#3

391 72 3
                                    

Matahari telah menyembulkan diri dengan cahaya nya yang menembus jendela membuat gadis yang sedang terlelap terusik oleh sinarnya.

"Eugh." Jane terusik tidurnya saat sinar matahari menyorot pada wajahnya, ia berbalik untuk menghindari sinar matahari yang menyorot wajahnya. sungguh ia tak ingin bangun untuk sekarang, ia terlalu nyaman berada dalam posisi seperti ini dengan selimut tebal yang masih menutupi tubuhnya dan bersandar nyaman pada guling, tapi ia merasakan ada yang berbeda dari biasanya, seingatnya guling nya tak selebar dan senyaman ini.

Hembusan napas yang berhembus teratur menerpa puncak kepalanya dan pinggangnya yang terasa berat seperti ada yang menindihnya. Ia mendongak untuk melihat dari mana angin itu berasal

Deg!

Jantungnya berdetak cepat ketika melihat pria yang semalam ia lihat telah membunuh orang sedang memeluk erat tubuhnya terlebih pelukan itu semakin mengerat. Jane membuka matanya cepat, tubuhnya semakin menegang ketika sadar bahwa ia sekarang tidur dengan Psychopath yang sialnya membuat dirinya nyaman dalam pelukannya. Bayangan sewaktu pria itu memaksanya untuk menikah dengannya berputar di kepalanya. seketika tubuh Jane bergetar ketakutan. Ia dapat melihat dengan jelas wajah pria didepannya itu. wajahnya yang polos dan tampan saat tertidur dapat menipu siapa saja

Jane berusaha menyingkirkan tangan yang memeluknya dengan perlahan. Ia turun dari ranjang ketika berhasil melepaskan pelukan Rafael, baru satu langkah berjalan tubuhnya sudah ditarik dengan kuat hingga membuatnya jatuh menimpa tubuh pria itu

Jane terdiam menatap mata tajam pria dibawahnya itu, dadanya berdetak membawa perasaan aneh yang menjalar di lerung hatinya. Hembusan napas lembut pada telinganya membuat bulu kuduknya meremang.

Rafael menjatuhkan Jane disampingnya kemudian memeluk erat gadis itu. Sebenarnya ia telah terbangun sebelum gadisnya terbangun, tapi ia tetap memejamkan matanya menikmati kehangatan dan aroma tubuh Jane yang sangat ia sukai

Jane diam tak memberontak membiarkan tubuhnya dipeluk oleh pria didepannya ini tak bias dipungkiri Jane merasa nyaman dalam pelukan ini. Sudah cukup lama mereka dalam posisi seperti ini. Jane yang memejamkan masih menikmati pelukan pria didepannya itu, ia langsung membuka matanya mendadak rasa lapar menyerangnya mengingat dirinya belum makan sejak semalam. Sekarang Jane sedang mengumpulkan keberaniannya ia sedikit mendongak untuk melihat wajah pria itu yang sedang memejamkan matanya

"T-tuan bisakah kau melepas pelukannya" cicit Jane pelan takut orang didepannya ini marah dan membunuhnya

"Untuk apa?" Gumam Rafael mengeratkan pelukannya

"A-aku lapar" gugup Jane meremas ujung baju yang dikenakan Rafael tanpa sadar

Rafael yang mendengar itu langsung membuka matanya, menunduk untuk menatap gadis di dekapannya yang juga sedang menatap dirinya dengan tatapan memohon

Chup..

"ayo kita makan"

Jennie mematung saat pria itu mengecup bibirnya mengakibatkan ia tak mendengar perkataan pria itu. Tangannya terangkat untuk menyentuh bibirnya yang baru saja dikecup

Ciuman pertama ku!

****

Sekarang mereka sedang berada disebuah ruangan yang sangat gelap banyak senjata yang tidak Jane ketahui namanya terpajang disisi dinding dan ada juga beberapa yang ia ketahui seperti pisau, pistol dan katana. Jane terkejut saat Rafael mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang berhadapan dengannya

Pria itu duduk didepan Jane dengan sebuh remote kecil ditangkap. Saat Rafael memencet tombol di remote itu seketika tubuh Jane langsung terikat pada kursi yang ia duduki. Rasanya Jane sangat takut saat ini terlebih di ruangan ini banyak senjata dan benda-benda tajam

"Kau harus mengikuti semua perintah ku tanpa kecuali!, Kalau tidak..." Ucap Rafael

Dor...

Prang..

"Aaaaa..." Jerit Jane saat mendengar suara tembakan disusul suara pecahan kaca dibelakang tubuhnya

"Jennifer Elizabeth Connell, seorang CEO perusahaan J'R company anak tunggal dengan kedua orang tua yang sudah meninggal akibat kecelakaan" ujar Rafael mengitari tubuh Jane yang sudah gemetar

Ia semakin ketakutan saat mendengar bahwa pria gila didepannya ini mengetahui keluarganya. Dengan tubuh yang masih gemetar Jane memberanikan diri untuk bertanya. "S-siapa kau sebenarnya?" Tanya Jane gugup

"Ah iya, aku belum memperkenalkan diri ku. Rafael Benitez O'Leary calon suami mu" katanya sambil memutar-mutar pistol ditangannya dengan santai

"Tolong jangan bunuh aku" kata Jane lirih. Membuat Rafael tersenyum miring mendengar perkataan itu. Ahh ia sangat suka melihat gadisnya memohon padanya seperti ini

"Jadi?" Tanya Rafael mengangkat sebelah alisnya

"A-aku akan menuruti semua perintah mu, asal kau tidak membunuh ku" kata Jane dengan gemetar tangannya mencengkram baju yang ia kenakan untuk mengalihkan rasa takutnya

"Pilihan yang bagus" ucap Rafael menyeringai bak iblis

Tubuh Jane bertambah gemetar saat mata kucingnya melihat pria itu berjalan mendekat kearah dirinya. Lalu berjongkok di depan tubuhnya dengan cepat Jane menundukkan kepalanya tak berani bertatapan dengan sepasang mata tajam itu

Rafael mengangkat dagu Jane dengan pistol ditangannya, ada sedikit rasa tak tega melihat mata kucing itu menjadi sembab karena air mata yang terus mengalir dari sana, tapi ini satu-satunya cara untuk mengikat gadis itu

Sebentar lagi kau akan menjadi milikku seutuhnya!

Setelah melepaskan ikatan ditubuh sang gadis Rafael menggendongnya Jane ala bridal style menuju kamar dilantai atas. Jane tak memberontak sedikit pun karena tenaganya sudah habis karena ketakutan. Sampai di kamar itu dengan sedikit kasar Rafael meletakkan tubuh mungil Jane di atas ranjang

"Tidur!, Aku tak mau melihat mata sembab mu itu besok, kalau aku melihatnya, aku akan mencongkel mata mu itu!" Ancam Rafael lalu pergi meninggalkan Jane sendiri

Sebelum benar-benar pergi ia berbalik. " ahh ya, Besok kita akan menikah sweety" kata Rafael benar-benar meninggalkan Jane di kamar itu

Jane hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang begitu buruk ini. Andai malam itu ia memilih tidur dan menahan rasa laparnya pasti dirinya tidak akan berakhir mengenaskan seperti ini

Hiks.. hiks...

Tangis itu pecah membayangkan kehidupannya setelah menikah besok.  akibat terlalu lama menangis Jane tertidur dengan posisi yang masih menyandar di kepala ranjang dengan jejak air mata yang mulai mengering

TBC....
Vote ya jangan jadi siders hargai karya penulis!

Happy reading

THE MAFIA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang