Sebagai anak laki-laki di rumah yang menggantikan Papa kalau sedang dinas, Coral dan Cio memiliki tanggung jawab menjaga Mama juga Cissy.
Waktu kecil, mereka selalu diajari untuk tidak menerima apapun dari orang asing. Sekecil apapun.
Semakin kesini, saat Dante harus dinas keluar kota atau luar negeri, mereka mulai diajari untuk tidak menerima tamu kecuali ada Papa di rumah. Mereka bertanggung jawab untuk itu.
Tapi yang lebih menyadari arti tanggung jawab itu adalah Cio karena ia anak sulung.
Sekarang, ketika mobil yang dikendarai Om Alexis -Ayahnya Mihai, memasuki kawasan perumahan elit itu, Cio mulai menyusun kalimat yang sekiranya sopan karena ia tidak akan memberi tawaran untuk mampir sebab Papa tidak ada di rumah.
"Eh - itu, om, rumah yang pagernya warna putih. Yang banyak bunganya." Coral menunjukkan selagi Cio sedang berkutat dengan pikirannya sendiri dan akhirnya berkata,
"Om, makasih banyak tumpangannya. Tapi maaf belum bisa nawarin untuk mampir, soalnya Papa masih di luar."
"Ngga masalah, Cio," sahut Alexis, menghentikan mobilnya di depan rumah yang ditunjuk Coral, kemudian lelaki itu berbalik untuk menatap alasan yang membuat Mihai ingin mengantar mereka. "Get well soon, Coralius."
"Thank you so much, om." Coral tersenyum ceria.
"Cio... yang lagi mengangkat tanaman itu, Mama kamu?"
Cio, Coral, dan Alexis serempak menoleh ke arah yang dimaksud Mihai.
Embun Ketiga selalu menghabiskan sore hari di halaman rumah. Mengurus tanaman atau memetik bunga untuk ditaruh di vas. Atau apapun yang berhubungan dengan tanaman, Embun senang.
Sore ini, seperti yang dikatakan Mihai, Embun sedang mengangkat keranjang berisi rumpun bunga yang pasti baru dipetiknya.
"Your mother is a beautiful woman," puji Mihai tulus.
Cio dan Coral mengangguk setuju. "Tiap perempuan pasti cantik. Mama lo juga pasti cantik."
Tapi sayangnya, Mihai menggeleng samar. "I don't have a mother."
"Eh?" Agak terkejut, Cio tampak salah tingkah untuk sesaat karena pernyataan Mihai yang sensitif. Cio kemudian melirik Om Alexis yang diam tidak menyahut, tapi tatapannya jelas terarah pada halaman rumah Dante Amadeo yang asri karena luas dan banyak tanamannya . "I'm sorry."
"No problem. Dan itu... adik kalian?" Yang ditunjuk Mihai selanjutnya tentu saja Cissy yang duduk di stroller.
"Iya."
Karena merasa mereka tidak turun juga dari mobil, Cio akhirnya membuka pintu agar Coral turun lebih dulu. Disusul atensi Om Alexis yang sepertinya baru menyadari bahwa Cio dan Coral belum turun dari mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embun Ketiga
Fanfiction"Kita bisa ikut kamu. Asal kamu jangan ninggalin saya sama anak-anak. Embun, kita semua butuh kamu." Masih tentang harapan untuk menetap. Dante yang tau kalau ia telah mengawali segalanya dari kesalahan.