18++
Menikah? Tidak ada dalam kamusku satu kalipun.
Sendiri itu bahagia. Tanpa menikahpun aku bisa memiliki segalanya. Harta? Tahta? Segalanya telah aku miliki.
Kesepian? Tentu tidak. Bagaimana aku bisa kesepian jika setiap hari aku selalu disibukkan dengan segudang pekerjaanku.
Tapi jangan salah. Jangan bilang aku bukanlah wanita normal. Aku normal seperti yang lainnya. Mempunyai hawa nafsu dan tentu saja mempunyai hasrat yang ingin aku salurkan. Kalian pasti bertanya bagaimana caranya sedangkan aku tidak tertarik pada laki-laki.
Hei aku bukanlah wanita munafik. Aku tahu barang apa saja yang bisa memuaskan nafsu wanita walaupun tanpa seorang pria. Diusia ku yang ke 32 tahun ini tìdaklah tabu untuk membeli barang-barang seperti itu. Apalagi jaman sudah modern dan membeli barang lewat online sudahlah lumrah. Penjual jaman sekarang sangatlah pintar, mereka mampu menjaga privasi pembeli.
You know what? No dildo.
Walaupun aku membutuhkan kepeuasan aku tidak suka dengan benda itu. Aku tak akan rela jika keperawananku di ambil oleh sebuah barang. Cukup hanya dengan sebuah vibrator aku bisa terbang tinggi melupakan segala pekerjaanku yang membuat aku stress setengah mati.
Setiap hari aku bekerja disalah satu perusahaan yang sebelumnya adalah milik ayahku. Setelah beliau pensiun aku dan salah satu kakakku yang meneruskannya. Kak Ana sang putri sulung ikut dengan suaminya ke Jepang dan yang membantuku memimpin perusahaan adalah Kak Roby,ia tinggal bersama istrinya tak jauh dari rumah orangtuaku .
Apakah ayah dan ibu pernah menanyakan kapan aku menikah? Tentu saja. Tapi mereka cukup mengerti dengan keputusanku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk hidup sendiri tinggal jauh dari orangtua. Aku membeli sebuah apartemen yang cukup jauh dari rumah orang tuaku.
Malam ini benar-benar terasa penat, aku memutuskan untuk berendam di air hangat untuk menjernihkan kembali pikiranku yang lelah.
Wangi sampo dan juga sabun aromateraphi yang aku pakai sangat merilexkan indra penciumanku. Tanganku bergerak menelusuri setiap jengkal tubuhku agar tidak ada kotoran yang terlewat. Aku sangat menjaga kebersihan juga kecantikanku.
Aku mempunyai payudara yang cukup besar dan juga kencang. Pelan-pelan kumainkan jari-jariku diatas permukaan kedua payudaraku lalu aku mainkan putingku yang telah menegang. Sebelah tanganku kuturunkan untuk memainkan klitorisku. Kegiatan ini sungguh membuatku terbang tinggi keatas awan.
Ocuh.. sebentar lagi aku akan sampai. Aku menambahkan kecepatan dikedua tanganku.. namun..
Ting..tong..ting.. tong..
"Ouh shit.. siapa orang gila yang berani mengganggu kesenanganku." Teriakku sebal. Dengan cepat aku keluar dari bathub dan memakai handuk.
"Hai cantik."
Dengan wajah murka aku membanting pintu dengan sekuat tenaga. Daniel sungguh menyebalkan. Hanya sedikit lagi aku bisa terbang ke awan, dan dia menggagunya.
"Kenapa sih yang, kok marah-marah? Pasti belum orgasme ya? Abang bantuin biar cepet orgasme ya?" Bukannya pergi, Daniel malah seenaknya masuk ke dalam apartemenku seperti biasanya.
"Pergi sana."
"Ogah akh neng, akang bantuin neng orgasme dulu ya, baru akang pergi." Dia terus mengikutiku yang akan kembali masuk kedalam kamar mandi. Menyelesaikan mandiku yang tertunda.
"Elo mau ikut gue mandi?." Tanyaku sarkastik didepan pintu kamar mandi.
"Boleh." Jawabnya tengil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy
Short Story18++ Kumpulan cerita pendek & one shoot Happy reading.. 10072019