Nana duduk di bangku balkon kamarnya seraya bengong memikirkan sesuatu. Ia teringat kata-kata Haykal sore tadi.

"Kal, sebenernya hubungan kita apa sih?" tanya Nana.

Haykal terdiam lama.

"Kenapa lo nanya?" Haykal malah bertanya balik.

"Dah lah, nggak usah dijawab" ucap Nana.

Haykal melepas pelukannya lalu duduk menghadap ke arah Nana seraya menggenggam tangannya.

"Na... Dengerin gue"

"Bukannya gue ngegantung hubungan atau cuman mau ngebaperin lo, tapi gue nggak mau malah diejek sama temen-temen lo gara-gara jadian gue yang masih SMP ini"

"Gue mau lo nunggu gue sampe lulus dan masuk SMA yang sama lo. Biar lo nggak malu pacaran sama gue"

Nana hanya terdiam.

"Lo mau kan nunggu gue bentar?" tanya Haykal.

"Hmm yaa.... Lagi pula lo bentar lagi lulus" jawab Nana.

"Makasih ya Na, lo mau nunggu gue" ucap Haykal tersenyum lalu mengusap rambut Nana.

"Iya Kal, sama-sama" ucap Nana tersenyum tipis.

Nana menghembuskan nafas panjang.

"Gue nggak yakin sama apa yang Haykal bilang tadi sore, Rafka juga udah cerita ke gue kalau Haykal itu playboy" gumam Nana.

"Haahhhh.... Gue harus gimana"

"Tau ah... Bingung gue"

Tiba-tiba handphonenya berbunyi.

"Halo?" ucap Nana pada sambungan telepon.

"Lu ngapain di balkon?" tanya orang yang sedang menelpon Nana.

"Nunggu mukjizat Ar" jawab Nana asal.

"Ngapain? Mending lu ikut gua dah"

"Kemana?"

"Jajan, gua kepengen makan ini itu dah. Kayak orang ngidam beneran dahh"

"Arkan? Lo nggak hamil kan?" tanya Nana asal.

"Ngaco lu gila, gua kan laki coy" ucap Arkan kesal.

"Kan lo sendiri yang bilang tadi Ar"

"Dah lah, mau ikut kagak?" tanya Arkan.

"Ikut deh" jawab Nana.

"Ya udah buruan turun, gua tunggu. Kagak usah pake makeup" perintah Arkan.

"Iya elah bawel"

Nana bergegas mengambil dompetnya dan berlari keluar rumah.

"Kemana Dek?" tanya Vano.

"Cari makan sama Arkan Bang" jawab Nana.

"Abang nitip boleh nggak?" tanya Vano.

"Nitip apa?"

"Nasgor langganan abang, tau kan?"

"Iya tau, duitnya mana?" tanya Nana menyodorkan tangan. Vano mengambil uang dari dompetnya dan memberikannya.

"Kurang bang" protes Nana.

"Ngaco lo, harganya lima belas rebu doang" ucap Vano.

"Tambahin uang jajan Nana ngapa" ucap Nana cemberut.

"Ya udah iyaaa, nih"

"Nahh gitu dong, Nana berangkat ya"

"Iya, hati-hati"

Tbc...

NANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang