Senyum Jeongwoo dengan sendirinya terbit. Puluhan pesan masuk dalam ponselnya, dan dominan pengirim pesan itu adalah Dera. Seharian ini Jeongwoo memang hanya tidur. bangun hanya untuk sholat, dan setelah itu lanjut simulasi jadi jenazah.
From: DerA
-Masih tidur?
-Belum bangun?
-Jeongwoo?
-Sakit ya?
-Lo puasa ga?
-Di sini udah sore
-Lo lagi apa?"Di sana jam berapa sih?" gumam Jeongwoo. Kepalanya terasa pening, suhu tubuhnya bahkan naik. Efek jet lag, dan perubahan suhu lingkungan. Maklum, badan Jeongwoo norak. Padalah dia dibuat di Zurich. "Jam tiga ... lagi sibuk gak ya?"
Jeongwoo: Sorry, gue baru buka hp.
Jeongwoo: Sehariaan tidur. Gak enak badan."Justin ... ¿Todavía tienes fiebre?" (Justin, kamu masih demam?) Abuela tiba-tiba saja mengetuk kamar Jeongwoo.
"Si Abuela," (Iya, Nek) jawab Jeongwoo yang sebenarnya tak paham apa yang Neneknya katakan. Spanyol Jeongwoo masih cetek karena baru bangun tidur. Jeongwoo cuma bisa bilang, Si yang artinya iya, lalu hambriento yang menyatakan bahwa dia lapar, dan yang terakhir dinero, arti dari uang. Tiga kata itu selalu Jeongwoo ingat dalam kondisi apapun.
Sebenarnya kemampuan bahasa Jeongwoo bagus, tapi kalo otaknya dipake. Sayangnya ini manusia jarang ngegunain otaknya, kecuali kalo lagi kepepet.
"La abuela va a salir, ¿quieres pedir algo?" (Nenek mau keluar, kamu mau nitip sesuatu?)
Jeongwoo menghela nafasnya, "Kepala gue masih pusiiiing ..." rengek Jeongwoo. "Pake acara kudu trasletin omongan Abuela lagi."
"Justin?"
"¿Dónde?" (Kemana?) tanya Jeongwoo membuka pintu kamarnya, dan langsung disambut oleh wanita bertubuh cukup besar dengan kulit putih yang mulai keriput.
"Bello e Buono. La abuela comprará verduras y frutas," (Bello e Bunono. Nenek akan membeli sayur dan buah,) jelas Nenek yang dengan lembut ngusap kening cucunya.
"¿Qué verduras y frutas? iré allí." (Buah dan sayur apa? Aku yang kena.) Lihat, Jeongwoo sebenarnya bisa berbahasa Spanyol, kalo otaknya lagi gak konyol.
"Sigues enfermo," (Kamu masih sakit,) jelas Nenek, dan dijawab gelengan kepala Jeongwoo.
"Ich gehe an die frische Luft," (Aku akan keluar, mecari udara segar,) jawab Jeongwoo menggunakan bahasa Jerman. Lidahnya lebih menyukai bahasa Jerman. "Dinero."
Abuela menganggukkan kepalanya, berjalan lebih dulu menuruni tangga dan menuju dapur. Jeongwoopun berjalan mengikuti Sang Abuela.
"Justin, tut dein Kopf immer noch weh?" (Justin, kepalamu masih sakit?) Großvater yang sedang bermain dengan Gunhoo langsung menyapanya.
"Etwas besser. Ich möchte zuerst ausgehen. Etwas frische Luft bekommen," (Sedikit lebih baik. Aku mau keluar dulu. Cari udara segar,) jawab Jeongwoo.
"Achtung," (Hati-hati,) kata Großvater, dan dijawab anggukkan oleh Jeongwoo.
Bello e Buono, sebuah toko yang menjual buah, sayur dan beberapa makanan ruang dan yang lainnya. Jeongwoo sih bilangnya itu warung moderen.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKINCARE [Park Jeongwoo]✓
FanfictionGAK USAH NYURUH-NYURUH GUE PAKE SKINCARE! LIAT GUE GLOW UP MIMISAN SAMPE ABIS DARAH LO PADA! -Wowo Gans Apa Adanya-