The New Face of Torment - 2

105 9 0
                                    

Beberapa jam kemudian, Mingyu merasa tubuhnya mulai terguncang, dan dia mulai membuka matanya. Untuk sejenak, dia berharap melihat Taehyung sedang membangunkannya, tetapi dia langsung ingat setelah melihat laki-laki berambut lavender yang Wonwoo sebutkan tadi 'Jihoon' memukul pundaknya. "Bangun, kita memiliki jadwal untuk orientasi."

Yang lain sudah meninggalkan kabin, dan Jihoon juga akan berjalan keluar.

Mingyu mengenakan sepatunya, bertanya-tanya apakah penting jika dia terlambat atau tidak, tetapi dia pikir jika dia ingin tinggal selama sepuluh minggu penuh, dia setidaknya harus berusaha. Mingyu mengikuti kerumunan penasihat lain, berjalan ke arah berlawanan dari Main Cabin. Di luar hari mulai gelap, udara terasa lebih nyaman dari pada siang tadi, tetapi kelembaban masih menyelimuti hutan di sekitarnya.

Penasihat-penasihat lain kelihatannya rata-rata seusia anak sekolah menengah dan ada beberapa yang sudah dewasa. Mingyu terlalu malas menghitungnya, jadi dia hanya mengikuti mereka, mencoba menghargai beberapa pemandangan. Sulit menemukan keindahan saat pohon-pohon dan semak-semak mulai tumbuh dengan tak terkendali.

Semua orang memasuki Mess Hall, sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan tujuh deretan meja makan siang panjang dari kayu seperti yang ada di sekolah dasar, dan tentu saja, meja-meja bergaya prasmanan yang biasanya berisi makanan. Sebagian besar penasihat sepertinya sudah akrab satu sama lain, mereka duduk dengan teman-temannya, dan mengisi ruangan dengan tawa dan obrolan.

Mingyu melihat sekelilingnya dengan remang-remang, dia masih terbawa tidur siang, dan dia ada di sini hanya karena mengikuti yang lain, dan dia melihat Wonwoo melambaikan tangannya ke arahnya. Dia duduk bersama penasihat laki-laki lain dari kabin yang terletak di bagian depan aula.

Walaupun kerumunan orang-orang menghalangi jalannya, Mingyu berhasil melewatinya untuk berjalan beberapa meter ke arah meja. Dia hampir bisa mengambil makanannya, namun dia langsung terjatuh ke lantai. Seandainya dia telat semenit saat menjulurkan tangannya, hidungnya mungkin sudah mengeluarkan darah.

Mingyu berdiri, lalu berbalik dan melihat ada seorang gadis tertawa sambil menggoyang-goyangkan kakinya, menandakan bahwa Mingyu jatuh bukan karena ketidaksengajaan. "Perhatikan langkahmu," katanya dengan nada main-main.

Mingyu memutar matanya, menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa kantuknya, dan duduk di sebelah Wonwoo. Dia jelas melihat kejadian tadi bersama dengan seluruh teman-temannya. Wonwoo adalah satu-satunya orang yang tidak berusaha menutupi tawanya.

"Dia Yerim," Jihoon mengangguk pada Mingyu, ketika mereka berbalik untuk melihatnya lagi. Gadis itu jauh lebih pendek daripada Mingyu (sekali lagi, memangnya siapa yang bisa lebih tinggi dari Mingyu), memiliki rambut yang berwarna pirang keemasan dengan ujung berwarna merah muda, dan fitur wajah mungilnya yang hanya bisa Mingyu gambarkan sebagai sosok yang mousy.

"Ini adalah tahun kedua gadis itu tinggal di sini, dan dia benar-benar seorang pengganggu. Aku bisa melihat jika dia sekarang sudah cukup tertarik padamu, jadi semoga kamu beruntung saat berurusan dengannya." Jihoon bergumam sebelum mereka terganggu oleh suara megafon.

"Para penasihat! Sambutlah teman-teman baru kita yang bergabung dengan kita tahun ini, dan selamat datang kembali untuk semua penasihat yang bergabung kembali. Seperti yang kalian tahu, kita masih punya waktu sekitar seminggu sebelum perkemahan dimulai, tapi kalian harus melakukan banyak persiapan, jadi, jika kalian masih baru, aku harap kalian bisa memahami semuanya dengan cepat." Pria yang di depan itu melangkah keluar. Dia laki-laki yang sedikit lebih tua, mungkin seumuran Joohyun, rambutnya berwara merah, dia terlihat sedikit pendek, dan label namanya bertuliskan "Kihyun, Kepala Penasihat."

Diskusi itu terasa sama membosankannya dengan salah satu dari sekian banyak diskusi dalam kuliah Sastra Klasik yang dilaksanakan tahun lalu, yang tidak bisa ditoleransi oleh Mingyu. Matanya berkeliaran mengamati sekeliling aula, menatap para penasihat, dan lebih dari sekali, dia merasakan bahwa gadis itu, Yerim, sedang menatapnya. Gadis itu juga kelihatan tidak memalingkan pandangannya, sama sekali tidak terganggu oleh kenyataan bahwa Mingyu tahu dia sedang menatapnya.

"Kalian akan diberi blok, di mana 5 penasihat lainnya akan berada dalam satu kelompok dengan kalian. Kita akan bertanggung jawab menangani tiga puluh peserta perkemahan dalam kelompok kita. Kita akan menentukannya dengan buddy system, jadi kalian akan memiliki rekan secara bergantian dengan anggota kelompokmu saat berada di blok, dan kalian masing-masing akan bertanggung jawab atas sepuluh pekemah setiap hari," Joohyun, yang merupakan seorang kepala penasihat lainnya, menjelaskan pada mereka.

"Blok-blok itu dipasang di papan pengumuman di luar Mess Hall. Kami berharap kalian bisa akur dengan semua orang yang ada di blok kalian, bahkan jika kalian tidak tahan! Ini bukan tentang dirimu sendiri, ini tentang berkemah."

Tak lama kemudian, pertemuan itu dibubarkan. Mingyu hanya bisa mengerti 6% dari pengumuman itu, ketika semua orang berdiri untuk keluar dari aula. Mereka bergegas memeriksa blok mereka di papan pengumuman, Mingyu lega karena dia ditugaskan ke 'Tim C' bersama dengan Wonwoo. Itulah yang dia rasakan sampai akhirnya dia melihat bahwa Yerim juga berada di tim mereka. Meski dia hanya tahu sedikit tentangnya, dia bisa mengatakan bahwa gadis itu adalah seseorang yang harus dihindari.

"Gadis itu tidak seburuk yang kamu pikirkan," gumam Wonwoo. "Lagipula, kamu hanya akan menjadi rekannya paling banyak satu kali dalam seminggu."

Tiba-tiba, Mingyu merasakan sebuah tangan mencakar bagian belakang lehernya, yang menyebabkan dia meloncat dan langsung melihat wajah seorang penyiksa. "Tidak sabar untuk mulai bekerja, rekan satu tim," Gadis itu mengatakannya sebelum kembali berkeliaran bersama beberapa penasihat perempuan lainnya.

Gigi Mingyu mulai menggertak, dia sangat ingin meneriakinya sampai akhirnya dia ingat akan foto dan catatan yang dia tempelkan di dinding kamar. Dia sangat senang karena alasannya menghadiri perkemahan ini adalah ibunya, ​​karena jika bukan ibunya, dia sudah mengemasi barang-barangnya dan kabur.
.
.
.
.
.
Story by synthetic_blossoms
http://archiveofourown.org/works/6779140

Cabin Seven - MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang