Chapter 5 - Broken Pieces

722 100 31
                                    

Author's POV

(Y/n) bangun di keesokan harinya dengan kantung mata yang tampak menghitam. Insomnia-nya masih saja kambuh bahkan di saat ia sudah berumur dua puluh sembilan tahun. Sudah bukan angka yang masih belasan tahun. Juga sudah bukan saatnya untuk memikirkan hal-hal tak berguna, seperti Kuroo.

"Astaga, (Y/n)-san! Ada apa dengan kantung matamu?"

Baru saja (Y/n) tiba di restoran hotel untuk sarapan, ia langsung disambut oleh seruan terkejut milik Kou. Padahal (Y/n) sudah menutupi bagian bawah matanya dengan bedak yang cukup tebal. Namun ternyata, kehitaman di kantung matanya itu lebih hitam dari yang ia duga.

"Insomnia-ku kambuh lagi," sahut (Y/n) singkat.

Kou hanya menghela napas. "Kalau begitu, mari kita sarapan!" ajaknya kemudian.

(Y/n) menanggapinya dengan anggukan. Lalu, ia pun mengikuti langkah Kou dari belakang.

Seusai mengambil apa yang mereka ingin makan, (Y/n) dan Kou langsung duduk di kursi yang kosong dekat mereka berdiri. Mereka duduk saling berhadapan.

"Ittadakimasu!"

"Ittadakimasu."

Makanan yang ada di depan mereka, langsung mereka santap. Sambil menikmati sarapannya yang terasa berbeda, (Y/n) menatap ke sekitarnya. Lalu, ia pun menghela napas saat tak melihat sosok yang paling ingin ia hindari.

"Ada apa, (Y/n)-san?" tanya Kou ketika ia mendengar helaan napas dari (Y/n).

"Tidak. Bukan apa-apa."

Setelah menghabiskan sarapan masing-masing, (Y/n) langsung pamit pada Kou. Ia masih harus mengurus jadwal atasannya selama mereka berada di Osaka.

"(Y/n), setelah ini apakah ada jadwal lain selain meeting nanti siang?" tanya Shinsuke selaku atasan (Y/n) sambil membenarkan letak dasinya.

"Tidak ada, Shinsuke-sama. Jadwal Anda selama kita berada di Osaka tidak sepadat saat kita berada di Tokyo," jelasnya singkat sambil berjalan menuju ruangan Shinsuke.

"Kalau begitu, kau boleh pergi, (Y/n)."

"Um. Selamat bekerja, Shinsuke-sama." (Y/n) pun pamit undur diri dari ruangan atasannya.

Setelah selesai mengurus semua pekerjaannya, (Y/n) berniat kembali ke kamarnya. Namun, ketika ia berbelok di ujung lorong, tak sengaja seseorang menabraknya. Sontak gadis itu pun jatuh ke atas lantai.

Sebuah tangan yang mengulur di depan wajah (Y/n) membuatnya menengadahkan kepala. Tetapi, saat ia melihat siapa pemilik tangan itu, ia pun langsung menepisnya dan bangun seorang diri. Tanpa menoleh lagi, (Y/n) berjalan seolah tak terjadi apa-apa.

"(Y/n)."

Tepat ketika Kuroo memanggil namanya, lelaki itu mengcekeram pergelangan tangan gadis itu. Mencegahnya untuk pergi.

"Bukankah sudah pernah kukatakan padamu? Jangan ganggu aku," ujar (Y/n) dingin dan datar. Dari wajahnya, ia sama sekali terlihat tak ingin berbicara dengan Kuroo.

"Oh, kapan kau mengatakannya? Aku sama sekali tak ingat."

Seperti sedang menyulut api, Kuroo berkata dengan wajahnya yang tampak tenang dan biasa saja. (Y/n) hanya bisa menahan kekesalannya.

"Kalau kau tak ingat, maka aku akan mengingatkanmu lagi. Jangan. Ganggu. Aku."

Setelah menekan setiap kata yang (Y/n) ucapkan, gadis itu berlalu pergi seusai menghentakkan tangannya. Tetapi, siapa sangka jika sepasang tangan yang kekar justru kini melingkari perutnya?

(Y/n) pun membeku. Namun, sedetik setelah ia tersadar, ia langsung berusaha melepaskan dirinya. Sayangnya, kekuatan milik Kuroo masih lebih kuat dibanding miliknya.

"Kau benar-benar tak rindu padaku, (Y/n)?" bisiknya tepat di telinga gadis itu.

"Tidak. Untuk apa aku merindukanmu?" ujar (Y/n) tak senang.

"Ah, apakah kau sudah lupa dengan kejadian lima belas tahun yang lalu?"

Deg. Jantung (Y/n) mencelos seketika. Ia tidak mengatakan apa-apa. Keringat dingin mulai mengalir di dahinya.

"Kau memanggil namaku dengan nada suaramu yang terdengar nakal. Oh, jangan lupakan, kau juga mendesah di bawahku, (Y/n)."

Napas (Y/n) mulai memburu. Kejadian yang sama sekali tak ingin ia ingat justru kini berputar di dalam kepalanya. Walaupun belasan tahun telah terlewati, puluhan musim telah terlewati, rasa marah dan kecewa itu masih ada. Kini terasa lebih jelas.

"Diam," titahnya.

Dalam satu kali hentakan, (Y/n) melepaskan lingkaran tangan Kuroo di pinggangnya. Gadis itu langsung berlari menjauh sekencang mungkin. Meninggalkan Kuroo di belakang sana dengan senyum puas di wajahnya.

***

Sejak meeting tadi siang, (Y/n) sama sekali tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Ia bahkan tidak ingat dengan jadwal apa saja yang harus atasannya—Shinsuke—lakukan. Beruntung, tidak ada jadwal lain yang perlu dihadiri selain meeting tadi siang. Maka dari itu, sisa dari hari ini tidak ada yang perlu (Y/n) lakukan terkait dengan pekerjaannya.

Kini (Y/n) hanya duduk sambil memeluk kedua kakinya di sudut ranjang. Kejadian itu kini mulai menghantuinya lagi. Padahal dulu ia sama sekali melupakannya atau memaksa dirinya untuk melupakannya.

Saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas, gadis itu melampiaskannya ke hal-hal yang ia suka. Karena itulah, ia menantang semua murid di sekolahnya untuk bermain game. Setelah mereka dikalahkan oleh (Y/n), gadis itu pun merasa ketagihan dan tantangan yang ia berikan itu mulai ia jadikan rutinitas setiap ada murid baru yang masuk ke sekolahnya.

Lalu, setelah itu ia bertemu dengan Kenma.

Hanya lelaki itulah satu-satunya yang bisa mengalahkan (Y/n) dalam bermain game. Meskipun pada akhirnya teman-teman di sekolahnya mengetahui kekalahan (Y/n) dan mengakui Kenma sebagai pemenangnya, (Y/n) sama sekali tidak merasa sedih saat itu. Ia justru merasa bahagia.

(Y/n) mencari keberadaan ponselnya. Setelah benda pipih itu berada di tangannya, (Y/n) berniat menghubungi Kenma. Karena hari sudah larut malam, ia hanya bisa berharap Kenma mengangkat teleponnya.

Namun, ternyata sesuai dengan dugaannya. Kenma tidak mengangkat teleponnya. (Y/n) mulai merasa putus asa. Ia menenggelamkan wajahnya di antara lututnya yang tertekuk. Secara perlahan, air mata mulai mengalir dari pelupuk matanya.

Mendadak, (Y/n) ingin pulang ke rumahnya, menemui Kenma.

***

Yo minna!

Karena sekarang diriku lagi PAT, jadi untuk sementara cerita ini akan hiatus dulu(*˘︶˘*)

Alasannya? Karena lagi PAT dan penyakit lamaku kambuh, yaitu writer's block(┛ಥ‿ಥ)┛彡┻━┻

Semoga kalian bisa bersabar supaya penyakit bagi para penulis itu bisa cepat hilang☺🙏🏻

Dan, makasih untuk semua vote serta comment kalian🥺💖

Ini akan jadi update terakhir sampai diriku selesai PAT dan penyakit writer's block-ku sembuh🚶‍♀️

I luv ya!
Wina🌻

END ━━ # . 'Try Me! ✧ Kozume KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang