OY-3

61 48 72
                                    

Gimana dengan harimu hari ini? Jika melelahkan, jangan lupa ambil nafas dan beristirahat ya! Dan jangan lupa nikmati cerita Mas Nanda- Ine ini(≧▽≦)
.
.
.
.

Setelah pernyataan Mas Nanda tempo lalu dan dia yang benar-benar menjagaku seharian sebelum malamnya ia pulang. Aku masih di buat tidak habis pikir olehnya. Karena setelah semua itu terjadi, Mas Nanda bak lenyap di telan bumi. Bagaimana aku bisa menganggap segala ucapannya serius, jika Mas Nanda saja sudah tidak mengabariku lagi terhitung sudah hampir tiga minggu lamanya.

Enggan sekali aku bertanya pada Nindi, tapi sayangnya kali ini aku terjebak di rumah Nindi di minggu siang yang terik ini. Seperti biasa, mamah Nindi—Tante Namira yang menyuruhku kesini katanya akan ada acara di sore hari. Hanya acara perkumpulan arisan ibu-ibu komplek tapi aku juga ikut di undang. Ya, lumayan juga mendapat makanan gratis.

Saat ini aku sedang bersama Nindi di dalam kamarnya, berniat untuk membantu tante Namira di dapur bersama bi Nani dan tiga orang ibu-ibu yang tidak aku hafal siapa mereka— langsung di cegah oleh beliau, katanya, "Udah sana di kamar Nindi aja, ke dapur laginya kalo udah siap semuanya."

Alhasil kini aku dan Nindi sibuk menonton film Korea berjudul 'Parasit', tidak ada bosannya kami berdua menonton film ini.

"Ne." Nindi memanggilku.

Ku tolehkan kepalaku menghadapnya, "Kenapa Nin?"

"Lo gak mau tanya-tanya tentang Mas Nanda?"

Aku menggeleng kuat, "Gak minat." Ketusku. Dan fokusku kembali ke adegan di depan sana. Daripada Mas Nanda, siang ini tak ku jumpai wajah Bang Adnan, aku merindukan wajah manisnya.

"Bang Adnan kemana Nin? Kok gue gak liat pujaan hati gue sih?"

Nindi berdecak, "Bang Adnan lagi ada urusan katanya. Kalo Mas Nanda lagi sibuk-sibuknya kerja, dia sering keluar kota."

Perasaan aku tidak menanyakan kabar Mas Nanda sama sekali, tapi sepertinya Nindi ini memang sengaja. Tidak ingin ini berlanjut aku kembali fokus saja pada film di depanku. Tapi, sepertinya Nindi ini tidak suka membiarkan sesuatu, ia terus menerus bercerita tentang Mas Nanda yang akhir-akhir ini sering ke luar kota karena ada proyek pembangunan besar-besaran. Bahkan katanya Mas Nanda jadi sedikit kurusan karena pola makan dan tidurnya tidak teratur. Sepertinya yang ini tidak bisa aku percayai, Mas Nanda itu sangat ketat soal makanan mana bisa begitu.

Mas Nanda juga sering ngelembur dan jarang sekali pulang ke rumah dan sering menghabiskan waktunya di kantor atau apartemen milik pria itu. Karena jarak apartemen dan kantor pria itu memang terbilang dekat. Aku pernah sekali dua kali ke apartemen milik Mas Nanda sekedar mengantar Nindi memberikan titipan masakan Tante Namira. Atau saat pria itu yang memang sengaja menyuruh Nindi ke sana di saat aku sedang bermain dengan Nindi, yang katanya supaya kami berdua bisa di awasi pola makan dan mainnya. Astaga, kalian tahu? Saat itu sepanjang waktu di apartemen Mas Nanda aku hanya bisa diam tidak banyak tingkah.

Walaupun begitu, aku jadi tahu alasan Mas Nanda menghilang akhir-akhir ini, bohong sekali jika aku tidak memikirkan semua yang telah terjadi. Apalagi dengan sikap pria itu yang kadang ngalor ngidul, kadang judes, kadang rewel tapi juga kadang perhatian. Kan aku yang perempuan labil ini suka gampang baperan. Mana sekarang jarang sekali aku temui Bang Adnan di rumah ini, kan aku takut berpaling ke lain hati.

Dan lagi aku bersyukur, ketika Nindi bercerita bahwa kakak pertamanya itu sedang ada di Ciamis untuk pemantau pembangunan yang sedang berlangsung di sana. Jadi kecil kemungkinan jika kami bertemu hari ini. Sedang asiknya menguping cerita Nindi, pintu kamar Nindi terbuka dengan lebar. Aku yang tengah tengkurap langsung terbangun dengan kaget saat melihat sosok Bang Adnan dengan setelan serba hitamnya itu berdiri di ambang pintu.

Only You (All Of My Days)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang