3 - Kurotsuki

246 43 0
                                    

Hayoloo, kasian bintangnya bolong gegara ga dipencet :v pencet dulu gih, hitung-hitung dukungan buat saia hehe :v
.
.
.
Enjoy~~
.
.
.
.

Hening

Tidak ada yang membuka suara, hanya suara jangkrik yang meramaikan. Tampak 3 orang lelaki sedang duduk di atas rerumputan yang halus terawat. Mereka memandang ke atas, bintang-bintang bertaburan memenuhi langit, tampak gemerlap indah di kegelapan, menenangkan sekali bukan.

Namun ketika melihat bulan mereka merasakan sesak didada. "Seharusnya tidak seperti ini." Tanaka menghela nafas, dia yang memiliki mental baja saja bisa seperti ini, 'Ah gw harus menjadi lebih kuat lagi' hal itu terus memenuhi pikirannya.

"Seandainya kita dulu bisa mengalahkan mereka." Keluhan kembali terdengar, Nishinoya dan Ennoshita hanya diam. Mereka tau, Tanaka menyimpannya terlalu lama. Dia pasti ingin mengeluarkan isi hatinya walaupun hanya sedikit, mengurangi sesuatu yang mengganjal perasaanya.

"Sudah satu tahun berlalu, tapi Kei masih menyimpan penyesalannya. Padahal itu bukan salahnya, seandainya waktu itu gw bisa ngalahin mereka. Hahah andai kah? Semuanya cuma kata andai." Tanaka tertawa hambar.

"Lo ga perlu nyalahin diri sendiri, takdir memang ga bisa di ubah. Tapi kita masih bisa memperbaiki." Ennoshita menyahuti, tidak ingin mendengar Tanaka menyalahkan dirinya lebih dalam lagi. Dia tau, mereka tak bisa menang saat itu, mereka menyadarinya.

"Bukan cuma kita yang ngerasa kayak gini. Semuanya, Haikyuu member pasti ngerasain hal yang sama. Terlebih lagi Suga-san yang sudah menganggap mereka seperti adiknya sendiri." Nishinoya berdiri dari duduknya, "Kayak kata Chikara, sekarang yang harus kita lakuin adalah jangan biarin hal ini terjadi lagi." Lanjutnya.

Tanaka tersenyum, dia tidak menyesal memilih untuk bergabung dengan geng ini, semuanya sudah seperti keluarga. "Udahlah ayo balik, mereka pasti nungguin di rumah sakit." Mereka berdiri, berjalan meninggalkan Taman itu dan kembali menuju rumah sakit.

Setelah berjalan sejenak mereka akhirnya sampai di rumah sakit. Pintu yang memisahkan ruang dan lorong dibuka oleh Tanaka. Didalamnya tampak hening, "Mereka sudah tidur? Ah pantas saja, ini sudah larut malam" Ennoshita melihat jam tangannya yang menandakan bahwa sekarang sudah puk 2 pagi.

"Yang nginep cuma anak Karasuno ya?" Nishinoya berjalan masuk duluan, dia menggelar futon untuk mereka tidur.

"Udah, ayo istirahat, lo pasti cape kan." Ennoshita menarik tangan Tanaka, dia mengangguk dan merebahkan dirinya di futon yang sudah digelar oleh Nishinoya.

"Oyasumi" ucap mereka bertiga besamaan. Mereka memejamkan matanya, mulai menuju alam mimpi.

[Kurotsukki]

Seorang bayi terlahir, dia tampak sehat namun semua orang disana tampak heran. Bayi itu tidak menangis, bahkan ketika dia dipukul pelan, sangat pelan. Biasanya bayi akan langsung menangis jika diperlakukan seperti itu.

Sang dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan tes pada bayi tersebut. Beberapa hari kemudian tes keluar, sang dokter menghampiri ibu dari bayi tersebut.

Beliau menjelaskan apa yang terjadi, sang ibu diam, bahkan kakak dari bayi itu juga terdiam. Dokter itu pamit undur diri setelah mendapatkan anggukan dari sang ibu.

Sang kakak, Akiteru menoleh ke arah ibunya, "Okaa-san sudah menduganya, kamu tidak perlu khawatir. Okaa-san bersyukur kamu tidak menderita penyakit ini juga." Nyonya Tsukishima tersenyum, dia mengelus puncak rambut putranya sulungnya.

Smile [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang