Welcome to Cabin Seven - 1

379 25 7
                                    

Hal pertama yang menarik perhatian Mingyu ketika dia membuka pintu mobilnya adalah aroma pohon-pohon yang diselimuti embun, dan hawa lembab yang berhasil menembus kausnya hingga terasa di kulitnya. Dia mengerang, lalu melihat sekelilingnya. Ranting pohon pinus yang kering menimbulkan derak saat dia melangkahkan kakinya. Tak lama setelah itu, Mingyu merasakan seekor serangga hampir mengenai matanya, menabraknya seperti yang biasa dilakukan oleh adiknya yang menyebalkan.

Ibunya adalah orang berikutnya yang keluar dari mobil, dia terlihat lelah karena mengemudi dengan jarak yang begitu jauh, dan dia juga terlihat sedikit sedih karena dia akan meninggalkan 'bayi besar'-nya selama sepuluh minggu penuh. Sebelumnya Mingyu belum pernah meninggalkan rumah dengan waktu yang cukup lama, dan dia juga tidak terlalu senang tinggal di luar rumahnya.

"Ayo, Mingyu, cepat keluarkan barang-barangnya dari mobil, dan kita akan menuju ke kantor utama. Ibu telah berjanji pada nenekmu bahwa ibu akan kembali ke sana tepat waktu untuk membersihkan garasinya!" kata ibu Mingyu, dia bergegas menuju bagian belakang mobil, dan segera membuka bagasi.

Mingyu mengusir beberapa serangga yang menyebalkan dari matanya sebelum melakukan apa yang disuruh oleh ibunya. Seperti yang dia pikirkan, daerah itu kosong, karena para pekemah muda dijadwalkan untuk datang di minggu berikutnya. Di sebelah kiri jalan yang ditujukan untuk dilalui mobil-mobil, terdapat sebuah danau besar, danau itu berwarna hijau bercampur dengan warna biru keruh, dan sejauh ini, itu adalah satu-satunya hal yang terlihat menarik bagi Mingyu.

Mingyu melihat ke kanan, dia membaca ulang tanda raksasa yang tergantung di pintu masuk perkemahan. 'Camp Joyrenity' dilukis dengan huruf yang berukuran besar dan berwarna emas. "Nama yang bodoh," gumam Mingyu pelan. Dia ingat penjelasan dari brosur yang dia dapatkan sejak beberapa minggu sebelumnya, dia mendapatkannya saat sedang mencari informasi di aplikasinya. "Secangkir kebahagiaan ditambah dengan secangkir ketenangan yang dibuat untuk musim panas yang luar biasa, yang dipenuhi dengan kesenangan dan kegembiraan untuk para pekemah muda di Camp Joyrenity!"

"Perkemahan bodoh." Mingyu menggerutu pada dirinya sendiri. "Nama yang bodoh, pekerjaan yang bodoh"

"Mingyu, tolong berhenti bicara pada dirimu sendiri dan cepat ambil sisa barang-barangnya." Ibunya dengan cepat memotongnya, dan mengeluarkan salah satu tas ransel dari bagasi.

Ketika ibunya menyuruhnya, Mingyu mulai mengambilnya, dia mengambil tas wol lainnya, dan tiga ransel kecil. Mingyu memutar matanya, dia tidak yakin kenapa ibunya percaya bahwa dia akan membutuhkan begitu banyak barang untuk digunakan selama sepuluh minggu padahal dia hanya akan terjebak di hutan belantara. Dia menyeka tangannya yang berkeringat dan lengket di sisi bagasi dan membanting kopernya.

Ibunya telah menghilang ke dalam kantor utama, mungkin karena dia sedang mengurusi dokumen, jadi Mingyu mengambil waktu sejenak untuk mengamati lingkungannya lebih jauh. Di sinilah dia akan tinggal selama sepuluh minggu ke depan, entah dia menyukainya atau tidak.

Tidak ada yang bisa dia dengar selain beberapa kicauan burung, percikan air dari suatu tempat di kejauhan, dan mungkin seekor kodok yang juga ikut bernyanyi. Tanpa sadar, dia merogoh sakunya, mengeluarkan ponselnya, hanya untuk mengingatkan dirinya bahwa tempat seperti ini tidak akan memiliki sinyal sama sekali. Mingyu mengerang untuk yang kesekian kalinya, dia membanting tangannya ke jendela mobil ibunya.

Dia seharusnya berada di rumah bersama Seungcheol, Jeonghan, dan anggota tim basket lainnya. Dia seharusnya bersiap-siap untuk minum-minum, bersenang-senang di pesta api unggun, atau bahkan hanya duduk di sofa temannya dan bermain video game sampai tangannya merah dan hampir mati rasa. Dia seharusnya berada di kota yang terdapat sinyal, tetapi sebaliknya, dia sekarang ada di sini.

Mingyu bersandar di mobilnya, memikirkan semua kesenangan yang akan dimiliki oleh teman-temannya, tetapi mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal negatif. Tujuannya dia berada di sini adalah karena kepentingan ibunya, meskipun dia harus mengorbankan musim panasnya, ada beberapa hal yang lebih penting.

Tak lama kemudian, ibunya kembali dengan membawa beberapa kertas di tangannya. Dia berhenti untuk menghitung tas-tas itu, lalu berkata, "Jangan lupa untuk mengucapkan selamat tinggal pada adikmu. Kamu tidak akan melihatnya selama 10 minggu, kamu tahu."

Mingyu sekali lagi menjatuhkan semua tasnya, lalu mendengus, namun menuruti keinginan ibunya. Dia membuka pintu mobilnya, lalu memasukkan kepalanya dan menepuk kepala adik lelakinya yang masih berusia delapan tahun.

Taehyung setengah tertidur, dan saat ini dia sedang berguling-guling karena posisi yang tidak nyaman, dengan Nintendo DS-nya yang tergeletak di dadanya.

Mingyu tidak bisa mengatakan jika dia benar-benar sedih meninggalkannya. Setelah mendengarkannya menyanyikan lagu AOA yang berjudul Heart Attack sebanyak dua belas kali berturut-turut di kursi belakang selama dalam perjalanan, lalu melihatnya menumpahkan jus jeruk di mana-mana, Mingyu hampir tidak bisa mentolerirnya.

"A-Aaapaaa?" Dia berkedip, membuka mata kecilnya untuk melihat kakaknya.

"Aku akan tinggal di sini. Sampai jumpa," Mingyu dengan cepat mengatakannya. Jika ada yang bertanya, Mingyu akan berkata bahwa dia tidak merindukan adiknya, tetapi dia tahu akan sulit melakukannya, bahkan jika Taehyung adalah adik yang selalu menampar wajahnya untuk membangunkannya setiap kali dia terlambat ke sekolah.

"Sudah sampai? Aku pikir perjalanannya akan lebih lama!" Taehyung, sekarang sudah terjaga, dia mengatakannya sambil keluar dari mobilnya, mencengkeram pakaian lengket Mingyu untuk memeluknya. Dia memanglah anak yang menyebalkan, tetapi dia tetaplah adiknya.

Mingyu melingkarkan lengannya di tubuh Taehyung, mengangkatnya sebelum berkata, "Bersikaplah yang baik kepada ibu, oke? Ibu sudah cukup khawatir. Karena aku tidak ada, maka kamu yang akan menjadi Prince Charming."

Mingyu menatap ibunya, dia melihat lingkaran hitamnya lebih menonjol dari biasanya, mungkin karena dia harus bangun lebih awal untuk mengantarnya ke perkemahan yang berjarak dua jam dari kota, dan rambutnya yang berwarna campuran antara coklat tua dan abu-abu sedikit berantakan. Mingyu sedikit senang karena dia tahu bahwa ibunya tidak perlu mengkhawatirkannya untuk beberapa minggu ke depan, mungkin ibunya memiliki lebih sedikit piring untuk dicuci, dan bisa lebih baik mengurus dirinya sendiri. Mingyu hanya berharap kepergiannya di perkemahan tidak akan membuat ibunya lebih khawatir.

Taehyung mengangguk seperti robot sebelum masuk kembali ke dalam mobil.

Selanjutnya, ibunya, yang hampir satu kaki lebih pendek darinya, menghampirinya dan mencubit pipinya dengan penuh kasih sayang. Mingyu diam-diam bersyukur karena tidak ada orang di sekitarnya, karena jika teman satu timnya melihat ini, dia pasti akan malu selama berminggu-minggu.

"Perkemahan ini akan berakhir sebelum kamu menyadarinya," katanya dengan suara yang hangat.

Mingyu tahu ibunya menjadi semakin emosional karena dia menyeka air matanya yang muncul di sudut matanya yang terlihat lelah.

"Lakukan saja apa yang seharusnya dilakukan, maka kamu tidak akan mendapatkan masalah. Jangan nakal!” Ibunya berkata, meraih wajah Mingyu agar menatapnya lagi.

"Baiklah! Baiklah," gerutu Mingyu, pipinya memerah karena campuran hawa panas dan kasih sayang yang berlebihan.

"Ibu harus pergi ..." Ibunya berjinjit sebanyak yang dia bisa, dia hampir berdiri dengan ujung jari kakinya, dan memeluk putra sulungnya. "Selamat bersenang-senang. Jangan lupa bahwa ibu mencintaimu," bisiknya.

Mingyu dengan cepat melirik ke sekelilingnya apakah ada yang sedang melihatnya, dan dengan cepat menjawab ibunya dengan suara lirih dan sangat cepat hingga terdengar seperti "akujugamencintaimu,".

"Masuklah ke dalam kantor, dan perempuan yang ada di resepsionis akan memandumu!" Ibunya mengatakannya saat memasuki mobilnya, lalu menutup pintunya. Dalam beberapa menit, mobilnya perlahan menjauh, meninggalkan jejak di tanah, dan juga meninggalkan Mingyu.
.
.
.
.
.
Story by synthetic_blossoms
http://archiveofourown.org/works/6779140

Ps. Maafkan aku, akhir-akhir ini aku terlalu terjerumus ke dalam dunia danmei novel 😩 jadi sepertinya akan membutuhkan waktu cukup lama untuk update🤧🤛🏼

Cabin Seven - MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang