10. Jangan Sampai

416 35 6
                                    

[][][]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[][][]

Na Jaemin, orang yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua. Dia mendengar semuanya, semua yang mereka berdua bicarakan.

Jaemin tiba sekitar 5 menit setelah Novi dan Jihoon. Ya bisa dibilang waktu dijalan Jaemin ngebut tanpa memperdulikan keselamatannya agar bisa menyusul mereka berdua.

Awalnya Jaemin ingin langsung menghampiri mereka. Tapi, entah mengapa tubuhnya seakan menolak untuk menghampiri mereka berdua. Sebenarnya handphone Jaemin sudah berdering sedari tadi. Tapi, dia tidak memperdulikannya dan menolak telpon yang entah dari siapa itu.

Dan pada akhirnya, Jaemin hanya mengikuti dan mengawasi mereka berdua. Sampai hal yang paling dia takutkan akan terjadi, akhirnya terjadi juga. Yaitu, pernyataan Cinta Jihoon.

Rasanya dia ingin marah dan memukul Jihoon disana. Tapi, lagi-lagi tubuhnya seakan tidak mau menuruti keinginannya. Dia hanya bisa diam memperhatikan Jihoon dan Novi yang sedang berbicara tentang hal yang membuat hatinya panas.

Dia hanya diam saja, sampai Jihoon dan Novi berdiri lalu pergi dari bangku taman. Jaemin mengikuti mereka, dia menjaga jarak cukup jauh agar tidak ketahuan. Tak berselang lama mereka sampai di parkiran taman. Setelah itu, Novi dan Jihoon masuk kedalam mobil bersama. Dan sampai sekarang, Jaemin hanya bisa diam terpaku.

Dia mengepalkan tangan kirinya dengan kuat, sedangkan tangan kanannya sedang memegang sebuah handphone yang tengah berdering.

Bahkan setelah kedua orang yang dia perhatikan sedari tadi telah pergi, dia masih berdiri terpaku ditempatnya berdiri. Tak berselang lama, Dia mengangkat telepon yang berdering ditangan kanannya itu.

"Hei, jaemin!. Lu ada dimana sih?, main cabut aja. Gue dari tadi nelpon bukannya diangkat, yang ada malah ditolak", terdengar suara Chanyeol dari dalam telepon tersebut.

"bukan urusan lu!", Jawab jaemin dingin.

Setelah menjawab dengan 3 kata tersebut, Jaemin pun memutuskan telepon secara sepihak.

Tanpa memperdulikan Chanyeol yang  baru mengatakan beberapa kata.

Dia tidak peduli apa yang akan Chanyeol lakukan padanya nanti, entah itu memgomeli dia atau yang lainnya. Yang ada diotaknya sekarang hanya Novi saja, tidak ada yang lain.

"Aku harus menyusul mereka sekarang. bagaimana pun caranya, mereka jangan sampai menjalin hubungan yang lebih dari sahabat", batin Jaemin.

Jaemin lalu menaiki dan memacu laju mobilnya. Otaknya serasa kosong, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan. Yang jadi tujuannya sekarang adalah pergi menyusul Novi dan Jihoon.

.
.
.
.
.
.
.

Jihoon dan Novi sudah sampai ke rumah Novi. Disepanjang jalan mereka tidak berbicara satu katapun, mereka canggung satu sama lain setelah perbincangan di taman tadi.
Sekarang hanya ada keheningan diantara mereka.

"Ehm, aku turun dulu ya hoon", Novi mencoba memecah keheningan yang terjadi.

"Ah, iya. Selamat malam ya, jangan tidur terlalu malam", Ucap Jihoon.

"Kamu juga", Novi lalu membuka pintu mobil dan turun. Tapi, bukannya langsung masuk kerumah. Dia masih berdiam diri, tatapannya kosong. Dia masih memikirkan apa yang harus dia jawab atas pernyataan cinta Jihoon.

"Yasudah, aku pulang dulu ya.", ucap Jihoon kepada Novi yang masih berdiri disamping mobilnya.

"Eh, i-iya. Hati-hati dijalan", Lamunan Novi buyar seketika karena ucapan Jihoon.

Jihoon kembali menghidupkan mesin mobilnya dan bersiap untuk pergi dari sana. Sebelum pergi, dia tersenyum lebar kepada Novi. Dan hanya dibalas senyum tipis dari Novi.

Jihoon telah pergi. Tapi, Novi masih berada ditempat dia berdiri. Lagi-lagi dia melamun, antara bimbang atau dia memang bahagia. Dia tidak bisa mendekripsikan perasaannya sekarang.

Perasaannya campur aduk, dia bahagia karena mengetahui Jihoon juga mempunyai perasaan yang sama dengannya. Dan di sisi lain dia juga bimbang. Seketika terlintas satu wajah dipikirannya. Na Jaemin, wajah pria itu seakan memenuhi otaknya.

"Apa-apaan Novi?!, bisa-bisanya kau memikirkan dia disaat seperti ini?", Monolognya. Novi mengeleng-gelengkan kepalanya, agar bayangan wajah Jaemin yang ada diotaknya menghilang.

Kek taperwer emak aja pake dihilangin :v

Novi berjalan kearah pintu rumahnya dengan kaki yang lemas, seakan dia tidak punya tenaga lagi sekarang. Ternyata sebesar ini pengaruh perkataan Jihoon untuknya. hanya karena pernyataan cinta seseorang kepadanya, dia sudah seperti orang yang habis dikejar hantu saja.

Karena sudah agak malam, pintu rumahnya pun sudah terkunci. Novi mengetuk pintu rumahnya agar dibukakan, lalu dia bisa segera masuk dan merebahkan dirinya dikamar yang sudah seperti surga dunia untuknya.

Tok....tok.....tok

Sesaat kemudian knop pintu rumahnya bergerak dan perlahan-lahan pintu rumahnya terbuka. Novi pun segera masuk.

"Aku pul-"

Belum selesai Novi bicara, tangannya ditarik oleh seseorang. Bahkan sepatunya baru terbuka satu, yang satunya masih menempel dikakinya.

"APAAN SIH?!" 

Novi berteriak kesal, dan memaksa melepaskan tangannya.

"Hehe, kakak gue yang cantiknya sejagat raya", Ucap Dongpyo sambil nyengir.

"Pasti ada maunya nih", Novi memutar bola matanya malas.

"Hehe, kakak tau aja", ucap dongpyo.






***tbc***

Hualoooooo, mwehehehe ketemu lagi. ( ̄3 ̄)

Makasih ya buat yg udh mau baca cerita gaje ini ^ω^

Maafkan ketypoan yang ada >_<

Jangan lupa vote dan comentnya ^o^

Bubayyyy, see youuuuu ♡.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY POSSESSIVE BOSS || NJM (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang