"Lihat saja aku akan merebut phi mew kembali darimu, lihat saja aku akan membuatmu menyesal karna telah melakukan hal tersebut pada ku siapa pun kau aku tak perduli" ucap art dalam hati saat melihat mobil mew melewatinya. . . . Awas typo.. Happy reading..
Di dalam mobil..
Sekarang mobil yang di tumpangi mew dan gulf sangatlah hening gulf hanya bisa diam di pangkuan mew dengan sedikit terisak di bahu mew.
Mew kemudian menepikan mobilnya di jalan yang sepi.
"Apa yang kau lakukan tadi hm?" Dengan suara seraknya yang membuat gulf tambah panik dan ketakutan.
Gulf hanya menggeleng dan semakin menenggelamkan kepalanya pada bahu mew.
"Jawab aku jika ak bertanya baby" dengan penekanan.
"ak-"
"Tatap aku jika kau sedang berbicara denganku" ucap mew dengan penekanan.
Gulf perlahan mengangkat kepalanya dan dengan takut-takut menatap mew, mew yang sudah tidak tahan lagi langsung saja menyambar bibir merah muda tersebut dengan kasar.
"Emphh" desah gulf yang kehabisan nafas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mew kemudian melepaskan cumbuan mereka dan menatap gulf tajam.
"Apa balasan untuk anak nakal hm?" Tanya mew.
Gulf hanya diam dengan mata berkaca-kaca.
"Jawab" ucap mew dengan penuh penenkanan
"H-hukuman" ucap gulf pelan.
"Apa aku tidak mendengar"
"Hukuman hiks, phi miu jangan naa" ucap gulf terisak dengan menatap mew memohon agar tidak dihukum.
"Good boy"
Mew pun dengan cepat menjalankan mobilnya untuk pulang ke mansion, tau yang akan dia dapatkan setelah ini gulf pun hanya bisa pasrah.
Sesampainya mereka di mansion mew segera menggendong gulf masuk tanpa memperdulikan para pelayan yang memberi hormat.
Mew berjalan ke arah ruangan yang sering digunakannya untuk menghukum gulf.
Ruangan yang di dominasi warna merah menyala, dengan benda-benda menyeramkan yang memenuhi serta menghiasi dinding ruangan tersebut dari yang kecil hingga besar, pendek hingga panjang, dan alat-alat lainnya dari yang bergetar hingga berguncang.
