1. First Meeting

1.3K 105 54
                                    

Halo! Ini adalah karya pertamaku yang aku publish ke wattpad. Aku masih newbie dalam hal menulis. Selama ini aku hanya menjadi silent reader, tapi mendadak aku punya keinginan untuk mempublish ceritaku di wattpad. Kritik dan saran aku tunggu untuk kemajuan hihi. vote and comment are loved ^^

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------***----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Araifa's POV

Aku berjalan di tengah hiruk-pikuk orang yang berlalu-lalang. Keadaan mereka sama denganku, menggendong tas ransel dan sesekali berhenti di sebuah pintu dimana terdapat sebuah kertas bertuliskan nama-nama. Aku masih harus berjalan menyusuri koridor sekolahku karena tak kunjung menemukan namaku di salah satu pintu. Ya, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas dan untuk siswa kelas 11, ada pembagian kelas menjadi kelas IPA dan IPS, maka sekarang aku sedang berusaha keras untuk menemukan namaku di salah satu pintu kelas IPA. Kakiku berhenti di kelas paling ujung saat menemukan namaku di deretan ketiga pada sebuah kertas. Aku menghela nafas lega karena akhirnya namaku tertera di kelas ini, yang artinya aku tidak perlu berputar arah menyusuri koridor ini lagi karena belum menemukan namaku. Aku menengadah dan membaca tulisan Kelas 11 IPA 1.

"Fa, lo masuk kelas ini juga?" sahut seseorang sambil menepuk pundakku. Aku menoleh,

"Eh iya, Tang! Lo juga?" Bintang mengangguk.

"Lo udah tau mau duduk sama siapa?" tanya Bintang.

"Gak tau nih. Masuk kelas aja belum. Lo duduk sama siapa?"

"Gimana kalau lo duduk sama gue?" tawar Bintang yang langsung aku setujui.

Kami langsung masuk kelas dan memilih dua bangku yang tersisa karena ternyata bangku lain sudah terisi. Aku mengenal cukup banyak teman sekelasku yang baru. Jadi, kurasa cukup mudah untuk beradaptasi nantinya.

Hari pertama masuk selalu penuh dengan jam kosong. Jadi, yang kulakukan sekarang adalah mengobrol dengan Bintang, Ivy, dan Fita.

"Gak nyangka ya, kita berempat bisa sekelas lagi. Bangkunya deket-deketan lagi," ucap Ivy yang sedang memutar kursinya menghadap bangkuku dan Bintang, mencari posisi agar bisa lebih nyaman untuk ngobrol.

"Iya, Vy. Jadi enaklah, adaptasinya bakalan cepet. Kalau banyak yang asing kan bingung juga mau ngobrol gimana dan sama siapanya," jawabku.

Tiba-tiba suara ketukan pintu menginterupsi obrolan kami. Mataku terarah ke pintu kelas yang tertutup. Yoga, salah satu teman kelasku, membukakan pintu dan mempersilakan dua orang masuk. Seorang wanita berperawakan tinggi, dengan make up cukup tebal dan gayanya yang begitu fashionable masuk diikuti seorang laki-laki yang tingginya tidak kurang dari 180 cm. Aku menatap laki-laki itu, bukan terperangah atau bagaimana, hanya saja dia seperti magnet yang ada di dalam tubuhku, sehingga membuatku menatapnya begitu lekat.

"Gak usah merhatiin sampai segitunya kali, Fa," ucap Fita sambil cekikikan dan disambung dengan tawa Bintang dan Ivy.

"Apaan sih. Biasa aja kali," jawabku. "Dia siapa sih?"

"Anak baru, mungkin. Tadi lihat gak sih di papan absen ada nama yang warnanya merah, jadi kemungkinan dia anak pindahan," jawab Bintang yang hanya kusambut dengan anggukan. Sedangkan mataku tak bisa berbohong, masih menatapnya yang kini duduk di bangku paling depan di arah kanan dekat pintu yang cukup dekat dengan letak bangkuku. Dia mengeluarkan smartphonenya lalu memainkannya.

"Ganteng banget ya Fa sampai diliatin terus?" Lagi-lagi Fita menggodaku.

"Enggak. Aku aneh aja, dia kan seumuran sama kita, ya berarti sekitar 16 tahunlah, masa masuk hari pertama aja diantar ibunya, kaya anak SD," ucapku asal, tapi memang itu yang ada di kepalaku sekarang. Meski aku tahu itu bukan alasan utamaku untuk terus memperhatikannya.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang