7. PELUKAN HANGAT

107 27 20
                                    

Author POV

Sohyun merasa dirinya tak berguna lagi, karena ia kalah dalam olimpiade sains, padahal ibu dan sahabat-sahabatnya datang, Sohyun sangat semangat saat mengikuti olimpiade itu, dan kebetulan di pertanyaan terakhir saat disuruh menjelaskan pengertian dan rumus  dari tiga hukum fisika yakni hukum Avogadro, Hukum Bernouilli, dan Hukum Charles, Sohyun tidak bisa menjelaskannya, karena ia lupa rumus dari Hukum Bernouili nya.

Dan saat ini, Sohyun sedang makan malam bersama ibu dan sahabat-sahabatnya di rumah miliknya.

"Makanlah dulu Sohyun-ah..." ucap Jinsol pada Sohyun karena dari tadi ia melihat sahabatnya itu cuman mengaduk makanan yang berada di depannya.

"Ayo.. buka mulutmu" ucap ibu Sohyun yang sudah sangat sabar melihat anaknya itu, ia sama sekali tidak marah dengan putrinya karena kalah dalam olimpiade itu, tapi Sohyun tetap saja merasa sangat bersalah.

"Eomma tidak marah padaku?" tanya Sohyun yang telah menerima suapan dari ibunya.

"Kenapa eomma harus marah padamu, justru eomma bangga.. melihat putri eomma bisa berjuang sejauh ini, padahal kau juga tahu sendiri kemampuan mu dalam menangkap pelajaran, tapi kau bisa membuktikan pada eomma.. bahwa kekurangan mu itulah yang bisa membuat orang kagum padamu" jelas ibu Sohyun.

Sohyun pun lantas langsung memeluk ibunya sambil menangis kembali, ia tak tahu bagaimana nasibnya nanti, yang pasti ia sangat bahagia memiliki ibunya yang sangat baik sekarang.

"Jika aku tidak bersekolah lagi~" ucapan Sohyun terpotong saat sang ibu langsung menyelanya.

"Sstt... jangan berbicara seperti itu, eomma dan appa akan tetap memastikanmu bersekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi, dan tugas mu hanya perlu belajar lebih baik lagi, buktikan pada eomma dan appa.. kalau kau bisa berubah" ujar ibu Sohyun yang membuat hati Sohyun menghangat kembali.

Melihat momen yang mengharukan itu, Jimin dan Jinsol pun ikut menangis bahagia, sebenarnya mereka khawatir karena sepulangnya Sohyun dari tempat olimpiade tadi, ia hanya murung dan tak ingin diajak bicara dengan siapapun.

Mengenai Taehyung, pria itu ternyata tidak bisa ikut melihat Sohyun tadi, karena tiba-tiba saja ia mendapatkan telepon dari orang tuanya agar segera pulang karena ada hal penting yang harus dibicarakan.

"Tapi kenapa appa belum pulang?" tanya Sohyun tiba-tiba.

"Appa mu masih berada di Busan untuk mengantar Jungkook sekalian meminta ijin pada orang tuanya agar satu sekolah denganmu.." jawab ibu Sohyun.

"Aish.. sudah besar tapi masih minta diantar ke kampung halaman.." gerutu Sohyun karena kesal pada sepupunya itu, karena Jungkook, ayahnya tidak bisa pulang ke rumah dan melihat Sohyun yang mengikuti olimpiade sains.

"Bibi.." panggil Jimin tiba-tiba.

"Ya..."

"Bolehkah aku menambah Bibimbapnya?" ucapan Jimin sukses langsung membuat tawa di ruang makan itu pecah.

"Hahaha.. biasanya juga tidak pernah meminta ijin kalau ingin menambah makanan saat bersama kita, benarkan Sohyun?" ucap Jinsol meledek Jimin.

Sohyun hanya mengangguk sambil tertawa mengiyakan perkataan Jinsol, dan Jimin hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu karena menahan malu.

"Makanlah yang banyak, kalau kalian suka nanti akan bibi buatkan lagi" mendapat persetujuan dari ibu Sohyun, Jimin pun langsung memakan bibimbapnya kembali dengan lahap.

"Masakan bibi sama enaknya seperti punya Sohyun.. pantas saja Sohyun pintar memasak karena bibi juga pandai memasak" puji Jimin membuat Sohyun malu mendengarnya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang