Kezia dan Raymond

4.3K 82 3
                                    

18++

Aku Kezia Indrawan. Aku sudah menikah dengan Adi putra Indrawan selama tiga tahun dan belum mempunyai keturunan. Aku tak tahu mengapa dan aku baik-baik saja.

Pernikahanku bahagia? Bisa dibilang iya. Karena mungkin aku bukan istri yang neko-neko. Aku tipe orang yang ya pasrah saja dengan segala keadaan. Kenapa begitu? Karena dulu aku dijodohkan dengan Adi. Biasalah gara-gara Adi dan aku dijodohkan sebagai penerus perusahaan. Padahal kami tidak tertarik sama sekali.

Terus kok bisa malam pertama? Kalian manusia normal kan? Selama pernikahan kita hidup bareng, sekamar bareng, dan punya nafsu juga kan,  ya masa gak sampe ketahap begitu?

Kami hidup normal seperti pasangan yang lain. Namun tak ada cinta diantara kita. Nafsu belum berarti cinta  kan?.

Hubungan ranjang kami juga ya biasa-biasa saja. Tidak pernah ada getaran-getaran aneh yang terjadi jika kami melakukan hubungan itu.

Setahun masih biasa saja. Yah maksimal sebulan dua kali kami melakukannya.

Dua tahun sudah mulai jarang. Mungkin sebulan sekali.

Tiga tahun mungkin kalo dia ingat baru dia minta. Dan aku tidak masalah sama sekali.

Orang tua kami ditahun kedua sudah mulai resah karena kami yang belum mempunyai anak. Tapi kami selalu membalikan keadaan. Segala yang kami lalui kan kalian yang merencanakan. Kami bisa apa?. Dan akhirnya pertanyaan konyol itu jarang lagi kami dengar.

Sekarang Adi sudah jarang pulang, dan aku benar-benar tidak masalah. Aku tidak peduli. Dan rencananya hari ini aku akan berlibur ke Bali selama satu minggu penuh dan tentunya dengan seijin Adi.  Tetap dengan ijin dia, toh uangnya juga punya dia. Wkwkwk

Dan setahu aku, Adi juga akan pergi ke Singapura selama dua minggu. Dia pulang, aku sudah ada dirumah lagi tentunya.

Selama di pesawat jujur aku merasa terganggu dengan manusia yang duduk disebelahku. Orangnya ganteng, tinggi, badannya sepertinya sixpack,  usianya mungkin dua-tiga tahun diatasku, berkacamata, rambutnya hitam, tapi sayangnya sungguh mengganggu. Dia mungkin membawa seluruh pekerjaannya ke dalam pesawat. Ada beberapa dokumen yang sibuk dia baca . Memang dia tidak mengeluarkan suara tapi saat helaian kertas itu berganti, suaranya sangat menggangguku. Untung saja perjalanan Jakarta-Bali tidak membutuhkan waktu yang lama.

Tapi sungguh nahas. Ternyata kita bertemu lagi dihotel tempat menginapku selama di Bali saat aku berada di resepsionis.

"Mmmmhhh Mbak yang tadi dipesawat kan?". Aku menatapnya dengan sinis. Asli masih gendok banget gara-gara tadi.

"Ya, kenapa ya?." Tapi walaupun begitu aku masih berusaha menyunggingkan senyum manis padanya.

"Maaf ya mbak tadi saya berisik, sampai mbak gak bisa istirahat. Saya terpaksa membaca dipesawat karena sebentar lagi saya harus ikut meeting dan berkasnya baru saya dapatkan sepuluh menit sebelum naik pesawat." Waw ceritanya panjang lebar.

"Ya gak apa-apa kok mas."

"Tapi beneran saya gak enak loh mbak. Gimana kalo nanti malam saya ajak dinner sebagai ganti rugi?."

"Gak perlu mas, saya gak apa-apa kok."

"Gak apa-apa mbak, biar saya tenang. Oh ya mbak, panggil aja saya Raymond atau Ray juga boleh."

Dia mengulurkan tangannya padaku. "Saya Kezia."

"Mau ya dinner sama saya?."

Tak enak jika kembali menolak akhirnya aku menerima tawaran untuk dinner bersamanya.

Entah nasib apa yang menimpaku, malangkah atau baikkah? Aku dan Raymond kembali diberikan kamar hotel bersebelahan. Ya ampun.....

"Mungkin kita jodoh ya Kez.." ujarnya dengan nada jenaka.

FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang