author pov
"gue suka sama lo"
perkataan barusan itu tentu saja membuat lawan bicaranya langsung menatap lisa dengan bingung serta kerutan kedua alis. benarkah apa yang dikatakan gadis disampingnya ini?
dan kemana teman-temannya? mengapa mereka begitu lama seolah sengaja membiarkan lisa duduk disampingnya.
"gue ga salah denger?"
"ngga"
"apa lo bilang barusan?"
"gue suka sama lo" jawab lisa jujur
ia benar-benar tanpa ragu mengucapkan kalimat itu, walaupun jantungnya juga berdebar tidak karuan. lisa dengan gusar melirik kearah mingyu, laki-laki itu sudah tidak ada lagi pada tempat yang tadi mereka duduki.
membuat lisa menghembuskan nafas diam-diam, menunggu respon sang pujaan hati.
"gue ga ngerti sama jalan pikir lo, kok lo bisa sesantai itu ngomong ke gue?" heran jennie lagi
"jujur gue lumayan gugup"
"lisa, astaga kepala lo abis kebentur?"
"apanya?"
jennie menghela nafas. raut wajah yang tadinya nampak heran kini berganti menjadi serius. beberapa kali ia melirik kanan dan kiri, ingin memastikan bahwa ucapannya tak akan didengar oleh orang lain
jennie lalu kembali menatap lisa, gadis yang selama ini sangat sering membuatnya geram serta benci karna kelakuannya yang suka sekali terlambat serta tidak mengisi absen.
namun juga yang pernah menolongnya beberapa hari yang lalu, dan jika jennie pikir lagi, selama ini bukan hanya kejadian waktu itu yang sering gadis jangkung ini lakukan
justru lebih, jennie baru sadar jika selama ini lisa banyak melindungi dirinya. menahan sesuatu yang ingin membahayakan tubuhnya pasti selalu ulah lisa. jennie sadar 100% dirinya selama ini begitu terlalu tertutup oleh rasa benci sehingga ketika disaat seperti sekarang barulah jennie hanya bisa menghembuskan nafas mengingat bagaimana baiknya lisa.
haruskah jennie kasihan padanya?
"lo serius sama apa yang lo omongin?" tanya jennie sekali lagi
"iya, gue serius"
"kenapa sih? kenapa lo blak-blakan banget?"
lisa lalu menatap jennie, tepat mengunci gadis itu pada tatapan mata miliknya. tak ingin jennie mengalihkan pandangan barang hanya sekilas saja, perlahan lisa merubah raut wajah menjadi tersenyum simpul
"gue cuma mau ngeluarin apa yang selama ini gue pendem, ga minta lo bales kok. jadi lo ga usah bingung mau bersikap kaya gimana, walaupun mungkin nanti keadaannya udah beda dengan gue confess gini, lo masih boleh marahin gue atau mau caci maki gue"
"dan seperti biasa yang gue lakuin, biarpun lo ga suka gue, tapi gue akan selalu tulus sayang sama lo." lanjut lisa
jennie mengedipkan kedua matanya beberapa kali sebab ini adalah pertama kali dalam dirinya menemui lisa berbicara panjang dan serius. tatapan yang lisa berikan barusan bahkan membuat jennie sedikit takut.
tak ada percakapan lebih yang keluar, sama sama terlarut dalam pikiran masing-masing hingga bel masuk kelas berbunyi.
lisa sengaja menahan tangan jennie lebih dulu yang ingin berdiri, ia buka telapak tangan itu dan ia taruh dua butir permen buah dengan senyuman manis yang ia tampilkan
"jangan dijadiin beban pikiran ya"
pada akhirnya, lisa tetap berharap gadis itu tak menjauhinya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH - JENLISA ✔
Ficción General❝ Lisa itu pasti selalu ngalah sama siapa aja. Tapi cuma buat Jennie, Lisa bakal egois. ❞