author pov
"dan sekarang lo harus tanggung jawab karna gue ga cuma suka, tapi gue juga udah mulai jatuh cinta sama lo." jawab jennie tanpa ragu.
awalnya lisa sempat terkejut dan tentu saja tidak menyangka kalimat itu jennie jawab tepat menatap manik mata miliknya. namun, lisa tak mau langsung menanggapi dengan perasaan senang, sebab lisa yakin jennie bukanlah tipe perempuan yang mudah terbawa perasaan.
"lo yakin lo ga salah ngomong?" lisa menjauhkan tubuh dan bersandar pada
dinding agar bisa leluasa menatap jennieia nampak terdiam sejenak dan tersenyum kearah lisa. menandakan, bahwa ia tidak serius.
"gue cuma mau tau reaksi lo doang, sorry"
"gapapa, tapi kenapa?'
"jujur, ini pertama kali ada cewe yang berani confess ke gue atau mungkin cuma lo doang. dan ini adalah hal baru banget bagi gue"
"dan lo masih sama kaya lisa yang gue kenal, ga pemarah dan ga gegabah" lanjut jennie
"tau darimana?"
"sifat lo, dulu gue selalu pengen banget bikin lo teriak marah marah depan kelas atau ngebentak siapa gitu tapi selalu aja lo diem doang dan ga ngebales"
lisa hanya diam dengan senyuman tipis yang ia perlihatkan. menopangkan sebelah tangan pada atas meja dan mendengarkan kembali jennie bersuara
"kenapa lo punya sifat yang ga mungkin bisa dimilikin sama kebanyakan orang?" tanya jennie
"cuma sama lo"
"maksudnya?"
"realistis aja, setiap manusia pasti punya emosional yang beda beda. gue juga hidup sebagai manusia, pasti punya emosi itu sendiri. tapi entah kenapa setiap udah berhadapan sama lo, gue ngerasa emosi gue malah langsung lenyap. kalo lagi marah ga harus teriak kaya yang lo mau karna cukup ngeliat lo aja rasanya udah bikin gue tenang"
"lo ngegombal?"
"ngga, itu bener bener perasaan yang gue rasain tiap hari"
"denger kalimat lo barusan bikin gue baper" jennie membalas
lisa ikut tersenyum, mengusap sebentar kepala jennie yang duduk tepat disampingnya.
"nanti malem lo sibuk?" tanya jennie menatap tangan lisa yang berpindah untuk memainkan jari-jari mereka
"iya" jawaban itu membuat jennie menatap kearahnya
"ngapain?"
"kerja"
"hah? lo kerja?"
lisa mengangguk dan dengan iseng mengusap kedua alis jennie yang mengerut hingga jennie memukul lengannya sambil mendengus
"muka lo gemesin"
"gemesan mana sama nayeon?"
"gemesan lo"
"jawabnya harus pake nama" pinta jennie
"lebih gemesan jennie"
"lo juga gemes." jennie tersenyum, menangkupkan kedua telapak tangan pada wajah lisa dan menepuk-nepuk pipi itu hingga lisa ikut terkekeh geli
"eh balik ke topik deh, lo beneran kerja?" tanya jennie lagi
"iya"
"kerja apa? emang boleh anak sekolah kaya lo kerja? kan umur lo belum legal"
hidup penuh harta sejak kecil tentu saja membuat jennie merasa bingung dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut lisa. ayahnya dulu juga pernah bilang bahwa yang boleh bekerja di kantor ayahnya hanyalah orang dewasa yang berumur diatas usia dua puluh tahunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH - JENLISA ✔
Художественная проза❝ Lisa itu pasti selalu ngalah sama siapa aja. Tapi cuma buat Jennie, Lisa bakal egois. ❞