#1

3.2K 307 19
                                    

Sesungguhnya tak ada yang abadi di dunia ini,
Pasti akan kembali ke penciptanya suatu saat nanti
Tergantung kapan kau akan bisa mengikhlaskannya...

.




Selagi kau masih bisa tersenyum bahagia, maka lakukanlahKarena kau takkan pernah tau apa yang terjadi di esok hari;')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selagi kau masih bisa tersenyum bahagia, maka lakukanlah
Karena kau takkan pernah tau apa yang terjadi di esok hari;')






.
.
.







"Koo~"






Taehyung menengadahkan kepalanya ke arah langit saat merasakan angin tengah berhembus lembut membelai surainya. Entah mengapa, namun kejadian ini malah membuatnya kembali mengingat satu moment sederhana yang bahkan dulu selalu ia anggap tak penting.






Namun kini menjadi kenangan amat berharga baginya.






Dimana seseorang dari masa lalunya selalu suka memainkan surainya. Meski Taehyung kerap menghentikan tingkahnya dengan kalimat-kalimat kasar, namun ia tak terlihat tersinggung sama sekali. Malah membalasnya dengan senyuman riang seolah Taehyung tengah mengajaknya bergurau lewat kalimat sarkasnya.






"Tapi Koo suka rambut Tae hyungie, lembut. Enak untuk di usap, mungkin nanti saat Koo pergi pun, kebiasaan ini takkan bisa hilang ehehe."







Taehyung masih menengadahkan kepalanya saat sekelebat kalimat Jungkook kembali terbayang dalam ingatannya. Ya, kini Taehyung mengakui jika apa yang pemuda manisnya katakan memang kenyataan. Sekalipun raganya telah pergi dari sisinya, namun kebiasannya takkan pernah hilang. Takkan bisa malah.






Namun kini kebiasannya dia salurkan lewat angin sebagai perantaranya.







Tes




Tes




Tes




Satu tetes air mata jatuh dari pelupuk matanya di ikuti tetes-tetes lainnya. Bahkan kini nampak mengalir seperti aliran anak sungai. Tapi sepertinya Taehyung tak memperdulikannya. Terbukti bahkan kini pemuda tampan nampak tersenyum bahagia. Meski tatapannya masih lurus ke arah langit; ia seolah tengah bertatapan dengan Jungkook.







"Ya, kau menepati janjimu. Tetap mengelus suraiku dengan caramu sendiri. Entah aku harus bahagia atau sedih, tapi aku tau jika itu benar-benar dirimu. Setidaknya telepati kita takkan pernah bisa terputus." Bisiknya pelan pada angin yang kini semakin menerjang tubuhnya bertubi-tubi. Seolah Jungkook tengah mengajaknya untuk bercanda dengan cara berlarian di sekitar tubuh tegapnya.






Mengulas senyuman tipis, Taehyung mulai memejamkan kedua matanya. Dan dalam imajinasinya; ia membayangkan dirinya berdiri di tengah padang ilalang lalu Jungkook berlarian tak jauh darinya sembari tertawa riang.







Bahkan berkali-kali memanggil namanya seolah memang mengajaknya untuk bermain dengannya.






.
.







"Tae, kau sudah pesan sesuatu?" Hoseok yang baru saja datang bertanya pada Taehyung yang saat itu tengah duduk terpekur sembari memperhatikan suasana luar Kafe tempat mereka berkumpul.







Menolehkan kepalanya, Taehyung memberikan anggukan pelan sebelum kembali sibuk dengan dunianya sendiri. Hoseok yang melihatnya hanya bisa tersenyum tipis, namun ekspresi sendunya tak bisa ia tutupi. Tak jauh berbeda dengan Jimin yang memang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik keduanya pun hanya bisa menghela nafas pelan.







Sudah genap tiga tahun Taehyung berubah seperti mayat hidup begini. Ibaratkan hidup segan, mati tak bisa! Begitulah Taehyung sekarang. Semua terjadi tepat setelah kepergian Jungkook; kekasihnya----- atau mungkin mantan kekasihnya. Sebab, mereka telah memutuskan jalinan cinta itu sebelum peristiwa naas itu.







"Apa yang kau pesan? Coba katakan padaku, siapa tau aku akan memesannya juga karena aku sedang bosan memakan menu yang biasanya aku pesan." Cuit Hoseok lagi, bukan tanpa alasan ia mengatakan hal ini. Di samping untuk menguji Taehyung, ia juga ingin sahabat yang sudah ia anggap seperti adik sendiri tetap mau berinteraksi dengan orang lain.







Berinteraksi dalam artian kata masih mau berbicara dengan orang lain. Meski hanya sebatas sahabat-sahabat dekatnya. Seperti dirinya, Jimin, atau mungkin Kakaknya; Namjoon.







"Hanya memesan bimbimbap, sup daging, lemon tea dan juga susu pisang."jawab Taehyung datar. Sama sekali tak memandang Hoseok ketika mengatakan jawabannya.







Jadi, jelas sekali jika ia tak menyadari kalau suasana meja berubah tak enak. Ekspresi mereka tegang sekali, seolah tengah menahan sesuatu.






Namun Hoseok sepertinya adalah satu-satunya orang yang masih bisa mengontrol perasaannya.

"Kenapa memesan susu pisang, bukannya kau tak terlalu-----"

"Karena Koo suka susu pisang makanya aku memesannya." Taehyung memotong perkataan Hoseok.



Mungkin hanya sampai itu saja, Hoseok bisa menahan perasaannya-----





-----karena setelah mendengar perkataan Taehyung, kedua matanya seketika terasa memanas.






Apalagi kalau bukan karena ia kembali tak sengaja mengingat Jungkook. Adik manis yang telah pergi dari sisi semua orang. Adik manis yang kini hanya akan hidup dalam kenangan mereka masing-masing.







Ya, sebatas itu.






"Ah, begitu. Jadi kau memesannya untuk Koo?" Tanyanya kering, namun balasan Taehyung selanjutnya membuat semua orang kembali menahan nafas juga air mata.






"Ya, setiap hari aku akan memesan susu pisang lalu mendatangi rumahnya untuk memberikan susu itu padanya. Aku tak mau jika nanti dia menangis karena minuman favoritnya tak ada di sisinya."








.
.
~tbc~

Aku nulis ini sambil dengerin lagunya dan percaya ga percaya aku nyaris nangis. Soalnya aku nulis scene Tae yang bayangin Koo lari-lari sambil ngikik riang itu aku juga posisinya ikut bayangin jadi paham gimana ngenesnya😭😭


Ig; jicho_world
Twt; chuujicho

Mungkin Nanti [kth + jjk]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang