1

60 11 4
                                    

Pagi-pagi sekali aku sudah berada diluar rumah bersama ayah, aku duduk di atas dahan pohon sembari membaca buku.

"Cassie kau sedang baca apa?" Aku menoleh pada sumber suara itu.

Disampingku ada Cedric Diggory, kami dekat sudah lama, bahkan aku sudah menganggap Cedric seperti kakak-ku. Dia juga suka memanggilku Cassie seperti ayah dan ibu.

"Magical creature, seperti biasa." Aku menutup bukuku dan menyimpan nya di tasku. Aku suka mereka, mereka sangat mengagumkan dan menggemaskan.

Aku sempat ingin memelihara satu tapi tak di ijinkan. Alasan nya, karena kalau hewan itu kabur dan terlihat oleh muggle, bisa gawat urusannya.

"Kau ini, istirahatkan matamu." Dia mengacak-acak rambutku.

"Cedric rambutku jadi berantakan." Aku memukul pelan tangan Cedric.

Dia hanya terkekeh melihatku merapihkan rambutku.

"Jadi Cedric, bagaimana kau dan seeker Ravenclaw itu, sudah ada kemajuan?" Aku melihat kearahnya sembari menaik turunkan alisku.

Aku tahu dia sedang dekat dengan seeker dari Ravenclaw, kalau tak salah namanya Cho Chang. Dia cantik dan hebat saat bermain quidditch, tak salah kalau Cedric suka padanya.

"Ya begitulah, aku masih berusaha berteman dengannya." Ujar Cedric.

"Cedric, my brother, kau ini tampan, seorang prefect, seeker sekaligus kapten quidditch Hufflepuff. Tak akan ada yang berani menolakmu termasuk Cho Chang." Ujarku padanya.

"Jadi kau mengakui aku tampan, eh?" Dia tersenyum sembari menaik turunkan alisnya.

"Masih tampanan ayahku dari pada kau."

"Akui saja Cassie."

Aku menjulurkan lidahku padanya setelah dia turun meninggalkanku sendiri diatas.

Aku melihat dibawah sudah ada banyak orang, hari ini aku, ayah, Cedric, dan Mr. Diggory akan pergi menonton piala dunia quidditch. Tak kusangka bahwa akan ada yang lain pula.

Di sana ada para Weasley, Harry, dan Hermione. Ayah, Mr. Diggory dan Mr. Weasley dekat karena rekan kerja di kementerian. Aku pun langsung turun.

"Teganya kau meninggalkanku Ced." Aku memukul pelan lengannya.

"Sorry, aku sengaja." Aku memutar bola mataku.

"Venus." Itu Hermione, dia berjalan kearahku.

"Hermione, bagaimana kabarmu?" Aku memeluknya dan dibalas oleh Hermione.

"Aku baik, dan kulihat kau masih sama saja ya." Gadis berambut semak itu melepas pelukan dan menatap kearah.

Ya begitulah, rambutku pendek hitam setengkuk dan di ikat, setiap rambutku mulai panjang aku selalu potong.

Aku hanya terkekeh padanya dan melihat kearah Harry dan Ron.

"Hai Harry, Ron bagaimana kabar kalian?" Tanyaku pada mereka.

"Aku baik seperti biasa, kau tau Ven, kami menjemput Harry menggunakan bubuk floo yang membuat paman, bibi, dan sepupu mugglenya terkejut saat kedatangan kami." Cerita Ron. Aku melihat kearah Harry yang hanya tersenyum.

"Aku bisa membayangkan bagaimana wajah mereka seperti apa." Aku tertawa pelan.

Aku dan Hermione berjalan bersama, sedangkan Harry dan Ron didepan bersama Cedric, ayah, Mr. Weasley, dan Mr. Diggory.

Tak lama ada yang menepuk pundak-ku dari belakang, aku menoleh dan terlihat pria berambut panjang berwarna ginger tersenyum kearahku.

"Hai, V." Sapanya.

"Hai, George." Aku tersenyum padanya.

"Aku Fred bukan George." Protesnya.

"George kau tak bisa membodohiku. Fred jelas bersama Ginny, dan hanya kau yang memanggilku V." Aku mendongak berusaha melihat kearahnya, dia bertambah tinggi.

"Kau bertambah pintar ya, bear." Dia mencubit pipiku. Aku pun menepis tangannya.

"Aku dari dulu sudah pintar George. Dan kau bertambah tinggi." Ujarku.

"Kau saja yang pendek V." Dia merangkul pundak-ku.

Semenjak aku dekat dengan Hermione, aku juga dekat dengan beberapa anak Gryffindor yang lain termasuk Fred dan George. Namun George sering memanggilku V atau bear, dia bilang V lebih mudah daripada Venus dan dia bilang bahwa aku mengingatkan nya pada beruang karena pipiku yang chubby, apa-apaan padahal aku lebih suka panda.

Aku dan George bercerita tentang liburan musim panas kami, dia bercerita bagaimana sepupu muggle Harry memakan permen yang dijatuhkan oleh Fred yang membuat lidah Dudley-sepupu muggle Harry- menjadi panjang. Aku tertawa mendengar hal itu.

Fred dan George bilang bahwa mereka sedang mengembangkan produk lelucon buatan mereka sendiri, sihir sakti weasley, Mrs. Weasley marah saat mengetahui mereka akan menjual semua itu di Hogwarts.

Tak terasa kami sudah sampai diatas bukit dengan sepatu boots usang bertengger disana. Kami mengelilingi sepatu itu dan memegangnya. Kulihat Harry hanya berdiri diam melihat kami dengan kebingungan.

"Ini apa?" Tanya Harry.

"Ini portkey, Harry." Jawab Mr. Weasley.

.......

Aku terjatuh disamping Hermione dengan tidak etis nya setelah melepas portkey. Aku melihat Cedric berjalan kearahku.

"Sepertinya kau harus belajar mendarat Cassie." Dia menjulurkan tangannya. Aku menggapainya dan langsung berdiri.

"Terimakasih atas saran nya Mr. Cedric Diggory." Cedric tertawa mendengar ucapanku.

"Selamat datang anak-anak. Piala dunia quidditch." Ujar Mr. Weasley.

Aku melihat kearah tempat luas yang dipenuhi tenda dan orang-orang yang ramai. Aku berjalan masih memandang orang-orang yang bersorak menyambut tim yang mereka dukung.

Aku dan Cedric mendukung tim Irlandia, Fred dan George bilang dia mendukung Irlandia dan dan mereka bilang Ron penggemar berat Viktor Krum.

"Sepertinya kita berpisah disini, Arthur." Ucap ayah. Ayah dan Mr. Diggory sepakat untuk menyewa satu tenda untuk kami ber-empat dan tenda kami dengan tenda Mr. Weasley beda arah.

"Sampai jumpa dipertandingan." Kami pun berpisah dan pergi ke tenda kami.


TO BE CONTINUE

aku up lgi:v

Ini aku nulis nya itu agak campur alur nya, ngmbil dri buku sma film jdi maaf ya klo klian ngerasa aneh sma alur nya.

Aku pas wktu publish kmaren itu smpet kget krena ini ff udh msuk peringkat walaupun peringkat ny di bawah 20 smua nya tpi aku seneng bgt.

Oh iya mnurut klian oc nya itu kyk gmana?

Buat klian yg udah baca dan vote makasih banyak, ily🙆❤

Oke udah dlu ya

Skian

Terima weasley twins❤

The AntaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang