"Eh, Woo... gue mau tanya deh...."
"Apaan?" kata Jeongwoo yang sedang bermain Nintendo sembari menunggu masker di wajahnya kering.
"Lo suka pake skincare gara-gara apa?"
Jeongwoo diam sejenak, ia juga berpikir gara-gara apa ia memakai skincare. "Gara-gara gue males dibanding?" kata Jeongwoo yang justru balik bertanya. "Atau gara-gara gue terlalu capek jadi bahan tertawaan?"
"Gara-gara itu?" kata Dera. Sebenarnya ia sudah punya firasat bahwa Jeongwoo memakai skincare karena itu.
"Dulu awalnya gara-gara itu..." balas Jeongwoo. "Tapi sekarang nggak."
"Kenapa?"
"Karena seiring berjalannya waktu, gue tetep jadi bahan perbandingan, dan gue tetep jadi bahan tertawaan."
"Sama siapa?"
Jeongwoo meletakkan Nintendonya, "Bukan sama siapa... tapi karena apa?"
"Karena apa?" ulang Dera dengan polos, sedangkan Jeongwoo tentu saja terkekeh. Ia tak lagi mempedulikan clay mask yang ia pakai.
"Karena gue berada di circle yang selalu dibandingkan," jawab Jeongwoo. "Saat gue perhatiin lebih dalam, bukan cuma fisik gue kok yang dibandingkan. Otak gue juga sering dibandingkan sama Wonyoung, tapi gue gak sesensitif kalo dibandingin tentang warna kulit."
Dera hanya mengangguk saja, mendengarkan apa yang sedang Jeongwoo ceritakan. Lagipula ia tak mau maskernya pecah-pecah seperti punya Jeongwoo.
"Tapi, saat gue ada di proses untuk merubah diri gue, lebih tepatnya fisik. Gue justru menemukan banyak fakta dan hal-hal yang seharusnya gue lakuin buat diri gue."
"Apaan?"
"Menghargai..." jawab Jeongwoo. Sedangkan Dera langsung menoleh kepada Jeongwoo, ia tak paham maksud perkataan lelaki itu. "Ketika gue memakai skincare dengan tujuan menjadi ganteng dan memenuhi standar orang-orang di luar sana, gue gak pernah nemu garis akhirnya. Gue selalu merasa kurang, merasa gak pernah sampai di titik itu. Kenapa? Ya karena standar orang-orang itu juga gak ada habisnya."
Dera mengangguk setuju, perkataan Jeongwoo memang benar.
"Dan saat gue menyadari itu, gue juga jadi tahu siapa diri gue. Gue yang paling tau tentang diri gue. Gue yang sensitif sama AHA BHA, tapi cocok sama vitamin c atau niacinamide."
"Itu apaan?" tanya Dera yang tak paham tentang beberapa hal yang Jeongwoo sebut.
"Kandungan dalam skincare."
"Oooh... lanjut."
"Ya itu. Cuma gue yang tau diri gue. Jadi gak perlu pikirin perkataan orang lain. Ya... walaupun susah buat gak mikirin itu. Gue bahkan sampe berkali-kali ngucapin terimakasih ke diri sendiri, karena gue merasa diri gue lah yang paling tersiksa saat gue berusaha mengikuti standar orang lain."
"Kenapa ngucapin terimakasih?" tanya Dera. Ia tak paham tentang ucapan terimakasih kepada diri sendiri yang Jeongwoo lakukan.
"Ya gue ngucapin terimakasih karena diri gue ini bisa ngelewatin itu semua."
Dera menganggukkan kepalanya, "Gue mau cuci muka dulu ah, udah acak-acakan ini!"
"Lah punya gue apa lagi!" sewot Jeongwoo yang ikutan beranjak menuju dapur.
Keduanya memang sedang ada di rumah Dera. Santuy, gak cuma berdua kok. Ada Jaemin di lantai dua, doi lagi main games sama temen-temennya. Sedangkan Dera dan Jeongwoo di lantai satu, lebih tepatnya di ruang keluarga, mereka sedang mencoba clay mask yang baru datang setelah mereka beli di akun online shop.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKINCARE [Park Jeongwoo]✓
FanfictionGAK USAH NYURUH-NYURUH GUE PAKE SKINCARE! LIAT GUE GLOW UP MIMISAN SAMPE ABIS DARAH LO PADA! -Wowo Gans Apa Adanya-