12. The Flashback

125 16 3
                                    

A day before the confession,

"Thanks udah nganterin, Joe," ucap Araifa menepuk pundak Joe ketika ia turun dari motor. Joe menatap gadis itu dengan senyum khasnya lalu berkata, "Yakin nih gak mau ikut?"

Araifa menggeleng, "Besok masih ujian, gak akan dibolehin sama Mama." 

"Besok cuma Bahasa Jepang, paling soal keluar dari lks semua. Ayo, ikut yuk, entar kita latihan drum lagi." 

"Ih, dibilang gak bakal dibolehin sama Mama, Joe. Sana lo yang bilang kalau berani."

"Hahahaha, iya deh. Yaudah, gue pergi dulu ya." Araifa menggangguk sambil memberikan helm yang Joe pinjamkan. "Hati-hati."

"Belajar yang bener ya, Aiiii, biar besok gue bisa nyontek."

"Yeee, emang gue mau kasih contekan ke lo? Udah sana berangkat, Reza sama Yoga pasti udah nunggu." 

"Iya, bawel. Dadah, Ai." Joe mulai menjalankan motornya dan setelah sosoknya sudah tak terlihat di mata Araifa, gadis itu berbalik namun tersadar sesuatu. Ai. Untuk pertama kalinya lelaki itu memanggilnya dengan sebutan Ai.

Joe memarkirkan motornya di pelataran rumahnya lalu memasuki ruang studio. Sejujurnya dia ingin sekali mengajak Araifa datang pada latihan sore ini, ia ingin menunjukkan lagu ciptaannya, tapi sayangnya dia tak mau.

"Aifa gak ikut?" tanya Bintang begitu Joe baru saja masuk ruang studio. Lelaki itu menggeleng pelan. Dia langsung duduk di balik drumnya dan menabuhnya sembarangan. 

"Gak usah badmood gitu kali, Aifa gak ikut," tawa Bintang sedikit menyinyir. 

"Gak badmood juga sih, Tang, cuma gue kan pengen dia dengerin lagu itu, lagu itu gue bikin buat dia."

Bintang tertawa, "Lagian kenapa harus ngotot nunjukinnya hari ini coba? Besok kan bisa setelah ujian." 

"Gue mood nyanyinya hari ini."

"Ah, itu sih dasar lonya aja." 

"Yaudah sini lo nyanyi, entar gue rekam kasih ke Aifa, gimana?" tanya Reza yang muncul membawa sekantong plastik besar berisi makanan ringan. Joe melirik dari kursi di belakang drum setnya, lalu mengangguk setuju.

Kini, Joe sudah siap, duduk di atas kursi dan memangku gitar akustiknya. Sedangkan Reza dan Bintang berdiri di belakang kamera yang sudah terpasang di tripod. Joe mulai memainkan intro dari lagunya.

Bertemu denganmu,

sejak hari itu,

sejak pertama tatap kita bertemu.

Kau ajarkan aku,

arti kehidupan,

selalu ada di saatku bimbang.

Terima kasih mendalam, kuucapkan tuk kau seorang

yang selalu di sini,  menemaniku yang sendiri
Terima kasih, tuk selalu bertahan
Menjadi seseorang, yang selalu terdepan ...
Menemaniku,
Mendengarkan aku,
Dan mengerti semua yang ku mau.

Kau,
kan selalu di hati ...

Untukmu,

sahabat sejati ...

Tepat ketika Joe menuntaskan petikan nada terakhirnya, saat itu juga Bintang berdiri dan menatap Joe dengan tatapan yang tak dapat dimengerti.

"Jadi lo bete gara-gara Aifa gak bisa dateng buat denger lagu ini, cuma mau nyampain kalau Aifa itu sahabat sejati lo, Joe?"

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang