Prolog

4.5K 344 39
                                    

Ketika seseorang mengatakan bahwa penyesalan selalu datang di akhir, sesungguhnya itu bukan hanya sebatas guyonan belaka. Namun memang benar kenyataan. Kenyataan yang bahkan tak pernah benar-benar seseorang inginkan.






Begitupula Taehyung. Mungkin awalnya ia hanya akan menganggap jika kalimat tersebut seolah angin lalu saja. Bahkan terkesan meledek ketika teman-temannya mengingatkannya akan penyesalan. Namun ketika kejadian itu menimpa dirinya, membuat mata Taehyung yang awalnya tertutup rapat kini terbuka lebar.






Namun sayangnya, semuanya telah terlambat. Karena apa yang seharusnya ia perbaiki, nyatanya tak bisa dia perbaiki. Malah hanya akan menjadi satu kenangan manis dalam hidupnya.






.
.






"Berhenti menghancurkan hidupmu seperti ini. Andai Jungkook tau kalau kau jadi seperti ini, ia pasti akan sangat sedih!" Jimin menyalak tajam, namun kedua matanya memandang Taehyung sendu.






Bagaimana sahabatnya nampak hancur dengan keadaan berantakan bahkan botol-botol minuman alkohol berserakan tak jauh dari posisinya.







Taehyung yang awalnya nampak tak peduli, seketika ekspresinya berubah kala mendengar nama Jungkook di sebut oleh Jimin. Kedua matanya mengerjap kosong, namun ada sorot rindu, luka, kehilangan tertumpuk disana. Jujur, Jimin ingin menangis melihat keadaan Taehyung yang seperti ini.






Walau jauh di dalam hatinya, ia ingin tertawa puas karena sahabatnya akhirnya menyadari kesalahan fatalnya. Bahwa tak selamanya manusia akan tetap bertahan setelah di sakiti terus-menerus.






"Tak apa----- tidak apa-apa jika Jungkook merasa sedih." Gumamnya samar, Jimin tak mendengarnya dengan begitu jelas.






Namun kalimat yang selanjutnya Taehyung katakan berhasil membuatnya terhenyak di posisinya.






"Asal itu bisa membuat Jungkook kembali padaku, aku tak apa. Aku akan terus membuatnya sedih dengan cara menyiksa diriku sendiri, aku akan melakukan apapun untuk membuat Jungkook datang padaku dan aku berjanji takkan pernah melepasnya pergi lagi." Taehyung kembali meraung dalam tangisnya. Tangis penyesalannya.







Dan Jimin pun melakukan hal yang sama namun dalam konteks berbeda.






"APA YANG KAU KATAKAN, BODOH! KAU JELAS TAKKAN BISA MELAKUKANNYA. JUNGKOOK SUDAH PERGI, KITA SEMUA TAU DIA TAKKAN PERNAH BISA KEMBALI! DIA SUDAH MENINGGAL DAN KAU SENDIRI YANG MEMBAWA FOTONYA UNTUK TERAKHIR KALINYA KE RUMAH TERAKHIRNYA, TAE! SADARLAH SEBELUM SEMUANYA TERLAMBAT!"







Bruk







Tubuh Jimin terjatuh duduk tepat setelah meneriakan kalimat tersebut.






"Ya, kau benar. Dia pergi, dia meninggalkanku, meninggalkan kita semua. Dia meninggal----- dan semuanya karena ku. Aku yang sudah membunuhnya Jim, aku yang membuatnya meninggal, hiks."







.
.
~tbc~



Kalem ini bakal jadi short fict kok, mungkin 3 atau 4 chapter cukup... aku ndak akan nyiksa emosi kelean lama-lama wkwk



Jadi, lanjut apa tydak?

Yang nanya ini angseu apa bukan? Mohon kembali perhatikan tag list🌚


Akhir kata, aku sayang kalian♡♡
Ppyong~~

Ig; jicho_world
Twt; chuujicho

Mungkin Nanti [kth + jjk]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang