Event

8 3 1
                                    

  Pagi harinya, matahari menampakkan sinarnya dengan sempurna. Langit pun sama, tanpa hiasan awan mendung yang bersebaran.
  Lea, gadis itu sedang menyusuri setiap lorong Universitas Indonesia bersama dengan sahabatnya, Aira. Mereka sesekali berbincang-bincang mengenai sekolah mereka. Hari ini moment yang paling Lea tunggu setelah kejadian yang terlewatkan ditahun lalu, Event Stand di UI untuk kalangan umum.

  Hari ini Lea mengenakan Outfit baju warna Abu-abu yang dipadukan warna putih di lengannya, bawahan rok kotak-kotak warna merah maroon dengan panjang bawah lutut, dan jangan lupakan rambut panjangnya yang dikuncir setengah dan setengahnya lagi digerai bebas.

  "Lea, lihat itu deh!" Seru Aira, arah tangannya menunjukkan salah satu stand.

  "Ayo," ucap Lea, tangannya menarik pergelangan tangan kanan Aira.
🍃🍃🍃
  "Daf, bantuin gue dong!" Keluh Putra, dia terlihat kesulitan membawa barang-barang untuk acara stand hari ini.
Daffa dengan sigap membantu Putra, selesai itu mengecek barang-barang yang lain.
  Saat berbalik, dia dikagetkan dengan kedatangan dua gadis, sedikit mengenal wajah salah satu dari mereka.
  "Hai, selamat datang di stand kami!" Sapa Syifa, salah satu partner Daffa di stand ini.
  "Hai juga kak, tema stand ini apa?" Tanya salah satu gadis tadi.
  Gadis satunya lagi hanya diam dan tersenyum ramah sebagai sapaan, lalu tatapan mereka. Tapi tak lama kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
  "Kita temanya tentang Fotografi!" Jawab Syifa dengan semangat.
  "Bagus kak, kebetulan kita berdua baru nyari tahu tentang Fotografi," jawab gadis tadi dengan semangatnya.
  "Bagus deh, kalian kalau mau belajar bisa datang ke rumahku!" Ucap Syifa menawarkan, mereka menanggapinya dengan senyum senang.
🍃🍃🍃 

  "Gue seneng banget, apalagi cowok di sana ganteng-ganteng!" ucap Aira dengan raut wajah histeris.

  " tambah satu lagi, lu cantik!" ucap Aira menambahkan, Lea langsung menghentikan langkahnya lalu berbalik ke belakang.

 Lea menghadap ke arah Aira, menautkan kedua alisnya bingung, " Kamu tadi bilang apa?" tanya Lea, secara tak langsung dia meminta Aira untuk mengulangi ucapannya.

  "Lu diliatin banyak cowok tadi, eh bentar.......!"Aira menghentikan ucapannya, lalu menatap Lea dari ujung atas hingga ujung bawah.

  " Apaan sih!" protes Lea, wajahnya bingung sekaligus malu, "Aduh, bisa-bisanya kamu tampil cantik banget, pantesan banyak banget cowok yang lirik lu!" lanjut Aira.

  Flashback on

  " gila, tuh cewek cakep banget!"
  " Glowing banget,"
  "Skin care products apa ya?"
Bisik-bisik para pengunjung yang sejak tadi memperhatikan ke arah Lea.

Flashback off

  " Ck, apaan sih kamu, perasaan hari ini aku biasa aja," elak Lea, Ia malas jika di puji-puji karena kecantikannya.

  " Oke si tukang merendah untuk meroket, just kidding........jangan di masukkan ke hati, ke paru-paru aja biar jadi separuh nafasmu!" canda Aira seraya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah.

  " Benerkan aku?" tanya Lea seraya tersenyum manis, di saat inilah Lea menarik perhatian orang lain.

  " Iya deh, Tuan Putri selalu benar and  nggak pernah salah kalau berucap!" ujar Aira lalu tersenyum tipis.

  Sudah beberapa kali Aira selalu bilang jika Lea itu cantik, anggun, dan juga perfect di mata sekeliling orang yang melihatnya. Tapi beberapa kali juga Lea selalu mengelak dari ucapan Aira, dia selalu merasa jika dirinya masih kurang.

  " Kamu juga cantik kok, pakai khimar, aku juga kadang iri sama kamu yang udah berani oakai khimar sejakkecil, aku aja nggak tahu eh... belum tahu kapan!" beritahu Lea, ia lalu menghembuskan nafasnya dengan pelan.

  " Lupakan sejenak, yuk lanjut lagi..... habis ini kita ke caffe ayah aku, gimana mau nggak?" tanya Lea, Aira mengangguk pelan sebagai jawabannya.

  Aira kadang bingung dengan pemikiran sahabatnya, Lea. Gadis yang selalu bertingkah dengan 1001 keajaiban yang kadang sulit ditebak  orang lain, sekali itupun keluarga dan sahabatnya sendiri. Tetapi Aira tak masalah dengan hal itu, karena hal itulah yang membuat mereka menjadi sahabat, sering juga mereka dikatakan sebagai anak kembar dari orangtua yang berbeda karena teralu seringnya mereka bersama jika berada duluar.

🍃🍃🍃

  Saat ini Daffa berada di sebuah kebn teh yang terletak di kota Bandung. Tak sendiri, ia bersama Kean, jangan tanyakan dimana Putra karena dia sekaramh sedang tidak dengan mereka dengan alasan ada acara klien papanya.

  " Daf, kayaknya cewek yang datang ke stand kita tadi, cewek yang lo tolong beberapa hari yang lalu deh!" ucap Kean pada Daff yang sedang menfokuskan titik yang tpat sebagai objek fotonnya sore ini.

  "Hm," jawab Daffa dengan dehaman singkat. 

  " Woi, bro!" kesal Kean lalu meninju dengn pelan bahu Daffa,

'cekrek'

  Daffa menoleh ke arah Kean dengan tatapan tajam, lalu mengalihkannya ke arah kamera DSLR  miliknya yang lalu tersenyum tipis sambil  menepuk-nepuk dengan keras bahu Kean, " Boleh juga, thanks bro!" ucap Daffa lalu melangkah meninggalkan Kean.

  Jean yang ditepuk bahunya merasa bingung sekaligus merinding dalam satu waktu yang bersamaan, lalu menatap Daffa dengan tatapan menyelidik. Yang ditatap masih tetap fokus pada kameranya, tak menggubris tatapan Kean.

  "Gue tahu, kalau gue tampan!" Ucap Daffa, dengan tatapan yang masih jatuh pada layar kameranya.
  " Najis gue, iya gantengnya dari barisan para monkey 🐒!" Seru Kean sambil menatap Daffa dengan jijik.

  Daffa tak menggubris ucapan sahabatnya, ia melanjutkan untuk mengambil gambar yang lebih menarik di depannya.

🍃🍃🍃

RELUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang